Read Time:5 Minute, 22 Second
Oleh A. Rusdiana
Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang memberikan siswa waktu untuk lebih memperdalam konsep dan menguatkan kompetensi melalui pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Kebijakan Kurikulum merdeka belajar memberikan alokasi 20%-30% dari total jam pelajaran pertahun untuk menerapkan penguatan profil pelajar pancasila dan profil pelajar rahmatan lil alamin. Kedua proyek ini dapat dilakukan terpisah atau terpadu dalam pembelajaran intrakulikuler secara fleksibel, dari sisi muatan, kegiatan dan waktu pelaksanaan.
Pada penerapannya, kurikulum operasional dalam suatu madrasah khususnya Madrasah diberi kewenangan dan keleluasaan dalam pengembangan kurikulum dengan tetap memperhatikan panduan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama RI. Proyek yang akan dilaksanakan dalam kurikulum merdeka perlu memperhatikan relevansi, efektifitas, efisiensi dan keberlanjutan proyek dalam penguatan profil pancasila dan profil pelajar rahmatan lil alamin. Manfaat proyek, fungsi proyek serta mutu, biaya, dan waktu proyek juga harus menjadi perhatian fasilitator proyek penguatan pancasila dan profil pelajar rahmatan lil alamin.
Dalam analisis penulis, berangkat dari apa yang dikonsepsikan James A.F Stoner bahwa manajemen pendidikan merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan usaha-usaha anggota atau tim dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik pada dunia bisnis maupun organisasi nonprofit, yang dilanjutkan oleh Nanang Fatah dalam bukunya Landasan Manajemen Pendidikan, menjelaskan bahwa proses merencana, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Maka manajemen proyek penguatan dalam kurikulum merdeka pada madrasah dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, di antaranya:
Pertama; madrasah membentuk tim fasilitator sebagai langkah awal perencanaan menentukan kesiapan dan jenis proyek apa yang akan digunakan pada penguatan profil pancasila dan penguatan profil rahmatan lil alamin. Dalam hal ini, perlu adanya pemetaan subjek atau pemetaan kemampuan dan ketertarikan siswa pada proyek yang akan dipilih. Jika proyek yang dipilih membutuhkan biaya maka siswa inilah yang mengambil peran siswa yang mempunyai kompetensi terkait proyek yang direncanakan tetapi tidak memiliki kemampuan finansial, maka disinilah pentingnya pemetaan subjek agar proyek yang direncanakan tidak memberatkan dan membebani siswa maupun fasilitator. Pada tahap ini fasilitator sudah memiliki pemetaan subjek untuk membentuk kelompok atau tim proyek siswa.
Kedua; berdasarkan pedoman implementasi kurikulum merdeka di lingkungan madrasah melalui KMA Nomor 347 Tahun 2022 sudah tepat bahwa minimal 3 jenis proyek dapat diterapkan dalam satu tahun penguatan profil pancasila dan penguatan profil rahmatan lil alamin sehingga ketika siswa mengalami kendala dalam 1 proyek yang diterapkan siswa dapat memilih proyek yang lain. Disadari bahwa fokusnya bukan pada proyek melainkan pada proses penguatan profil berdasarkan tema yang ditentukan. Proyek hanya sebagai wadah penguatan profil yang dirumuskan dalam kurikulum merdeka, mengingat proyek secara umum adalah usaha sementara untuk menghasilkan produk, layanan dan data.
