Laduni.ID, Jakarta – Hari ini Rabu, 24 April 2024 bertepatan hari lahir KH. Muslim Rifai Imampuro (Mbah Liem), KH. Nur Hasyim, KH. Muhammad Anwar Iskandar, KH. Abdul Mannan Syukur.
KH. Muslim Rifai Imampuro
KH. Muslim Rifai Imampuro atau yang akrab dengan panggilan Mbah Liem lahir pada 24 April 1924, di Desa Pengging, Kelurahan Bendan, Kecamatan Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah. Mbah Liem adalah tokoh NU dan Pendiri Pesantren Al-Muttaqien Pancasila Sakti (Alpansa) Desa Troso, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten.
Mbah Liem wafat pada Kamis, 24 Mei 2012. Jenazah beliau dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Al-Muttaqien Pancasila Sakti, Klaten.
Mbah Liem dikenal sangat dekat dengan Gus Dur, bahkan jauh sebelum Gus Dur menjadi presiden, kedua kyai ini sudah saling akrab. Banyak orang mengatakan bahwa Mbah Liem adalah Guru spiritualnya Gus Dur.
Setelah berkelana nyantri ke berbagai pondok pesantren terutama nyantri pada KH. Ahmad Siroj, Solo, Mbah Liem akhirnya hijrah ke Klaten, kemudian memutuskan untuk menetap di Dusun Sumberejo, Desa Troso, Kecamatan Karanganom dan mendirikan Pondok Pesantren Al-Muttaqien Pancasila Sakti.
Nama pesantren KH. Muslim Rifa’i Imampuro tergolong unik dan memastikan secara tegas bukti konsistensi Mbah Liem dalam mencintai dan menjaga NKRI dan Pancasila.
Simak biografi lengkapnya di: KH. Muslim Rifai Imampuro
Simak chart silsilah sanad ilmu KH. Muslim Rifai Imampuro
KH. Nur Hasyim
KH. Nur Hasyim, menurut catatan silsilah yang dibuat di Soko pada September 1990, beliau merupakan anak bungsu dari sepuluh bersaudara, lahir di Desa Mojoagung, Kecamatan Soko, tanggal 24 April 1924 Masehi atau 20 Ramadan 1342 Hijriyah dari pasangan Bapak Mohammad Rowi Mojoagung, Soko dengan ibu Siti Habibah asal Lamongan.
KH. Nur Hasyim wafat pada hari Senin, 15 Juni 1994, Jenazah beliau dimakamkam di makam umum Desa Sokosari. Setiap Muharam diadakan haul untuk memperingati jasa perjuangnnya.
KH. Nur Hasyim mengenyam pendidikan formalnya di Sekolah Dasar (SD) Tanggungan, Desa Pandanwangi Soko, karena waktu itu pendidikan agama masih dibatasi. Apalagi berbasis NU masih dilarang. Tapi, hal itu tidak menyurutkan niat untuk belajar. Selain itu, beliau juga tekun mengaji kepada abahnya.
KH. Nur Hasyim merupakan pendiri Pesantren Nurul Huda Soko, Tuban, Madrasah Aliyah (MA), Tarbiyatul Islam pada 1979 dan satu Yayasan Pendidikan Islam Nurul Huda (YAPISNU).
Sikap yang santun, sederhana dan penuh wibawa tetap menjadi adalah ciri khas KH. Nur Hasyim. KH Fauzan Umar Menilo mengatakan, bahwa KH. Nur Hasyim selalu mengajarkan sifat yang tawaduk pada rakyat. “Beliau sejak dulu selalu keliling kampung mengunjungi umat sehingga kedekatan beliau tak diragukan lagi, siapa yang tidak kenal beliau dalam keliling yang kala itu harus beliau tempuh dengan jalan kaki atau pakai sepeda onthel,’’ ujarnya.
Simak biografi lengkapnya di: KH. Nur Hasyim
Simak chart silsilah sanad ilmu KH. Nur Hasyim
KH. Muhammad Anwar Iskandar
KH. Muhammad Anwar Iskandar dilahirkan di Desa Berasan, Kecamatan Muncar, Banyuwangi pada tanggal 24 April 1950 M.
