Menanti Jodoh

Menanti Jodoh

Oleh Kang Ide

Della Safitri itu lah nama ku dan orang
biasa memanggil ku Adel. Terlahir sebagai anak tunggal dari pasangan suami
istri yang menurut sejarah keberadaan ku di dunia ini mereka sangat menunggu
hampir 8 tahun belum juga dikarunia keturunan hingga pada bulan Desember
tanggal 30 tepatnya hari Rabu Kliwon tengah malam lahir lah aku yang masih
mungil menangis melengking memecah kesunyian dan seketika terdengarlah tangis
sedu sedan ibu karena tak percaya di saat usianya mendekati empat puluh tahun
menjadi wanita sempurna seutuhnya pun begitu juga ayah segera mengendong tubuh
kecil ini terdengarlah lantunan suara adzan lirih di iringi isak tangis tanda
syukur dari mulutnya. Aku pernah bertanya pada Ibu yang pada saat itu di beri
tugas sekolah untuk menanyakan arti nama ku. Kata ibu yang saat itu aku sedang
memasak di dapur menjelaskan bahwa artinya Della Safitri itu adalah doa Ayah
dan Ibu agar kelak agar aku menjadi menjadi wanita yang berkeinginan yang kuat.

Lahir menjadi anak satu-satunya tidak
membuat orang tua ku yang nota bene sebagai pegawai negeri di pemerintahan
lantas memanjakan dengan berbagai macam fasilitas semua harus bersusah payah dahulu
untuk mendapatkan sesuatu yang aku inginkan seperti misalnya saja ingin di
belikan boneka berbie harus ada syaratnya nilai matematika dan bahasa inggris minimal
90 an atau kalau tidak jadi juara kelas. Didikan mereka sangat keras jika
berkaitan dengan pendidikan anaknya mengajarkan arti tentang segala sesuatu
harus di iringi usaha dan doa. Apa yang mereka ajarkan tentang kediplinan
belajar berbuah manis aku menjadi juara kelas dari mulai SD hingga SMA beberapa
kali menjuarai olimpiade sains sampai nasional bahkan dengan mudahnya lulus
dengan nilai terbaik tes masuk perguruan tinggi negeri . Di terimalah aku di
kampus ternama di fakultas ekonomi jurusan managemen keuangan di kota Surabaya.
Begitu bangga nya Ayah dan Ibu mendengar diterimanya aku di Universitas favorit
yang di impikan setiap orang namun tampak pula kesedihan terpancar dari raut wajah
keduanya karena harus melepas anak satu – satunya berjuang meraih masa depan.

Hari di nanti tiba, pagi-pagi buta
sebuah mobil bermesin diesel Elf membunyikan klakson tanda kehadirannya sudah
berhenti di depan rumah. Ayah Ibu memandangi ku dengan penuh kasih sayang tatapan
haru mencium kening ini lalu ku balas dengan cium tangan keduanya

“ Yah, Ibu doakan Adel ya semoga Allah
memudahkan urusan Adel di tempat baru “ lirih ku dengan isak

“ kami akan selalu mendoakan mu, nduk.
Jangan lupa jaga nama baik keluarga jaga sholat dan jaga hijab mu yang sudah
kau kenakan dengan mantap dari SMA “ terdengar suara Ayah parau melepas
kepergian.

Tempat baru berarti lingkungan baru
dunia baru dan semangat baru bahwa aku harus lebih dari yang lain aku harus
menjadi bintang yang lebih bersinar di antara bintang-bintang lain. Ku patrikan
diri akulah yang terbaik dan paling terbaik. Hari-hari masa berjuang di lalui
dengan belajar dan belajar tiada hari tanpa baca buku mengerjakan tugas ku
tanamkan sikap cuek tak peduli apa yang dikatakan teman-teman sekampus dengan
sebutan kutu buku lah atau penggila belajar atau perempuan berkalung buku
karena setiap hari aku selalu bawa buku saumbruk
di tas . Sabtu malam minggu atau
tepatnya hari bergembira bagi anak muda yang suka nge mal, nge parti, nge game,
nge apalah bagi ku belajar is number one sedangkan
aku lebih asyik dengan buku bacaan

Begitu bangga nya Ayah Ibu saat ku
beritahu lewat video call IP semester tahun ini summa camloude sempurna.

