Alpha Blondy: Seni Berdakwah melalui Musik Reggae

Waktu liburan pergantian tahun kemarin, saya memutuskan untuk sebentar pulang ke rumah. Hal wajar bagi seorang mahasiswa seperti saya yang merantau ke tempat lain dan kemudian merindukan jati diri daerah asalnya, seperti makanan, pemandangan, kultur, bahkan aroma pun membuatnya merindu.

Beberapa hari di rumah, saya mencoba menghubungi teman saya untuk bertemu dan bercengkrama, dan berangkatlah saya ke rumahnya. Di saat itu pula, saya dikagetkan dengan teman saya yang menyetel musik reggae dengan volume yang cukup keras. Entah mengapa, saya membayangkan bahwa musik reggae adalah sesuatu yang tabu untuk didengarkan, apalagi daerah saya yang notabene perkampungan atau jauh dari hiruk pikuk kota.

Dari peristiwa itu, saya mencoba mempelajari musik reggae. Sebab, musik reggae mendapat stigma kurang baik di kalangan masyarakat, banyak orang menganggap reggae identik dengan obat terlarang, penampilan berantakan, rambut gimbal, dan keburukan-keburukan lainnya. Saya juga takut terlalu cepat menyimpulkan bahwa musik reggae itu tidak baik untuk didengarkan.

Beberapa penelitian yang saya rangkum mengungkapkan, bahwa keberadaan penikmat musik reggae memang mendapati tempat negatif di masyarakat. Namun, secara subtil, sebenarnya banyak hal positif yang bisa didapatkan melalui musik reggae. Beberapa tokoh menggunakan musik reggae sebagai alat komunikasi yang secara efektif menyampaikan pesan tertentu kepada pendengarnya.

Bicara tentang musik reggae, saya teringat sosok Alpha Blondy, seorang musisi berkulit hitam yang memainkan musik beraliran reggae. Meskipun wawasan saya tentang musik beraliran reggae nihil, tetapi saya masih ingat lagunya dengan judul “Sebe Allah Y’e”. Musik itu menjadi fenomenal setelah ia nyanyikan pada konser Festival Afrika pada 8 Juli 2018 lalu.

Baca juga:  Review Film Tilik: “Dadi Wong Ki Mbok Sing Solutip!”

Pada musik itu, Alpha Blondy mencoba melawan stigma negatif musik reggae dengan mencantumkan lirik-lirik bertema spiritualitas. Ia menyusun pesan mengenai tauhid–keyakinan terhadap Allah Swt–dan mengemasnya dengan musik beraliran reggae. Melalui kesenian musik, Alpha Blondy melanjutkan risalah Nabi Muhammad Saw, sehingga dapat diterima oleh masyarakat luas.

Hal ini serupa dengan dakwah-dakwah klasik yang menggunakan bermacam cara dalam penyampaiannya. Yang tak kalah penting adalah, musik selalu siap untuk didengar oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Dalam segi dakwah, musik memiliki daya tarik tersendiri asalkan sesuai dengan mad’u (audiens atau khalayak) yang ada.

Dengan kata lain, seni musik bisa menjadi salah satu media alternatif menyampaikan dakwah. Komunikasi dakwah bukan hanya dilaksanakan di mimbar saja. Hal tersebut disebabkan adanya inovasi-inovasi baru dalam praktik komunikasi dakwah, serta kondisi zaman saat ini yang berbeda dengan zaman Nabi Muhammad SAW.

Dalam ajaran Islam sendiri, terdapat hadits yang artinya “Sesungguhnya Allah SWT itu maha indah dan menyukai keindahan.” Bukan itu saja, Allah juga menyebut diri-Nya sebagai badi’us samawat wal ardh yang mempunyai makna pembenaran dalam ajaran agama Islam menginginkan kehidupan yang indah. Dan keindahan tersebut erat kaitannya dengan seni musik.

Baca juga:  Bercanda ala Nabi Muhammad Saw

Makna Lirik dalam Lagu Sebe Allah Y’e

Kita tahu bahwa musik beraliran reggae memiliki ciri khas tempo irama yang lebih lambat dari aliran musik lainnya. Dengan tempo irama yang lambat ini, akan memudahkan pesan yang ingin disampaikan melalui lirik lagu. Tentu ketika tujuannya berdakwah maka lirik lagu yang dibawakan memiliki intrik permasalahan spiritual, atau boleh jadi memakai pesan-pesan moral lainnya.

Setiap kata dalam lirik lagu berkomitmen saling berkesinambungan, sehingga tercipta makna tersendiri yang akan mewakili pesan dari penciptanya. Kemudian, pencipta lirik juga akan memilih bahasa yang tepat dalam upaya menghasilkan lirik yang indah dan mudah dimengerti, sehingga bisa diresapi para pendengar.

Dalam konteks lagu “Sebe Allah Y’e,” pembahasan yang ditekankan adalah tentang tauhid (beriman kepada Allah Swt). Pada judulnya tersebut, terkandung arti “Allah memiliki kekuatan”. Yang jika diperdalam lagi kita akan menemukan makna yang sama pada ajaran tauhid Asma Wa Sifat. Yakni beriman bahwa Allah memiliki nama-nama dan sifat yang terbaik.

Kalimat Sebe Allah Y’e mengajak kita untuk meyakini bahwa Allah memiliki kekuatan, serupa dengan Asmaul Husna Al-Qowiyyu yang artinya Allah maha kuat. Setelah mengetahuinya, kita diarahkan untuk lebih dalam memahami dan meyakini. Walhasil, keimanan seseorang akan menjadi lebih kuat, dan mereka tidak akan takut lagi berharap memuji selain Allah Swt.

Baca juga:  Menonton (Lagi) “World War Z”: Merebut Kembali Kemanusiaan di Tengah Wabah

Pesan dakwah berikutnya berbicara tentang tauhid rububiyah. Ajaran ini bisa dimengerti sebagai keyakinan bahwa alam semesta ini dimiliki, diatur, direncanakan, bermanfaat, serta dijaga oleh Allah Swt. Pesan tersebut tercantum pada bait berikut:

Tere beye

Kalo beye

Mogohou beye

Sogohou beye

…..

Allah kodi ileda

Yang artinya:

Ada angin

Ada matahari

Ada orang-orang (manusia)

Ada binatang-binatang

……

Allah yang ciptakan

Di situ diterangkan secara gamblang. Adanya angin, matahari, manusia, dan segalanya yang terukir di semesta ini adalah ciptaan Allah Swt. Senada dengan ajaran tauhid rububiyah, yang menekankan kesatuan ketuhanan kepada Allah Swt, yakni dengan mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya makhluk dengan kekuasaan mutlak dan memiliki otoritas untuk mengatur, merencanakan, menciptakan, dan memelihara alam semesta.

Melalui lirik lagu yang diciptakan serta dinyanyikan Alpha Blondy, kita bisa menyadari bahwa hanya ada satu pencipta untuk segala sesuatu di dunia yakni Allah Swt. Alpha Blondy tidak pernah alpha mengingatkan bahwa apa yang terjadi pada jiwa dan raga kita hingga menjadi seorang yang jenius itu semua berkat Allah Swt.

https://alif.id/read/mnz/alpha-blondy-seni-berdakwah-melalui-musik-reggae-b247152p/