Sidoarjo, NU Online Jatim
Tiga siswa MI Muslimat NU Pucang, Sidoarjo berhasil menyebet medali perak bidang Matematika di ajang China Hongkong Mathematics Competition 2024. Ketiga siswa tersebut adalah Muhammad Diar Azzam, Elsawa Kireina Azzahra, dan Iqbal Abqary Al Qarny.
Kepala MI Muslimat NU Pucang, H Hamim Thohari mengatakan, dalam olimpiade itu MI Muslimat NU Pucang mendelegasikan empat orang siswa. Tiga orang dari delegasi mendapat medali perak di ajang yang dilaksanakan secara online itu.
“MI Muslimat NU Pucang memberikan bimbingan kepada siswa untuk mengikuti olimpiade, baik tingkat nasional maupun internasional,” katanya kepada NU Online Jatim, Kamis (13/06/2024) malam.
Ia menyebutkan, bimbingan olimpiade di MI Muslimat NU Pucang dilaksanakan empat jam setiap pekan sewaktu pulang sekolah. Sementara tutornya adalah dari internal madrasah yang sudah berkompeten di bidang olimpiade.
“Wali murid sangat mendukung sekali dengan olimpiade ini karena dapat dijadikan parameter MI Muslimat NU Pucang. Ternyata levelnya sudah internasional,” ujarnya.
Pria yang juga Sekretaris Pengurus Cabang (PC) Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU Sidoarjo itu menyampaikan, siswa MI Muslimat NU Pucang sangat senang telah mendapat medali perak, terlebih pesertanya dari berbagai negara baik secara offline atau online.
“Kami memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi dari tingkat kabupaten, provinsi, nasional dan internasinal berupa tabungan. Agar peserta didik yang lain bisa meniru temannya,” ucapnya.
Dijelaskan, siswa MI Muslimat NU Pucang tahun ini juga mendapat medali perunggu di olimpiade Vietnam. Tiga bulan yang lalu saat olimpiade internasional di Filipina juga mendapat medali emas.
“Mohon doanya siswa MI Muslimat NU Pucang pada awal tahun ajaran buru akan mengikuti olimpiade di Malaysia secara offline. Semoga mendapat medali emas,” harapnya.
Di samping itu, ia menambahkan bahwa MI Muslimat NU Pucang tahun ini mempunyai inovasi dalam bidang olahraga dan seni budaya, dengan pembelajaran sesuai skill masing-masing. Olahraga tidak hanya diajar satu guru, tapi beberapa guru, demikian juga seni budaya.
“(Siswa) seni tari, ya belajar tari. Yang melukis, ya melukis. Yang vokal, ya belajar vokal,” tandasnya.