“ Alhamdulillah ya Allah nduk kamu
hebat sekali “ kata ibu begitu gembira

“ Yah, Bu aku ditawari dosen pengampu
untuk menjadi asisten dosen, diterima apa tidak sebaiknya? “ ku tanyakan kepada
kedua nya dengan senyum manis

“ di terima saja nduk tidak semua lho
di tawari asisten dosen dan itu pengalaman mahal. Itu membuktikan kamu layak
dan pantas dengan ilmu yang kau miliki saat ini“ sahut ayah penuh bangga

“ iya Yah, tetap doakan Adel sehat, selalu
jadi kebanggaan Ayah ibu “

Mereka tersenyum dan ku balas dengan
senyum pula di akhir video call. Ku tutup Hp android merebahkan sejenak tubuh
yang lelah dengan judul-judul buku manajemen keuangan di atas kasur busa ukuran
2 x 1,2 m beralaskan sprei putih dan terpejamlah mata ini dalam alunan suara
detak jam dinding nan sepi 

Akhirnya 8 semester sudah terlalui
sudah masa belajar di universitas ini dengan menjadi mahasiswi terbaik senyum
kemenangan dan kebanggaan terlihat di wajah saat di sebutkan nama ku

“ Della Safitri prodi manajemen
keuangan menjadi lulusan terbaik tahun ini dengan IP 4 “

Terdengar suara MC memanggil nama ku di
Wisuda Universitas Airlangga. Saat di selampingkan selempang sebagai lulusan
terbaik ku lihat dari jauh wajah ibu dan ayah menangis. Aku pun di persilahkan
di atas mimbar untuk memberikan kesan pesan sebagai almameter

“ Assalamu’alaikum warahmatulahi wa
barakatuh terima kasih tak terhingga kepada Allah SWT atas pemahaman ilmu
selama ini dan atas karunia luar biasa yang telah memberikan saya orang tua
luar biasa, yang mengajarkan aku arti penting pendidikan bahwa pendidikan adalah
nomer satu. Pernah ayah berkata di saat saya mulai lelah dengan belajar beliau
berkata pada ku : Nak kau harus semangat tak
boleh lelah dalam menuntut ilmu jangan biarkan lelah itu menghalangi karena
ilmu itu yang akan menjaga mu kelak!
Dan mulai saat itu saya tak peduli saya
patrikan dalam hati bahwa setiap waktu adalah belajar, belajar apa yang saja.
Terima kasih my beloved Ayah dan ibu.
Pesanku buat teman-teman hari ini bukanlah akhir tapi hari ini adalah awal
perjuangan kita. Semangat menjadi new man
selamat menjelajah dunia kehidupan sesungguhnya. Kita pasti bisa yakinlah!
sekali lagi kita bisa pasti bisa dan sangat bisa! hidup mu started from now yang penting hari ini harus do best tak peduli esok! hari ini milik kita teman! lakukan yang
terbaik untuk mereka yang kau sayangi teman! sekian dan terima dan kasih! terdengar
suara ku mengaung penuh semangat saat menutup pidato singkat di gedung
auditorium
Unair
semua terdiam kaku membisu dan
tiba-tiba tepuk tangan riuh ramai bergemuruh. Mereka saling berpelukan
mengucapkan selamat satu sama lain

“ suittt…Adel, kau luar biasa. hebat
kau Del! ” suara pria meneriakiku dengan siualannya.

Segala puji bagi Allah semeta alam atas
segala karuniaNya setelah lulus beberapa bulan setelah itu ada pendaftaran CPNS
aku di terima sebagai ASN di kota ku sendiri tentu saja setelah melalui tahap
tes tulis beberapa kali dan wawancara, sengaja memang aku ingin bekerja di kota
kelahiran tidak keluar kota karena aku ingin birrul walidain berbakti kepada kedua orang tua.

