Laduni.ID, Jakarta – Satu ketika Rasulullah SAW bertemu dengan orang yang dikenal sebagai pelaku maksiat. Rasulullah SAW kemudian menangis sambil mendoakan orang tersebut agar dapat berhenti dari kegemaran berbuat maksiat.
Para sahabat lantas bertanya, “Mengapa engkau menangis untuknya, wahai Rasul? Bukankah dia itu orang yang jauh dari Allah. Tak pantas engkau menangis untuknya.”
Rasulullah SAW lalu menjawab, “Sungguh aku diutus untuk menyelamatkan manusia, bukan untuk mencelakakannya.”
Lain hari, Rasulullah SAW melihat seorang sahabat yang marah dan mencaci-maki penggemar maksiat. Rasulullah SAW lantas mengingatkan sahabat tersebut, “Jangan kau jadi penolong setan untuk menjerumuskan saudaramu ke kubang maksiat yang lebih dalam.”
Sikap kasar terhadap orang lain yang berbuat dosa, pada hakikatnya justru menjadi amunisi setan dalam menjerumuskan orang tersebut dalam dosa yang lebih besar.
Ketahuilah, bahwa pintu husnul khatimah tidak pernah terkunci untuk para pelaku maksiat, selama tidak ada kesombongan dan kemunafikan di dalam jiwanya. Sembari berikhtiar untuk selalu mempunyai prasangka yang baik, kita juga dianjurkan untuk senantiasa berdoa memohon akhir hidup yang baik, husnul khatimah dengan doa berikut:
يَا اللهُ بِهَا يَا اَللهُ بِهَا يَا اَللهُ بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ
https://www.laduni.id/post/read/70041/meneladani-akhlak-rasulullah-saw-kepada-pelaku-maksiat.html