Rektor UIN KHAS Jember Sebut Moderasi Beragama Sebagai Penyeimbang Kehidupan

Jember, NU Online Jatim

Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember Prof Hepni Zain menegaskan bahwa moderasi beragama sebagai penyeimbang dalam kehidupan. Oleh karena itu, lawan kata dari moderat bukan fundamentalis atau liberalis. Namun  yang benar adalah ekstrem, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri.

 

“Sebetulnya moderasi beragama adalah ajaran kesedangan, bagaimana kita berpikir dan berkata serta bagaimana kita bertindak berkeseimbangan, bagaimana kita bersikap sedang dan sebagainya,” ucap Prof Hepni saat memberikan sambutan dalam  Opening Training of Trainers, Penguatan Moderasi Beragama di Hotel Kokoon, Banyuwangi, Ahad (08/07/2024).

 

Menurut Prof Hepni, moderasi beragama bukan agamanya yang perlu dimoderasi karena agama Islam sudah moderat, tapi cara beragama, paradigma beragama, dan pikiran tentang agama, harus moderat. Katanya, moderasi beragama itu penting di tengah tren tergerusnya sikap kegotongroyongan dan kebersamaan. 

 

Sementara di sisi lain,  kelompok-kelompok tertentu tak henti-hentinya berulah, meneriakkan pemikiran berbau SARA menarget Indonesia hancur berkeping-keping.

 

“Maka sikap kebersamaan dan lain sebagainya menjadi mendesak dalam rangka sebagai penyeimbang kehidupan ini,” jelasnya.
 

Ia menambahkan, kedamaian merupakan watak peradaban seluruh umat manusia. Tidak ada manusia yang bertahan hidup dalam situasi konflik.  Semua manusia mulai dari yang paling kecil hingga yang paling besar, niscaya mencita-citakan hidup yang damai, rukun dan lain sebagainya. 

 

“Karena itu sikap akseptasi, sikap apresiasi dan koeksistensi yang tahun 70-an sudah digelorakan itu sesungguhnya perlu kembali untuk direaktualisasi,” terangnya.
 

Moderasi beragama menjadi sebuah keniscayaan untuk diprioritaskan dalam jagat kehidupan Nusantara. Nyatanya, sejauh ini Indonesia masih aman-aman saja meskipun rongrongan pencabikan NKRI tak jarang muncul dari waktu ke waktu. Namun Indonesia tetap damai.

 

Namun yang perlu dipahami, damai bukan berarti nihil konflik. Konflik tetaplah ada apalagi di negara sebesar Indonesia dengan ratusan suku dan beberapa agama. Tapi jika konflik itu dikelola dengan baik akan menjadi sebuah kekuatan untuk menciptakan perdamaian.

 

“Negara-negara lain mulai melirik Indonesia untuk belajar cara damai dan aman,” pungkasnya.

Kegiatan tersebut digelar hasil kerja sama UIN KHAS Jember dengan Pusdiklat Tenaga Adminsitrtasi Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, dan akan berlangsung hingga 6 hari ke depan.


https://jatim.nu.or.id/pendidikan/rektor-uin-khas-jember-sebut-moderasi-beragama-sebagai-penyeimbang-kehidupan-uAxVN