Di sore hari matahari mulai malu-malu menenggelamkan
diri aku yang masih asik dengan pekerjaan yang belum tuntas dari kantor
terdengar ketukan pintu

“ Nduk, Ibu tunggu kamu di ruang
keluarga, Ayah sudah menunggu di sana “ pinta ibu

Ku buka kamar ku langkahkan kaki menuju
ruang keluarga. Aku dipersilah duduk tepat di tengah di antara ayah dan ibu

          “
Anak ku hari ini Ayah sudah pensiun “ berkatalah ayah sambil menunjukan
selembar kertas yang di atasnya ada kepala surat berlambang logo pemerintah
kota.

          “
Ayah minta kamu segera menikah ya, nduk! Ayah dan Ibu sudah tak sabar menimang cucu
biar ramai rumah ini “ suara terdengar serius

          “
kamu tahu sendiri kan jika kamu bekerja ibu masak Ayah pasti sendirian. Ayah
tak mau itu. Ayah tidak minta kamu harus menikah dengan seorang laki-laki yang
kaya atau punya jabatan yang Ayah minta hanya seorang lelaki sholeh taat pada
agama taat pada orang tua dan bisa menjadi imam menjadi tauladan yang baik bagi
mu “ pinta Ayah serius

          “
jangan teralu serius bekerja ya Del anak ku sayang nan cantik cari kenalan sana
biar di segerakan niatan Ayahmu “ tambah ibu

          “
Insya Allah ayah ibu doakan Adel ya semoga di segerakan “ ucap ku lirih padahal
pacaran saja belum pernah apalagi memikirkan lelaki tak pernah terlintas
dipikiran yang ada hanya kerja dan kerja. Orang tua mana yang tidak khawatir jika
anak satu-satunya perempuan belum menikah apa kata orang nanti. Tersadar sudah
apa yang di katakan ayah baru saja umur ku sudah tidak muda lagi hampir
mendekati kepala tiga

Secara finansial secara fasilitas semua
sudah aku punya tapi mengapa secara jodoh Tuhan belum juga menakdirkan bertemu
denga seorang lelaki untuk menjadi pendamping hidup. Sudah berbagai cara aku
lakukan mulai minta di kenalkan dengan teman satu kantor laki-laki dengan
sesuai harapan Ayah  tapi saat ku
kenalkan dengan Ayah beliau tidak sreg alias tidak cocok. Teringat aku pada
kisah cinta ku di masa SMP kata orang cinta monyet aku pernah naksir pada teman
satu kelas namanya Radit. Radit adalah anak SMP yang super keren dia ketua
kelas, anggota osis, anggota team basket, anggota paskibra dan bagi ku ia begitu
sempurna setiap siswi berharap bisa menjadi pacarnya termasuk aku.  Pernah suatu ketika Radit mau pinjam buku tapi
apalah daya setiap kali ia lewat di bangku ku selalu berdesirlah jantung ini

“ ya Tuhan dia mendekat aku tak tahu
harus bagaimana “ suara seperti terkunci saat ia bertanya pada diri yang sudah
gugup sedari tadi

          “
Del, pinjam buku catatan Matematika yang di berikan Bu Sugiyatun ya. Maklum
kemarin ikut lomba basket “

          “
oh…iya…ya Dit anu…iya aku anu ambilkan ya bentar “ tangan serasa bergetar
suara sudah tak terkontrol saat tangannya tak sengaja bersentuhan dengan tangan
untuk menyodorkan buku catatan Matematika. Keringat bercucuran keluar dari
pelipis, kaki gemetaran duh ada apa dengan 
telapak tangan ini dingin seperti es.

          “
Del meja nya kok jadi basah. cieye cieye Adel suka sama Radit ya sampai gugup
gitu “ tanya Suci teman sebangku penasaran setelah Radit pergi berlalu menuju
tempat duduknya di ujung kiri depan

          “
ah engg…enggak anu kok. Kamu bisa saja, Ci “ jawab ku pura-pura padahal
memang benar adanya. Dan sampai saat ini Radit tidak pernah tahu bahwa aku
mencintai nya kata orang ini dinamakan cinta dalam hati saja. Ternyata itu rasa
yang terakhir aku rasakan jatuh cinta mungkin ini yang dinamakan first love kepada seorang laki-laki
selanjutnya dan selebihnya buku-buku. Aku hanya bisa tersenyum mengingatnya
entah dimana Radit sekarang mungkin ia sudah beristri dan memiliki anak.
Mungkin inilah jalan ku menjadi wanita yang sudah lupa bagaimana rasanya jatuh
cinta. Semoga Tuhan segera memberikan jodoh segera mengirimkan lelaki sesuai
hajat Ayah. “ Insya Allah Adel akan mencarinya segera Pangeran impian Ayah yang
terbaik bagi Adel “ batin ku mantap