Ketiga; jika fasilitator telah menentukan proyek yang akan digunakan dan siswa telah siap maka proyek penguatan baru akan dimulai sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh madrasah dengan mengambil 20%-30% jam pelajaran dalam setahun. Penulis menegaskan kembali bahwa fokusnya bukan pada proyek tetapi pada penguatan profil itu sendiri. Adapun setelah proyek dilakukan dan hasilnya dalam bentuk produk/barang tidak seperti harapan maka tidak menjadi masalah, yang terpenting adalah selama proyek dilaksanakan siswa mengalami penguatan profil pancasila dan penguatan profil rahmatan lil alamin atau terdapat perubahan pada dimensi karakter yang dikuatkan diantaranya: Berkeadaban (ta’addub), Keteladanan (qudwah), Kewarganegaraan dan kebangsaan (muwaṭanah), Mengambil jalan tengah (tawassuṭ), Berimbang (tawāzun), Lurus dan tegas (I’tidāl), Kesetaraan (musāwah), Musyawarah (syūra), Toleransi (tasāmuh), dinamis dan inovatif (tathawwur wa ibtikâr) dalam penguatan profil rahmatan lil alamin.
Sementara untuk proyek penguatan profil pancasila diantaranya adalah hidup berkelanjutan, kearifan lokal, bhineka tunggal ika, bangunlah jiwa dan raganya, demokrasi pancasila, berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI, kewirausahaan, dan kebekerjaan. Jika ditelaah apa yang dikemukakan oleh Muhammad Fadhil al-Jernali bahwa pendidikan Islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak manusia untuk lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna baik yang berkaitan dengan akal, perasaan maupun perbuatan.
Keempat; dalam evaluasi proses saat proyek penguatan sedang dijalankan jika terdapat siswa yang tidak mampu beradaptasi dengan proyek penguatan atau dimensi karakter yang menjadi fokus penguatan tidak tumbuh maka siswa dapat memilih proyek yang lain atau dipindahkan ke kelompok atau tim yang memiliki proyek yang sama atau berbeda. Tidak ada program remedial dalam hal ini karena proyek dalam kurikulum merdeka merupakan usaha sementara menghasilkan produk, layanan atau data yang memiliki fokus pada proses penguatan dimensi karakter bukan pada hasil proyek.
Evaluasi penting dilakukan melalui instrumen evaluasi proses untuk mengetahui keaktifan dan kecenderungan karakter yang tumbuh pada siswa. Jika proyek yang dilakukan ternyata efektif maka proyek ini dapat diterapkan kembali pada tahun mendatang atau menjadi rekomendasi utama proyek penguatan berikutnya dan jika proyek ternyata tidak efektif maka dapat diperbaiki bagian-bagian yang lemah atau dapat diganti dengan proyek yang lain.
Kerjasama semua pihak di madrasah menentukan tahap ini terlaksana dengan baik. Hal ini juga di kemukakan oleh Marry Papker Follet yang menyatakan bahwa manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, melaksanakan tugas dalam perencanaan proyek memerlukan bantuan orang lain dan tidak melaksanakannya sendiri-sendiri.
Wallahu A’lam Bishowab
Penulis:
Ahmad Rusdiana, dalam 3 Minggu ini, 22 Juni sd. 17 Bertugas sebagai Dosen/Tutor pada Perkuliahan Lokakarya Review Perangkat Pembelajaran dan PTK-PPG dalam jabatan bagi Guru Madrasah dan PAI-LPTK Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Btch I Tahun 2023. Salah seorang Dewan pakar PERMAPENDIS Provinsi Jawa Barat Periode 2023-2007. Pemerhati Pendidikan, Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti, Penulis buku: Manajemen Pengembangan Kurikulum, Kebijakan Pendidikan; Pendidikan Profesi Keguruaan, Manajemen Penilaian Autententik; Manajemen Pelatihan; Inovasi Pendidikan, Manajemen, Manajemen Pendidikan Karakter, Manajemen Pendidikan nilai, Manajemen pendidikan Multikultural; Inovasi Pendidikan, Kepenpemim-pinan Pendidikan; Manjemen Perencanaan Pendidikan; Pengelolaan Pendidikan, Kewirausahaan Teori dan Praktek; Manajemen Evaluasi Program Pendidikan; Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pendidik, Peneliti, dan Pengabdi; Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al Mishbah Cipadung Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 70 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK TPA Paket A B C. Pegiat Rumah Baca Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/ search? q=buku+a. rusdiana+shopee&source (3) https://play. google.com/ store/ books/author?id.