Mendalami Keindahan Kalam Tuhan dalam Buku Membumikan Ulumul Qur’an

Al-Qur’an itu ibarat berlian yang mempunyai banyak sisi. Jika dipandang dari satu sisi, ia akan menampakkan keindahan tersendiri. Dilihat dari sisi yang lain, akan tampak keindahan yang lain. Berlian itu sendiri selalu bekerlipan sepanjang zaman. Untuk bisa menangkap keindahan nilai-nilai kalam Tuhan itu, para ulama menawarkan lensa Ulumul Qur’an.

Al-Qur’an dapat dilihat dalam tiga dimensi: pertama, pembacaan teks; kedua, penulisan teks, ketiga, pemahaman teks. Dimensi pertama, yaitu dimensi pembacaan teks-teks Al-Qur’an, dipelopori oleh para ulama qira’at. Merekalah yang paling berjasa dalam menjaga keutuhan teks dari segi cara membacanya. Semua cara membaca teks-teks Al-Qur’an telah mereka tulis dengan detail disertai dengan para perawinya.

Pada saat ini, qira’at (cara membaca Al-Qur’an) yang disepakati para ulama adalah bacaan sepuluh imam. Mereka adalah Nafi, Ibn Katsir. Abu Amr, Ibn Amir, ‘Ashim, Hamzah, al-Kisai, Abu Ja’far, Yaqub, dan Khalaf. Bacaan mereka telah terangkum dengan baik dalam kitab an-Nasyr karya Imam Ibnu al-Jazari. Kemudian dinazham-kan dalam kitab Thayyibatun Nasyr.

Dari dimensi kedua, diketahui bahwa ulama rasm dan qira’at-lah yang sangat berjasa dalam meneliti ciri-ciri khas rasm yang telah dibubuhkan oleh para penulis mushaf pada masa Utsman bin Affan ra. Hasil penelitian mereka terhadap mushaf-mushaf yang dikirimkan ke seantero negeri Islam yaitu Kufah, Basrah, Syam, Makkah, dan Madinah telah dibakukan dan dibukukan dalam disiplin Ilmu Rasm Usmani. Telah banyak kitab yang ditulis tentang ilmu Rasm Usmani semenjak abad pertama sampai sekarang. 

Dari dimensi ketiga (pemahaman terhadap teks-teks Al Qur’an), kita ketahui bahwa ulama ahli tafsir (mufassir) telah melakukan segala upaya untuk memahami teks-teks Al-Qur’an. Kitab-kitab karya mereka telah bertebaran dalam berbagai alirannya.

Sekilas tentang Buku Membumikan Ulumul Quran 

Menurut pengakuan KH Ahsin Sakho Muhammad dalam kata pengantarnya, buku ini kebanyakan bersumber dari makalah yang beliau sampaikan di forum-forum ilmiah di berbagai kampus dan lembaga yang konsen untuk mengkaji Al-Qur’an, baik di dalam maupun di luar negeri. 

Oleh karena bermula dari rampai tulisan yang terserak, pada satu sisi, adanya pengulangan ide di beberapa bagian tak terhindarkan karena ada beberapa topik bahasan yang beririsan. Namun di sisi yang lain, sebagian gagasan dalam buku ini terasa bersentuhan dengan kebutuhan para peminat studi Al-Qur’an di Tanah Air karena topik-topik yang diungkap bukan lahir dari ruang perpustakaan semata, melainkan dari forum seminar, FGD, halaqah ilmiah, workshop, serta majelis taklim yang penuh dialektika. 

Isi Buku Membumikan Ulumul Quran

Buku Membumikan Ulumul Quran karya Kiai Ahsin Sakho secara garis besar hadir untuk merekam jejak-jejak para ulama yang berinteraksi dengan Al-Qur’an dalam trilogi dimensi yang telah disebutkan di atas, yakni dimensi pembacaan teks, penulisan teks, dan pemahaman teks.

Menurut Kiai Ahsin, pembelajaran Al-Qur’an dan Ulumul Qur’an sangatlah penting bagi siapa saja yang ingin mengkaji Al-Qur’an, terutama bagi yang ingin mendalami tafsir Al-Qur’an. Dengan mempelajari Ulumul Qur’an, seseorang akan mempunyai wawasan yang lebih luas lagi. Ketika menafsirkan Al-Qur’an, dia tidak lagi terjebak pada pemahaman secara literal, tidak kaku, dan terbuka pada gagasan baru dalam memahami teks. (hal. 15)

Lebih jauh, menurut beliau, ada beberapa mata kuliah Ulumul Qur’an yang secara garis besar penting diajarkan. (hal. 18). Berikut adalah beberapa diantaranya:

 

  1. Sejarah Ulumul Quran semenjak masa Nabi sampai sekarang
  2. Tarikh Mushaf, sejarah turunnya Al-Qur’an sampai permushafan pada masa kini
  3. Wahyu, dari pengertian, signifikansı, orisinalitas, legalitas hingga macam-macamnya
  4. I’jazul Qur’an, dari pengertian, urgensi, dan macam-macamnya
  5. Al-Qiraat al-Qur’aniyyah, mulai dari pengertian, sejarah, dan referensinya.
  6. Makkiyyah dan Madaniyyah.
  7. Ayat Muhkam dan Ayat Mutasyabih.
  8. Asbabun Nuzul
  9. Balaghah Qur’aniyyah
  10. Al-Amtsal fil Qur’an.
  11. Al-Jidal fil Qur’an
  12. Al-Qashash fil Qur’an
  13. Al-Aqsam fil Qur’an
  14. Al-Fashilah fil Qur’an
  15. Nasikh-Mansukh

Kelebihan Buku Membumikan Ulumul Quran

Salah satu kelebihan buku ini terletak pada kepiawaian penulisnya dalam mendedah sejarah, memetakan tema-tema utama, mengurai yang pelik, mengungkap hal yang jarang terungkap, dan juga mengulik titik-titik relevansi ilmu-ilmu Al-Qur’an dengan perkembangan zaman dan konteks keindonesiaan.

Selain itu, pola tanya jawab pada setiap bab tidak hanya memantik rasa ingin tahu pembaca saja, namun juga mendorong pembaca untuk menjelajah ke cakrawala kequr’anan yang lebih luas dari apa yang sempat diulas sekilas.

Kekurangan Buku Membumikan Ulumul Quran

Meski banyak kelebihannya, namun namanya juga karya manusia, pasti tak luput dari kata kekurangan. Di antaranya adalah kurang sentuhan ilustrasi yang bisa menambah semangat para pembaca dalam mengarungi samudra ilmu yang berada di dalamnya. 

Identitas Buku  

Judul Buku: Membumikan Ulumul Qur’an: Tanya Jawab Memudahkan tentang Ilmu Qiraat, Ilmu Rasm Usmani, Ilmu Tafsir, dan Relevansinya dengan Muslim Indonesia 
Penulis: Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, M.A 
Penerbit: Qaf Media Kreativa 
Tahun Terbit: 2019 
Tebal: 330 hlm 
ISBN: 978-602-5547-40-9
M. Ryan Romadhon, Alumnus Ma’had Aly Al-Iman Bulus Purworejo

https://www.nu.or.id/pustaka/mendalami-keindahan-kalam-tuhan-dalam-buku-membumikan-ulumul-qur-an-ZPPIF