Aku masih bengong di depan jendela
kamar terkadang berbicara dalam hati betapa berat nya menanti jodoh yang di
nanti belum juga datang sebentar lagi hari raya idul fitri atau orang jawa
mengatakan hari lebaran apalagi usia ku hampir menginjak 30 tahun. Hal yang aku
benci di hari lebaran bertemu dengan banyak orang mereka berbasa basi  untuk menanyakan sesuatu yang aku sendiri
membencinya. Sebuah pertanyaan yang bisa membuat hati galau berkepanjangan
terkadang juga membuat kepala pusing tujuh keliling seperti vertigo rasanya mau
pingsan saja bukankah ketika silaturahmi itu kita harus menjauhi adab tidak
baik agar tidak menyakiti hati. Ah paling mereka menganggap pertanyaan itu hal
biasa tapi bagiku ini sungguh menyakitkan

“ Met lebaran ya Adel! Eh btw kapan
nikahnya ? “ tanya Dina teman seumuran yang sudah punya anak dua

“ May paling, Din. May be yes may be no
“ jawabku seenaknya

“ Adel makin cantik saja kamu, semoga
jodohnya makin dekat ya “

“Allahumma amiin “ ku amini saja dan
semoga terwujud

“ Duh, ponakaan tante segera dong
menikah ingat lho kamu itu perempuan tidak boleh lama-lama membujang “

“ iya deh tante, Adel tahu kok paling
nanti gak laku jadi perawan tua kan “ kesalku pada adik ibu yang datang dari
Jakarta. Aku sudah hafal dengan pertanyaan melulunya itu di hari idul fitri

“ Dell…mau aku kenalkan kamu dengan
seseorang yang kaya raya “ tanya sepupu ku Rina

“ Paling juga penawaranmu duda berumur
beranak ya kan aku sudah hafal Rin! Juragan beras itu kan Pak Somad “ timpalku
agak emosi

“ jeileeee…marah nih. Kalo mau yok
segera ke penghulu “ sindir Rina sambil berlari

Sungguh tidak enak menjadi seorang umur
sudah mendekati kepala tiga pertanyaan menyakitan datang terus-menerus ga pa pa
kalau lagi good mood tapi pas bad mood dunia serasa tidak adil. Dan satu
lagi pertanyaan bertubi-tubi yang bikin telinga makin panas bila mendengarnya
yakni pertanyaan ibu yang setiap hari setiap pagi berangkat kerja pulang kerja sore
hari sudah di bombardir dengan pertanyaan monoton tentang jodoh

“ Adel sayang, kapan kamu kenalkan
calon mantu ibu? “Aku hanya bisa tersenyum palsu

“ Doa kan saja ibu ku sayang semoga
Allah segera menyegerakan nya, oke! “

Timpal ku segera masuk ke dalam kamar.
Ku kunci rapat segera menghempaskan tubuh di atas ranjang lalu mendekap guling
entah mengapa tiba-tiba pipi ini basah oleh air mata

“ Ya Allah kapan kau datangkan jodoh
itu, segerakanlah jodoh itu ya Rabb “ doa ku dalam hati

“ Adel tolong pesan go food dong pesan
makanan laut kesukaan Ayah mu ! “ teriak Ibu dari balik pintu kamar

“ Ya bu “ jawabku dengan sedikit malas.
Segera ku cari aplikasi lewat smart phone dan memesan sesuai permintaan ibu

