Laduni.ID, Jakarta – Baru saja Nabi Adam AS bersenang-senang makan buah, berjatuhanlah seluruh perhiasan Surga. Tidak ada yang menempel di tubuhnya selain mahkota yang ada di kepala. Tidak ada yang bisa dipakai untuk menutup auratnya kecuali daun-daun yang berguguran di Surga.
Nabi Adam AS menangis. Dipandanginya Siti Hawa sambil berkata
“Bersiap-siaplah istriku untuk keluar dari sisi Tuhan. Inilah awal keburukan hasil sebuah kemaksiatan.”
Hawa berkata,
“Oh ya Adam, suamiku. Aku tidak menyangka jika ada seorang bersumpah demi Allah ternyata pembohong. Dan itulah si Iblis,” jawab Hawa menangis.
Memang kepada mereka berdua, Iblis bersumpah dengan janji-janjinya yang manis. Dirangsangnya Hawa seperti orang yang benar-benar sangat menginginkan memakan buah dari pohon di Surga.
Maka Allah SWT memerintahkan kepada dua Malaikat: “Keluarkan Adam dan Hawa dari sisi-Ku…!!!
Nabi Adam AS berlari meninggalkan Allah SWT dengan rasa malu. Dia terjepit dan terlilit oleh ranting-ranting pohon. Disangkanya itu sebagai siksa yang disegerakan. Dikiranya Allah menjatuhkan azab kepadanya. Kepalanya menyembul, dan mulutnya mendesis, sambil berkata: “Ampun…. Ampun… Ampun… Ya Allah.”
Allah bertanya kepada Nabi Adam AS: “Hai Adam, apakah kamu lari dari-ku..?.”