KH. Muh. Anwar Iskandar menikah pertama pada tahun 1975. Pada saat itu beliau dinikahkan oleh KH. Mahrus Ali dengan seorang wanita asal Jamsaren Kediri bernama Nyai Qoni’atus Zahro, putri dari pengasuh Pondok Pesantren Assa’idiyah Jamsaren, yaitu Kyai Sa’id. Dari pernikahan pertama ini KH. Muh. Anwar Iskandar dikaruniai satu putra dan lima putri.
KH. Muhammad Anwar Iskandar dimulai sejak KH. Muh. Anwar Iskandar masih dalam asuhan keluarganya. Melalui keluarganya, beliau dididik agar suatu saat bisa menjadi penerus ayahnya. Sebagaimana yang dilakoni kyai-kyai salaf, KH. Muh. Anwar Iskandar menimba ilmu dari pesantren satu ke pesantren yang lain, sebagai santri “kelana” yang menjelajah pesantren-pesantren untuk memuaskan keinginanannya mempelajari agama Islam.
Setelah pernikahan pertamanya, KH. Muh. Anwar Iskandar berusaha untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatnya dari melalang buana melalui dakwah kepada masyarakat. Untuk mewujudkan keinginan tersebut KH. Muh. Anwar Iskandar untuk berjuang agar berguna bagi agama, masyarakat, bangsa dan membekali generasi muda agar tidak kosong nilai (memiliki ilmu dan akhlak), fondasi agama dan bertaqwa kepada Allah.
Sebagai langkah awal dari perjuangan KH. Muh. Anwar Iskandar dalam mengembangkan pendidikan adalah dengan melakukan serangkaian dakwah kepada masyarakat di wilayah Kediri. Sampai sekarang KH. Muh. Anwar Iskandar sudah dikenal masyarakat luas sampai diluar daerah Kediri sebagai seorang da’i atau kyai. Keberhasilan KH. Muh. Anwar Iskandar dalam melaksanakan dakwah tidak lepas dari beberapa pengalaman KH. Muh. Anwar Iskandar selama menjadi santri, siswa dan mahasiswa.
Simak biografi lengkapnya di: KH. Muhammad Anwar Iskandar
Simak chart silsilah sanad ilmu KH. Muhammad Anwar Iskandar
KH. Abdul Mannan Syukur
KH. Abdul Mannan Syukur atau yang akrab dengan sapaan Romo Kyai Mannan adalah seorang ulama kharismatik yang lahir tanggal 24 April 1925 di Desa Kraden, Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo. Beliau merupakan putra enam dari tujuh bersaudara dari pasangan KH. Abdul Syukur dan Nyai Hj. Mas’adah.
Beliau wafat pada malam Sabtu Legi, 20 Shafar 1428 H atau 9 Maret 2007 sekitar pukul 22.10 WIB dalam usia 82 tahun. Jenazah beliau dimakamkan di sebelah makam istrinya di samping mushala putra kompleks Pondok Pesantren Al-Qur’an Nurul Huda Singosari Malang.
Kyai Abdul Mannan Syukur mulai belajar membaca ilmu agama di bawah asuhan sang Ibu. Institusi keluargalah yang mengajari Kyai Mannan mulai dari baca Al-Qur’an, akidah dan muamalah. Mengikuti arahan dari orang tuanya, Kyai Mannan berangkat menuntut ilmu pada umur 11 tahun. Tempat pertama yang Kyai Mannan datangi untuk menuntut ilmu adalah di Beran Ngawi.
Setelah selesai belajar ke beberapa pesantren, akhirnya Kyai Mannan pulang ke kampung halamannya. Ketika di rumah Kyai Mannan merintis dakwahnya di Malang mulai dari bawah dan benar-benar merasakan pahit manisnya berjuang menumbuhkan jiwa dan karakter Islami di lingkungannya.
Dalam kehidupan berorganisasi, KH. Mannan aktif dalam Ra’is Syuriah NU MWC NU Singosari dan Ra’is Syuriah NU cabang Kabupaten Malang.
Simak biografi lengkapnya di: KH. Abdul Mannan Syukur
Simak chart silsilah sanad ilmu KH. Abdul Mannan Syukur
Mari kita sejenak mendoakan beliau, semoga apa yang beliau kerjakan menjadi amal baik yang tak akan pernah terputus dan Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau.
Semoga kita sebagai murid, santri, dan muhibbin beliau mendapat keberkahan dari semua yang beliau tinggalkan.
https://www.laduni.id/post/read/525781/info-harian-laduniid-24-april-2024.html