Sebuah motor vario berhenti di depan
rumah ku intip dari jendela kamar Ayah tergopoh-gopoh menghampiri pemuda yang
sedang membawa pesanan seporsi makanan laut kesukaannya. Pemuda itu melepas
helm terlihat aneh dan tidak seperti biasa kebanyakaan driver online kepalanya memakai peci putih saat melepas jaket ijo berlogo
GOJEK nampak baju koko yang ia
kenankan. Mereka berbicara sangat akrab seperti sabahat yang sudah lama tidak
bertemu padahal Ayah baru mengenalnya. Ayah menyuruhnya masuk barang sejenak di
ruang teras. Mereka berbincang panjang lebar dan aku masih di sini di lipatan
korden coklat penutup jendela kamar menyaksikan keakaraban dua manusia entah
tema apa yang sedang mereka perbincangkan kelihatan asyik dan menarik. Setelah
kurang lebih satu jam pemuda itu berpamitan tentu saja setelah ayah membayar
harga seporsi dan ongkos kirim.

Esoknya Ayah meminta aku untuk memesan
makanan kesukaannya tapi bukan lewat aplikasi tapi suruh menghubungi no yang di
tuliskan Ayah pada selembar kertas HVS.

“ Adel, tolong kamu pesankan makanan
seperti kemarin di no WA ini ya Nduk “

“ Ya Ayah “ jawab ku tanpa menolak

Sekilas ku lihat wajah Ayah yang sedang
duduk di ruang tamu sambil membaca koran beliau tampak sudah di makan usia.

Pemuda driver online itu datang lagi
membawa pesanan Ayah dan sudah barang tentu Ayah menyambutnya dengan suka cita
lalu mulailah mereka berdua bercakap-cakap dengan asik terkadang Ayah tak segan
menepuk pundak dan tertawa kecil. Mereka sangat cocok satu sama lain nyambung
jika saling bercengkrama. Dan aku masih asyik mengintip di balik korden jendela
pintu kamar senyumpun mengambang dari raut muka ini

“ terima kasih ya Allah Ayah hari ini
bisa tersenyum bahagia “

Semenjak Ayah meminta aku segera
menikah ku paksakan ku wajibkan diri ini untuk sholat malam karena aku yakin
jodoh ada di tangan Allah Dialah dzat yang maha kuasa dalam kehidupan ini.
Alarm HP selalu tersetting jam 02.30 pagi hari di sepertiga malam akhir bangun
untuk sholat tahajud. Segera kaki melangkah bersuci gemercik air begitu dingin
menghinggapi tangan wajah dan kaki lalu mulailah sajadah bergambar ka’bah
terbentang

Ya
Allah ya Rabb sungguh hamba adalh makhluk mu yang hina dan Engkaulah yang maha mulia,
ya Allah sungguh hamba adalah makhluk Mu yang penuh dosa dan Engkaulah yang
maha pengampun sungguh ya Rabb hamba makhluk Mu yang rendah dan Engkaulah yang
tinggi dan perkasa Robbi hablii milladunka zaujan thoyyiban,
wayakuuna shoohiban, lii fiddiini waddunyaa wal aakhiroh Ya Rob, berikanlah
kepadaku suami yang terbaik dari
sisi-Mu, suami yang juga menjadi
sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat.

Menangislah aku di peraduan malam basah
sudah wajah ini dengan airmata ketulusan. Tenang tenangkanlah jiwa ini ya Rabb.
Ku akhirkan ibadah malam ini dengan sujud lama memohon agar dimudahkan urusan
di berikan jodoh yang terbaik.

          Hari
ini kebetulan hari Sabtu aku tidak ada aktivitas alias libur sesudah sholat
subuh melantunkan dzikir pagi melanjutkan dengan tilawah surat Al Furqon ayat
74

Berhenti sejenak aku memabaca terjemah
ayat ini tak terasa air mata ini jatuh berderai dan dalam hati serasa berharap
Allah akan mengabulkan hajat ini. Kantuk pun menyerang tubuh terasa lelah dan
terlelaplah diri di atas sajadah

          Segera
ku terbangun dari mimpi-mimpi indah saat terdengar suara mobil di depan rumah
ku intip dari jendela sebuah mobil berplat B mobilio nampak sepasang suami
istri lalu keluarlah seorang pemuda turun dari mobil dan astaga aku mengenal
pemuda itu. Ya benar dia sang driver
online
yang Ayah sering ceritakan tentang akhlak pemuda itu jika aku sedang
sendirian di kamar.

