Laduni.ID, Jakarta – Pada masa pemerintahan khalifah Harun Ar-Rasyid, Baghdad terkenal akan kemegahan arsitektur dan kehidupan intelektual yang berkembang pesat. Pada masa itu, terdapat seorang budak perempuan beranama Tawaddud yang memiliki kecerdasan yang luar biasa. Ia dimiliki oleh seorang tuan, namun sayangnya, sang majikan suatu ketika jatuh miskin dan memutuskan untuk menjual Tawaddud agar bisa memperpanjang hidupnya.
Ketika sang majikan hendak menjualnya, Tawaddud dengan penuh percaya diri menawarkan sebuah usul yang menarik. Ia meminta agar majikannya membawanya ke hadapan khalifah Harun Ar-Rasyid, dan memohon agar khalifah mengujinya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Dengan sangat pede Tawaddud meyakinkan majikannya bahwa kecerdasannya akan membuat ia jauh lebih berharga daripada budak biasanya. Tawaddud meyakini bahwa bukan hanya kecantikan fisik saja yang penting, tetapi juga kecemerlangan akal dan kemampuan intelektualnya tidak kalah penting.
Sang majikan yang mempercayai kata-kata Tawaddud, membawa budak itu ke istana khalfah. Ketika berhadapan dengan Harun Ar-Rasyid, Tawaddud ditantang untuk membuktikan kebolehannya. Khalifah yang sangat mencintai ilmu pengetahuan dan ilmuan tersebut memutuskan untuk menguji omongan dar budak perempuan tersebut.
Khalifah Harun mengumpulkan para sarjana terbaik dari berbagai bidang di istananya, mulai dari ahli teologi, tata bahasa, kedokteran, matematika, hingga penyair dan musisi. Setiap sarjana diberi kesempatan mengajukan pertanyaan kepada Tawaddud dan khalifah sebagai pengamat.