Laduni.ID, Jakarta – Pada era digital seperti saat ini, banyak sekali muslim yang dengan bangga mengumbar dan membicarakan kejelekan muslim lainnya – bahkan yang lebih shalih darinya – di media sosial.
Gus Baha mengisahkan dahulu ada sahabat bernama Anas bin Malik, beliau itu salah satu sahabat yang paling muda dan dekat dengan Nabi SAW. Saat Nabi Muhammad sudah tua, jika bertemu dengan Anas, Nabi selalu memberikan nasihat kepada Anas, “Ya Anas, kalau kamu ingin menjadi orang baik. Yang penting kamu saat pagi atau sore kamu jalan-jalan saja. Tapi yang penting hatimu tidak ada kebencian, tidak ada niat buruk dengan orang Islam. Kamu yang seperti itu sudah melakukan kesunnahan,” kata Gus Baha.
Salah satu ciri orang shalih adalah ridak membicarakan kejelekan orang shalih lainnya. Oleh karena itu, beruntunglah mereka yang setiap paginya beraktifitas dan melakukan sesuatu tapi tidak memiliki kebencian dan niat untuk mengumbar kejelekan orang lain. “Makanya saya hidup kalau dilapori jeleknya teman sama jeleknya murid juga, tidak pernah saya dengarkan,” kata Gus Baha.
Dunia saat ini sudah rusak, maka jangan ditambah rusak dengan perilaku buruk yang keluar dari diri sendiri. Dalam Shahih Muslim Nabi SAW pernah bersabda, “Idza qaala arrajulu halaka annaas fahuwa ahlakuhum idza qaala arrajulu halaka annaas fahuwa ahlakuhum,” (Jika ada seseorang yang menyatakan, anda sesat atau rusak”, Maka dialah sebenarnya yang lebih sesat dan merusak. Karena pertama ujub (bangga diri), yang kedua karena menghukumi tidak pasti benar).
“Makanya saya minta, hati anda itu selamat. Sudah lah kalau anda ingin bangga-bangga saja artinya bangga punya HP bagus, bangga punya rambut keriting, bangga miskin bisa gendut, sudah bangga terserah keinginanmu. Yang penting tidak merugikan orang lain. Yang kurus bangga, tidak mursyid tidak apa-apa, yang penting gaya mursyid. Kurus juga alhamdulilah, ‘bentukku sudah bentuk orang akhirat yaitu kurus.’ Nanti yang gemuk juga alhamdulilah, ‘Gusti saya gemuk sudah gaya orang bersyukur alhamdulilah.’ Sudah begitu saja, daripada kamu komentar sana-sini, apalagi lewat media sosial,” dawuh Gus Baha.
Ciri utama orang baik itu, menutupi kejelekannya seorang muslim, sebagaimana hadis Nabi:
مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يوم القيامة
“Siapa menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat.” (HR Muslim)
“Sekarang orang membuka-buka kejelekannya orang muslim. Nangis saya, melihat kelakuaanya orang-orang yang lewat WA lewat macam-macam (media sosial). Saya ya sudah tidak berkutik. Itu juga kehendak Allah, tapi anda yang ngaji dengan saya, saya anggap suka dengan saya, saya beritahu. Anda harus nurut, kalau peminat surga harus nurut bagaimana sabdanya Nabi,” kata Gus Baha.
Editor: Daniel Simatupang