Anjuran Berniat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh

Laduni.ID, Jakarta – Niat adalah bagian terpenting dan termasuk syarat sah dalam melakukan suatu amal ibadah. Jika hal ini terlewatkan, maka ibadah yang dilakukan bisa dinilai tidak sah. Demikian pula terkait dengan niat dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.

Menurut Mazhab Syafi’i niat puasa Ramadhan wajib dilakukan setiap malam untuk berpuasa di pagi harinya. Karena itu, jika seseorang lupa tidak berniat puasa Ramadhan di malam harinya, maka puasa yang dilakukannya di pagi hari dianggap tidak sah, dan wajib meng-qadha’nya di lain waktu.

Terkadang secara tidak sengaja seseorang lupa berniat di malam harinya untuk puasa Ramadhan, entah karena kesibukan pekerjaan atau suatu hal lain. Maka hal ini bisa menyebabkan tidak sahnya puasa, sebagaimana diterangkan dalam Mazhab Syaf’i.

Karena itu, sebagai bentuk kehati-hatian atau antisipasi, maka ada anjuran dari sebagian ulama untuk ber-taqlid kepada Mazhab Maliki dalam perkara niat puasa Ramadhan sebulan penuh di malam pertama Ramadhan.

Dalam Mazhab Maliki dijelaskan bahwa puasa selama sebulan di bulan Ramadhan itu merupakan satu kesatuan ibadah, karenanya dianggap cukup sekali niat untuk puasa Ramadhan sebulan penuh.

Dengan demikian, jika suatu hari seseorang lupa berniat puasa, maka puasanya tetap dianggap sah karena dicukupkan dengan niat satu bulan penuh tersebut dengan taqlid atau mengikuti pendapat Mazhab Maliki.

Penjelasan tersebut sebagaimana disampaikan oleh KH. Ahmad Idris Marzuki, Lirboyo, di dalam kitabnya yang berjudul Sabilul Huda.

Begitu juga keterangan yang terdapat di dalam Kitab Hasyiyah Al-Qulyubi, dijelaskan sebagaimana berikut:

وَيُنْدَبُ أَنْ يَنْوِيَ أَوَّلَ لَيْلَةٍ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ أَوْ صَوْمَ رَمَضَانَ كُلَّهُ لِيَنْفَعَهُ تَقْلِيدُ الْإِمَامِ مَالِكٍ فِي يَوْمٍ نَسِيَ النِّيَّةَ فِيهِ مَثَلًا لِأَنَّهَا عِنْدَهُ تَكْفِي لِجَمِيعِ الشَّهْرِ 

“Dianjurkan pada malam pertama bulan Ramadhan untuk niat berpuasa sebulan penuh, supaya dapat mengambil manfaat dari pendapat Imam Malik, jika suatu hari seseorang lupa untuk berniat puasa. Karena beliau menganggap bahwa niat tersebut cukup untuk puasa sebulan (Ramadhan).”

Niat puasa Ramadhan sebulan penuh tersebut dianjurkan sebagai antisipasi, suatu saat mungkin seseorang lupa, maka puasanya tetap dianggap sah. Selain itu juga bisa dianggap sebagai wujud keseriusan dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Namun demikian, sebagai penganut Mazhab Syafi’i, niat puasa Ramadhan yang dibaca setiap malam sebagaimana biasa juga harus dilakukan.

Adapun niat puasa Ramadhan sebulan penuh dengan taqlid kepada Imam Malik, disebutkan oleh Kyai Idris sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى  

Nawaitu shauma jami’i syahri ramadhani hadzihis sanati taqlidan lil Imami Malik fardhan lillahi Ta’ala

“Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah Ta’ala.” 

Sedangkan untuk setiap malamnya tetap diwajibkan niat puasa sebagaimana Mazhab Syafi’i dengan lafadh berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أدَاءِ فَرْضِ الشَّهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ للهِ تَعَالَى

“Aku niat puasa esok hari demi melaksanakan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala.”

Semoga bermanfaat. []


Penulis: Hakim

Editor: Denny

https://www.laduni.id/post/read/525635/anjuran-berniat-puasa-ramadhan-sebulan-penuh.html