Laduni.ID, Jakarta – KHR. As’ad Syamsul Arifin bukan merupakan sosok kyai yang biasa-biasa saja, beliau memiliki karomah yang sangat luar biasa. Tak jarang karomah beliau dilihat langsung oleh santri atau orang yang sedang berada di dekat beliau.terdapat kisah menarik yang menceritakan tentang hebatnya karomah KHR. As’ad Syamsul Arifin.
Saat itu agresi militer sekutu kembali datang ke Indonesia, kali ini mereka sudah menyiapkan titik-titik strategis untuk diserang. Mengingat bahwa Indonesia memiliki kyai-kyai sakti yang menjadi penghalang lajunya kolonialisasi, sehingga para penjajah mengincar titik-titik sentral pondok pesantren. Ssalah satu titiknya adalah daerah Tapal Kuda Situbondo dan targetnya yakni pesantren asuhan KHR. As’ad Syamsul Arifin.
Kala itu banyak pesawat Belanda mondar-mandir di udara mencari letak pesantren asuhan kyai As’ad. Namun, kyai As’ad menyembunyikan keberadaan pesantren dengan wasilah menaruh kopyah beliau di pelataran halaman pesantren, serta menyuruh santrinya untuk memagari pesantren dengan benang. Kopyah dan benang tersebut sebelumnya telah dibacakan hizib oleh Kyai As’ad yang mendengar kabar kembalinya sekutu ke Indonesia. Walhasil pesawat Belanda tidak dapat menemukan keberadaan pesantren kyai As’ad dan tank-tank Belanda tidak bisa mendeteksi keberadaan dimana pesantren tersebut berada.
Di hari selanjutnya, kyai As’ad menyuruh seorang santri untuk meletakkan kopyah beliau di tengah hutan. Karena ini perintah kyai, santri tersebut membawa kopyah dan meletakannya di tengah hutan sesuai perintah kyai As’ad. Saat pesawat tempur Belanda kembali melacak keberadaan pesantren kyai As’ad, akhirnya mereka menemukan bangunan yang mirip dengan pesantren besar di tengah-tengah hutan yang dilalui pesawat Belanda. Akhirnya, mereka membombardir pesantren tersebut sampai rata dengan tanah.
Keesokan harinya, kyai As’ad memerintah santri yang sama untuk mengambil kopyah yang ia letakkan kemarin. Sesampainya ia di tengah hutan, santri tersebut kaget bukan kepalang menemukan tengah-tengah hutan yang hancur lebur akibat bom bardir pesawat belanda. Kagetnya bertambah saat menemukan kopyah kyai As’ad masih utuh tanpa penyok/rusak sedikitpun.
Melalui kisah ini kita dapat belajar bahwa para ulama’ dan kyai berjuang mendirikan bangsa ini bukan hanya berbekal logistik, pikiran dan kekuatan fisik. Akan tetapi juga disertai mujahadah pada Allah baik melalui tirakat berpuasa maupun amalan wirid dan hizib. Semoga kita dapat belajar serta meneruskan tradisi para ulama’ dan kyai-kyai pendahulu kita. Aamiin
Wallahu A’lam bishowab.
Sumber Cerita disadur dari kyai Mun’im DZ
Editor: Daniel Simatupang
https://www.laduni.id/post/read/72673/kisah-kopyah-kyai-asad-tak-mempan-dibom.html