“ Del, driver online itu asik kalo di
ajak ngobrol. Dia pandai bertausiyah saat Ayah bertanya tentang agama Islam
jawabannya memuaskan membuat Ayah semakin rajin beribadah. Makanya setiap dua
hari sekali Ayah meminta kamu untuk memesan kepadanya langsung agar Ayah bisa
belajar Islam lebih dalam untu sangu mati  kalau sewaktu-waktu Allah memanggil “

Mereka segera masuk rumah Ayah dan Ibu
menyambutnya dengan senang hati mempersilahkan duduk dan mulailah basa basi di
antar mereka dan kedua orangtua ku dan tiba-tiba terdengar mereka membicarakan
hal serius. Di balik pintu kamar yang berada di sebelah ruang tamu ku dekatkan
telinga ini menguping pembicaraan.

“ Bapak Hardjo sebelumnya kami mohon
maaf maksud kedatangan kami jauh-jauh tak lain dan tak bukan bermaksud mencari
menantu “ terdengar seorang Bapak tadi berucap dengan serius

“ betul Bapak Ibu, Putra kamu sudah
kebelet ingin menikah “ tambah istrinya

“ betulkan ya Nak “

Pemuda driver online menimpali dengan serius

“ Bapak Hardjo saya terima tawaran Bapak
untuk menjadi menantu setelah saya tahu siapa putri Bapak yang selama ini saya
cari. Saya baru tahu kalau Saya adalah cinta pertamanya setelah tahun lalu
bertemu teman satu angkatan menceritakn semua. Maka dengan mengucap bismillahirrahmannirrahim perkanankan saya
Raditia Putra Lubis Islami bermaksud sungguh-sungguh melamar putri Bapak Della
Safitri bin Hardjo

“ Subhanallah wal hamdulillah Allahu
Akbar Tuhan benarkah ini jodohku yang kau kirimkan dia…dia teman sekelasku
yang dulu aku taksir. Dia cinta pertama ku dan akan menjadi imam ku“ dan aku
hanya sujud syukur dari balik pintu derai air mata kebahagian tak tertahankan

“ Adel, kemarilah nduk bukalah pintu
kamar mu. Ayah tahu kemu mendengar pembicaraan kami “ terdengar suara Ayah
memanggil. Ku buka pelan pintu kamar nampak aku masih mengenakan mukena sholat
tertunduklah aku di hadapan pemuda itu yang tak lain adalah Radit teman sekelas
dan kedua orang tuanya

          “ Adel, Ayah dan Ibu hanya bisa pasrah
pada mu. Ternyata teman sekelasmu dulu ingin melamarmu. Ternyata sejak lama ia
mencari dirimu sejak dulu ia juga sangat suka padamu tapi  jika kau menerima kau jawab dengan anggukan
dan jika tidak menerimanya gelengkan kepala cukup itu saja kami tidak memaksamu

          Suana
menjadi sepi mereka menanti jawabanku. Dengan malu-malu ku anggukan kepala

          “
iya yah aku mu, mas Radit” malu –malu ku lihat wajah Radit yang semakin tampan.

          “
Alhamdulillah terima kasih ya Allah “ teriak Radit pemuda yang tak lain adalah
pengusaha konveksi muslim online di kota Bandung cukup terkenal dengan branded
baju koko dan mukena “ Farah Collection “ yang berpura –pura jadi driver online kebetulan dia ingin
silaturhami di kota ini membantu teman yang sedang tidak bisa mangkal karena
sakit dan berharap suatu saat bisa bertemu dengan ku. Radit pun sujud syukur
lah di lantai atas segala nikmat Allah hari ini dengan di terima lamaran oleh ku.
Kami yang meihat kelakuannya tersenyum satu sama lain.

          Jodoh itu sudah ada yangg ngatur kawan, jadi
deketilah yang mengaturnya, Allah lah sang maha pembolak balik hati manusia.
percayalah, jodoh itu gak seperti sandal jepit, gak akan tertukar..positif saja
mungkin Allah belum mempertemukan karna mungkin kita harus memperbaiki diri
dulu, memantaskan diri dulu. .

 Madiun, 21-05-2021

https://www.potretsantri.com/2021/07/menanti-jodoh.html