Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Klenteng Sam Poo Kong

Semarang, NU Online 

Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) disambut dengan tari barongsai di Klenteng Sam Poo Kong, Semarang, Jawa Tengah, pada Kamis (7/11/2024) malam.

Setelah menikmati pertunjukan barongsai, para peserta diajak mengelilingi berbagai sudut Klenteng Sam Poo Kong. Mereka diperkenalkan dengan ikon klenteng, yaitu patung Laksamana Cheng Ho, yang berdiri di halaman depan klenteng.

Selain itu, peserta juga diajak mengamati pohon yang rantingnya menyerupai rantai kapal dan relief sepanjang 150 meter yang menggambarkan perjalanan hidup Laksamana Cheng Ho dengan narasi dalam tiga bahasa: Mandarin, Inggris, dan Indonesia.

Di samping itu, peserta diajak melihat gua bersejarah yang konon digunakan oleh Laksamana Cheng Ho untuk mengobati panglimanya yang sakit, serta batu yang menyimpan sejarah Klenteng Sam Poo Kong. Setelah tur selesai, peserta disuguhi hidangan khas Kota Semarang, seperti onde-onde kacang hijau, lumpia, martabak, dan wingko babat.

Sambil menikmati hidangan, peserta menyaksikan berbagai kegiatan kemanusiaan yang menunjukkan kerukunan antarumat beragama, khususnya antara komunitas Muslim dan Klenteng Sam Poo Kong.

Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) menyampaikan apresiasi kepada Klenteng Sam Poo Kong atas sambutan yang hangat kepada para peserta konferensi dari berbagai negara.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Klenteng Sam Poo Kong atas sambutannya kepada tamu-tamu konferensi dari berbagai negara. Kunjungan ini membawa kesan yang mendalam bagi para tamu kami,” ujarnya.

Sementara itu, Perwakilan dari Klenteng Sam Poo Kong, Mulyadi, menjelaskan bahwa melalui kunjungan ini, pihak klenteng ingin menampilkan kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Ia mencontohkan bahwa klenteng ini pernah menjadi tempat perayaan ulang tahun ke-75 KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) pada 14 Agustus 2019, yang dihadiri ribuan santri dari berbagai daerah.

“Tadi kami berikan contoh bahwa kita ini kompleks salah satu yang terbesar di Indonesia klentengnya, tapi tokoh besar dari Muslim yang ulang tahun, kita pinjamkan tempatnya secara cuma-cuma dan itu dihadiri oleh ribuan santri dari berbagai macam daerah, tokoh-tokoh,” ungkapnya kepada NU Online usai kunjungan berlangsung.

Lebih lanjut, Mulyadi menjelaskan bahwa setiap dua bulan sekali, Klenteng Sam Poo Kong memberikan bantuan kepada anak-anak yatim di panti asuhan dari berbagai agama, termasuk Islam. 

“Kita tidak mengatakan bahwa kita lebih kaya, itu nggak, tapi yayasan kita bergotong royong apa yang kita mampu kita membantu, walaupun sedikit tapi kita regularly membantu,” ujarnya.

Mulyadi juga mengungkapkan rasa bangganya atas kunjungan peserta International Conference on Humanitarian Islam ini. Menurutnya, kegiatan semacam ini dapat menunjukkan kepada masyarakat internasional bahwa meskipun mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim, toleransi dan kerukunan tetap terjaga.

“Ini yang kita mau tunjukkan kepada masyarakat internaisonal, bahwa Indonesia 95 persen itu adalah Muslim, tetapi kita bisa hidup berdampingan dengan agama lain. Walaupun kami yang minoritas, tanpa kami merasa terintimidasi, tapi justru kami menjadi suatu organisasi yang berguna dan bermanfaat membantu agama lain walaupun kami minoritas,” tuturnya.

https://www.nu.or.id/nasional/peserta-konferensi-internasional-humanitarian-islam-klenteng-sam-poo-kong-pZGbm