LADUNI.ID, Jakarta – Berbeda dengan warisan Trowulan, Majapahit, yang diintegrasikan ke dalam sistem ketatanegaraan Demak, seperti konstruksi sistem hukum Majapahit “anggelar adil palamarta“, nasib kekuasaan Daha di Kediri betul-betul dihancurkan oleh Kesultanan Demak-Giri Kedhaton melalui eskpedisi Kangjeng Sunan Giri ke-2 yang menggelar Resolusi Jihad mengusir sisa-sisa imperialisme Eropa di tanah Jawa.
Seperti disebut Tome Pires dalam Suma Oriental, wangsa Daha (Dayo dalam bahasa Pires karena duta atau intel Portugis dari Malaka tahun 1514 ini mendengar bunyi “Daho” dari mulut orang Jawa kala mengucapkan Daha kala itu) berniat membangun aliansi strategis Kedhiri-Portugis untuk menghadapi Demak-Giri. Aliansi serupa mau dibangun Portugis di tanah Sunda, tapi keburu dipotong oleh Sunan Gunung Jati dan Panglima Fatahillah.
Kediri juga merupakan wiayah strategis secara ekonomi: bendungan ebsar dibangun di sana, sumber mata air ada di sana, yang mengairi daerah-daerah agraris subur di Majagung, Mojokerto, Jombang, hingga Tuban, Gresik, Surabaya. Penguasa Kediri berarti mengontrol daerah daerah pertanian subur itu.
Nah, apa yang terjadi di Kediri setelah Sunan Giri masuk ke sana tahun Saka 1471 (1549 M), mengislamkan orang Kedhiri dan menggelar resolusi jihad? Berikut penuturan naskah (sebagaimana dapat dilihat dalam gambar di bawah ini).
Ical dipatine wong Kadhiri, dhuk padha mapan mati Selam (menghilang Adipati Kediri, kala itu orang-orang Muslim [di Kedhiri] sedang berjihad untuk mati syahid [membela agama, bangsa dan negara]).
Rumus sengkala tahun kejadiannya: tansah lepra ginawe tunggal.
Begini susunan rumusnya untuk mendapatkan angka tahun Saka: tansah = selamanya, senantiasa, semakna “trus” = simbol angka 9.
Lepraya (kemungkinan salah tulis: yang dimaksud “lodra” yang disesuaikan dengan rumus sengkala, karena ‘lepra’ tidak mengandung arti apapun) = lodraya = amarah = simbol angka 9.
Ginawe = gawe = yang dikerjakan, bekerja, berkarya = simbol angka 4.
tunggal = simbol angka 1
Maka didapat tahun Saka 1499 = 1577-1578 M.
Yuk, ngaji naskah sejarah ini untuk tahu mengapa muncul Resolusi Jihad dari para ulama kiai-kiai NU, dan dari mana asal-usulnya pendidikan patriotisme kaum santri bela agama, bangsa dan negara. Sekaligus mencari sanad-nya Resolusi Jihad tahun 1945, simbol Hari Santri 22 Oktober.
***
Penjelasan di atas ini merupakan tulisan Ahmad Baso yang diposting di akun Facebook pribadinya. Tulisan tersebut merupakan Ngaji Sejarah Kadiri (Kedhiri) dari Naskah Babad Sengkala, sekaligus ngaji rumus tahun sengkala Jawa (kronogram) (5): Naskah Babad Sengkala koleksi British Library IOL Jav 36, f. 350v, baris 10-1: Kedhiri, Asal-usul Resolusi Jihad dan Patriotisme Bela Agama, Bangsa dan Negara. (bersambung…)
(Ahmad Baso)