Laduni.ID, Jakarta – Sebelum wafat Khalifah Al-Mahdi dengan penuh pertimbangan mewasiatkan agar kedua putranya, Musa Al-Hadi dan Harun Ar-Rasyid, diangkat sebagai penerus takhta Dinasti Abbasiyah.
Musa Al-Hadi diamanatkan menjadi khalifah pertama, sementara Harun Ar-Rasyid dipersiapkan untuk menggantikannya jika kelak diperlukan. Kebijakan ini mencerminkan keinginan khalifah Al-Mahdi untuk menjaga stabilitas politik di tengah masa-masa yang menantang.
Namun, sejarah telah mencatat bahwa pembagian kekuasaan seperti ini kerap memicu konflik. Khususnya di era Dinasti Umayyah, dualism dalam penunjukan putra mahkota sering kali berujung pada peperangan saudara yang menghancurkan stabilitas pemerintahan. Muncul pertanyaan, apakah nasib yang sama akan menimpa Dinasti Abbasiyah.
Masa Pemerintahan Al-Mahdi
Abu Muhammad Musa Al-Hadi adalah nama lengkap dari khalifah ke-4 Bani Abbasiyah itu. Ia memiliki sifat yang sangat keras, tegas, dan sedikit kejam. Politik kasih sayang yang telah ditempuh ayahandanya dengan orang-orang Syi’ah tidak berlangsung lama.
Ketika akhirnya ia naik tahta, Al-Hadi dengan tegas memutus hubungan kepada orang-orang Syi’ah, menggantinya dengan orang-orang yang pantas, pokoknya jangan orang Syi’ah.