Khutbah Jumat: Judi Online, Angan-angan Pembawa Kehancuran

Khutbah Jumat ini mengingatkan jamaah untuk menghindari aktivitas judi. Terlebih di era modern saat ini, marak judi online yang menjadikan orang sengsara dan berakhir dengan kehancuran. Judi terdiri dari empat huruf yakni J, U, D, dan I yang memiliki arti dan memberi dampak negatif bagi diri dan orang lain. Makna dari huruf itu diangkat dalam khutbah Jumat kali ini.

 

Khutbah Jumat ini berjudul: “Khutbah Jumat: Judi Online, Angan-angan Pembawa Kehancuran“. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)

 

Khutbah I

 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِۗ قُلْ فِيْهِمَآ اِثْمٌ كَبِيْرٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاسِۖ وَاِثْمُهُمَآ اَكْبَرُ مِنْ نَّفْعِهِمَاۗ وَيَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَ ەۗ قُلِ الْعَفْوَۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَۙ 

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Menjadi keharusan bagi khatib untuk berwasiat kepada para jamaah wabil khusus kepada diri khatib pribadi untuk menguatkan ketakwaan kepada Allah swt. Mari introspeksi diri, apakah kita sudah berupaya menjadi orang bertakwa? Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan merenungi perjalanan hidup selama ini, apakah kita sudah menjalankan perintah-perintah Allah apa malah sebaliknya, kita cenderung meninggalkannya?

 

Kita juga bisa introspeksi diri, apakah larangan Allah senantiasa kita jauhi atau malah cenderung kita dekati dan lakukan? Jika selama ini kita meninggalkan perintah dan melakukan larangan-Nya, maka kita sudah berada di luar jalan menuju ketakwaan. Oleh karena itu, saatnya kita kembali ke jalan ketakwaan yang benar yakni menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Komitmen ini harus kita perkuat kapan pun dan di manapun kita berada. Rasulullah bersabda dalam hadits riwayat Imam Tirmidzi:

 

اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

 

Artinya: ”Bertakwalah kepada Allah swt di manapun engkau berada. Iringilah kejelekan itu dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapusnya (kejelekan). Dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik.”

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Di antara perintah dari Allah dalam kehidupan di dunia ini adalah senantiasa mencari rezeki yang halal bagi diri kita dan keluarga kita. Dan hal yang menjadi larangan Allah adalah mencari rezeki dengan cara yang haram seperti dengan aktivitas berjudi atau mengundi nasib dan keberuntungan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-maidah ayat 90:

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ  

 

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.” 

 

Dalam ayat ini, Allah dengan tegas mengingatkan umat Islam untuk menjauhi judi karena merupakan perbuatan setan yang diciptakan memang untuk menggoda manusia agar mengikuti langkah-langkahnya menuju neraka. Modus setan ini diterangkan lebih lanjut dalam ayat selanjutnya yakni di ayat 91:

 

اِنَّمَا يُرِيْدُ الشَّيْطٰنُ اَنْ يُّوْقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاۤءَ فِى الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ وَعَنِ الصَّلٰوةِ فَهَلْ اَنْتُمْ مُّنْتَهُوْنَ

Artinya: “Sesungguhnya setan hanya bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu melalui minuman keras dan judi serta (bermaksud) menghalangi kamu dari mengingat Allah dan (melaksanakan) shalat, maka tidakkah kamu mau berhenti?”

 

Dari dua ayat ini kita harus menyadari bahwa ada konspirasi jahat yang dilakukan setan untuk menjerumuskan siapapun yang melakukan aktivitas judi. Terlebih di era modern saat ini, aktivitas judi bisa dengan mudah dijumpai dengan berbagai model dan jenisnya seperti yang marak saat ini melalui sistem judi online. Bagi yang sudah kecanduan, maka judi online bisa memunculkan hal-hal jahat yang menghancurkan kehidupannya.

 

Jika kita renungi, kata ‘Judi’ di awali dengan huruf J yang bisa kita maknai dengan kata ‘Jahat’. Judi memang aktivitas yang jahat karena selain merupakan ajakan setan, judi online juga akan menghancurkan kehidupan seseorang. Judi memunculkan angan-angan panjang (thûlul amâl) yang mendatangkan kehancuran. Kejahatan lain dari judi adalah bisa memunculkan kejahatan-kejahatan lainnya. Banyak contoh kasus dan kejadian kejahatan yang timbul akibat berjudi seperti pencurian, perampokan, permusuhan, bahkan pembunuhan. Naudzubillah min dzalik.

 

Ali bin Abi Thalib pernah berkata yang diriwayatkan Abu Nu’aim: “Perkara yang paling aku takutkan adalah mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Adapun mengikuti hawa nafsu, ia akan memalingkan dari kebenaran. Adapun panjang angan-angan, ia akan membuat lupa akan akhirat

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Selanjutnya huruf kedua dari kata judi adalah U yang bisa kita artikan Utang. Utang di sini dalam artian utang yang melilit dan menyulitkan kehidupan seseorang. Hal ini sering dianalogikan dengan istilah gali lubang tutup lubang. Bagi yang sudah kecanduan judi, maka ia tidak lagi menginvestasikan uang yang dimiliki untuk hal-hal yang baik. Karena terbayang keuntungan yang banyak dan instan, mereka rela menumpuk utang untuk berjudi yang pada akhirnya semua hartanya bisa ludes. Akibat tidak bisa menutup lubang utang yang digalinya akhirnya lubang menjadi semakin besar dan menjerumuskannya ke dasar jurang.

 

Huruf ketiga dari judi adalah D yang bisa kita artikan Depresi. Memang, dampak yang diakibatkan aktivitas judi bukan hanya bersifat materi saja. Dampak moral dan mental juga bisa muncul seperti depresi akibat kecanduan dan banyaknya utang yang harus ia tanggung. Depresi bukan hanya ditanggung oleh pelaku, namun keluarga dan orang terdekatnya pun juga bisa terdampak depresi. Akibat depresi, orang pun tidak bisa berfikir dengan jernih dan melakukan tindakan yang di luar akal.

 

Di antara dampak moral lainnya tergambar dari huruf keempat yakni I yang bisa kita artikan sebagai isolasi. Orang yang kencanduan judi sebenarnya sedang membangun tembok pembatas yang membuatnya terkungkung dan tidak bebas. Bagaimana tidak? Dari ayat 91 surat Al-Maidah yang sudah dibacakan dan dijelaskan tadi jelas disebutkan bahwa judi bisa menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara manusia. Orang yang banyak musuh tentu akan banyak pihak yang membencinya. Sehingga kondisi ini akan membuatnya terisolasi dan tidak memiliki banyak teman dalam kehidupan sehari-hari.

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Itulah dampak dari judi yang akan merugikan pelakunya sendiri baik moril maupun materiil. Bukan hanya kepada dirinya sendiri, namun juga berdampak negatif pada orang lain khususnya keluarga dan orang-orang dekat yang seharusnya disayang dan dicintai. Akibat judi semuanya jadi berantakan dan benar adanya: Judi adalah angan-angan pembawa kehancuran.

 

Semoga kita diberikan perlindungan dari Allah dari segala hal buruk yang bisa menghancurkan kehidupan kita. Amin.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ

 

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

 

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

 

عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

H. Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung.

https://islam.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-judi-online-angan-angan-pembawa-kehancuran-EraYu