Antusiasme Jamaah Masjid At-Taqwa Lanud Adisucipto Yogyakarta di Bulan Ramadan: TPQ dan Tadarus

Jamaah Masjid at-Taqwa antusias menyambut datangnya bulan Ramadhan. Jamaah terdiri dari jamaah shalat, santri TPQ, dan remaja masjid. Mereka antusias dan  kompak berkolaborasi mensukseskan kegiatan program DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) selama bulan ramadhan.

Masjid at-Taqwa terletak di komplek perumahan TNI AU Lanud Adisucipto, Yogyakarta, tepatnya di belakang persis Rumah Sakit Hardjolukito yang berada di Jalan Janti. Secara struktural kepengurusan masjid berada di bawah kebijakan Lanud Adisucipto, yang membawahi BINTAL (Bimbingan Mental), kemudian DKM/ setara Takmir, dibawahnya terdapat marbot sebagai pelaksana program DKM.

Program dari DKM antara lain adalah TPQ at-Taqwa yang dilaksanakan setiap hari senin, selasa dan kamis. Terdapat 4 ruang kelas untuk belajar mengajar dan 1 ruang kantor untuk guru ngaji. Letak kelas di sebelah selatan masjid. Untuk pembagian kelas dimulai dari kelas TK diperuntukan bagi anak-anak PAUD dan TK, kelas 1 diperuntukkan bagi kelas 1 SD dan 2 SD, kelas 2 diperuntukkan bagi kelas 3 SD dan 4 SD, kelas 3 diperuntukkan bagi kelas 5 SD dan 6 SD. Kitab yang digunakan untuk mengaji adalah IQRO. Jam mengaji dimulai bakda Ashar sampai kurang lebih jam lima lebih seperempat sore.

Selama bulan ramadhan TPQ dilaksanakan setiap hari. Biasanya kalo TPQ pada hari-hari biasa dilaksanakan di kelas, selama ramadhan dilaksanakan di serambi masjid, karena pada bulan ramadhan antusiasme anak-anak yang turut mengaji meningkat pesat sehingga tempat mengaji yang sebelumnya di kelas dipindah ke serambi masjid yang agak luas, saya memprediksikan jumlah santri yang mengaji bisa naik 50 persen. Pada hari biasa kurang lebih santri berkisar 50-an, di bulan ramadhan bisa mencapai 100-an santri. Santri TPQ semuanya adalah putra-putri dari anggota TNI AU yang tinggal di komplek perumahan.

Baca juga:  Tahlil Malaikatan, Kesunyian yang Abadi

Pada hari biasa aku mengajar di kelas 1 yang berisi anak kelas 1 SD dan 2 SD. Murid kelas ku beberapa hari sebelum bulan Ramadhan sering menanyakan kepada ku, “Tadz bulan puasa kapan?! Nanti ngajinya di masjid ya tadz?!” Aku jawab “tanggal 23 di serambi masjid”. Mereka sangat antusias sekali menyambut bulan suci ramadhan, seperti tidak sabar untuk memasuki bulan Ramadhan. Mereka menanyakan dengan pertanyaan yang sama hampir diucapkan setiap hari menjelang 5 hari sebelum puasa. Mereka sangat antusias untuk mengikuti kegiatan TPQ selama bulan Ramadhan.

Konsep kegiatan TPQ selama bulan ramadhan berbeda dengan hari-hari biasa. Selama ramadhan kegiatan dilaksanakan di serambi masjid, tidak di kelas. Seluruh guru berjejeran dari utara ke selatan dengan satu meja masing-masing. Total guru kurang lebih berjumlah lima belas orang. Santri bebas memilih siapa guru yang dipilih untuk mengaji karena tidak terpaku seperti hari biasa yang ditentukan berdasarkan kelas. Santri duduk berurutan baris memanjang ke belakang dari barat ke timur, siapa yang datang dahulu, maka ia yang terlebih dahulu mengaji.

TPQ selama bulan ramadhan dimulai bakda ashar, santri setoran ngaji dengan ustadz/ustadzah yang dipilihnya. Setelah semuanya mengaji, kurang lebih jam lima sore seluruh santri berkumpul dan berjejer, setelah semuanya kumpul tertata rapi kemudian dua guru mengisi klasikal (materi) diisi pelajaran seperti fiqih, akhlak, sejarah Islam dan hafalan do’a-do’a. Setelah klasikal selesai membaca doa penutup mengaji yaitu surah al-‘Ashr, kafaratul majelis doa untuk kedua orang tua, dan membaca do’a berbuka puasa.

Baca juga:  Adat dan Agama: Maleman Qunut dan Maleman Likuran Islam Wetu Telu

Santri-santri masih berkumpul duduk dengan rapi, kemudian guru-guru berdiri menyamping di depan santri-santri. di sebelah kanan guru-guru, remaja juga turut berdiri dan bersiap membagi nasi box. Setelah semua siap, santri satu per satu diperkenankan berdiri untuk menyalami guru-guru dan remaja juga turut membagikan nasi box satu per satu. Cara ini dianggap lebih tertib dibandingkan dibagi langsung ketika dalam posisi duduk, resikonya santri-santri rebut dan tidak tertib.

Antusias juga dirasakan jamaah shalat yang terdiri dari bapak-bapak dan ibu-ibu. Setiap bakda shalat tarawih, jamaah bapak-bapak berkumpul di shaf bagian depan. Disitu tersedia dua sampai tiga meja untuk meletakkan al-Qur’an, kemudian salah satu dari jamaah membaca Qur’an dengan mic dan jamaah yang lain menyimak barangkali terdapat kesalahan saat membaca kemudian diperbaiki bacaannya. Tadarus biasanya selesai jam sebelas sampai dua belas malam. Setiap malam, jamaah biasanya menyelesaikan kurang lebih lima sampai tujuh juz. Jadi, bila dihitung kurang lebih dalam satu minggu bisa khatam satu kali.

Di shaf bagian belakang yang disekat dengan satir, jamaah shalat ibu-ibu juga membaca tadrrus al-Qur’an, namun saya kurang memperhatikan berapa juz yang dibaca setiap harinya. Tetapi, biasanya jamaah ibu-ibu lebih sedikit membaca tadarrus al-Qur’an, biasanya selesai sampai jam ssembilan sampai setengah sepuluh malam.

Baca juga:  “Malam Sekaten”-nya Hamka

Saya sebagai marbot dan guru TPQ at-Taqwa yang turut mengikuti dan menyaksikan program ramadhan di Masjid at-Taqwa terkesan dengan semangat dari berbagai elemen. Semangat anak-anak dalam belajar mengaji, semangat para remaja masjid yang turut mensukseskan membantu guru-guru TPQ, para remaja semangatnya juga tidak hanya terlihat saat acara TPQ di bulan ramadhan, namun dalam program lainnya. Kemudian semangat jamaah bapak-bapak dan ibu-ibu terlihat pada kestiqomahannya tadarus selama bulan Ramadhan.

Wallahu a’lam bisshawab..

 

https://alif.id/read/ars/antusiasme-jamaah-masjid-at-taqwa-lanud-adisucipto-yogyakarta-di-bulan-ramadan-tpq-dan-tadarus-b247471p/