Belanda Negeri yang Islami?

Dunia kita bagaikan permadani yang indah, terjalin dari benang-benang budaya dan tradisi yang beragam. Di antara kekayaan budaya tersebut, Islam hadir sebagai salah satu agama yang dianut oleh miliaran orang di seluruh penjuru bumi. Di benua Eropa, terdapat negara Belanda yang memiliki populasi Muslim 1,2 juta atau 5 persen dari total penduduk 17.7 juta orang, memunculkan pertanyaan menarik; Benarkah Belanda negari yang Islami?

 

Buku berjudul “Belanda, Negeri yang Islami?” ini membawa kita pada petualangan budaya dan spiritual untuk menjawab pertanyaan tersebut. Diiringi kisah inspiratif, perbandingan budaya, dan refleksi mendalam, buku ini mengantarkan kita pada pemahaman yang lebih kaya tentang Islam di Belanda.

 

Hanya saja, buku ini tidak memberikan jawaban definitif dan hitam putih atas pertanyaan “Belanda negara yang Islami?”. Justru, buku ini mengajak kita untuk membuka jendela menuju realitas Islam di Belanda. Kita akan diajak menyelami tradisi Ramadhan yang unik, mendengarkan ceramah di masjid-masjid yang semarak, dan memahami berbagai tantangan yang dihadapi Muslim di sana.

 

Penting untuk diingat bahwa Belanda bukanlah negara Islam dalam pengertian tradisional. Dalam Fiqh Siyasah, negara Islam dikenal sebagai Darul Islam, di mana hukum Islam menjadi dasar bagi sistem pemerintahan dan kehidupan masyarakat. Di Belanda, Islam bukan agama mayoritas dan sistem pemerintahannya tidak didasarkan pada hukum Islam.

 

Namun, bukan berarti Islam tidak memiliki peran penting di Belanda. Muslim di Belanda memiliki hak untuk menjalankan agamanya dengan bebas, dan Islam telah memberikan pengaruh yang signifikan pada budaya dan masyarakat Belanda.

 

Ada 21 pembahasan yang disajikan penulis dalam buku ini. Masing-masing pembahasan tentunya memuat segi keislaman di negeri kincir angin. Mulai dari menelusuri amalan Islam di Belanda, hingga menjelaskan bagaimana umat Islam di Belanda menentukan awal Ramadhan. Termasuk bagaimana suasana Ramadhan di Belanda tergambar dengan indah dalam bab ini hingga menjelajahi Belanda dengan sepeda, sambil merasakan budaya dan keramahan masyarakat setempat.  

 

Hal yang unik buku ini adalah sajian kisah inspiratif. Seperti menceritakan Parjo, imigran Jawa di Suriname yang menjadi aktivis masjid di Amsterdam. Selain itu, dibahas pula sejarah Universitas Leiden dan ziarah ke makam Snouck Hurgronje, orientalis Belanda yang mempelajari Islam di Hindia Belanda. Point-point ini memperkaya pengetahuan pembaca tentang sejarah dan tokoh-tokoh yang berperan penting dalam sejarah Islam, Indonesia dan Belanda.

Tidak hanya berhenti pada paparan fakta-fakta tentang Islami, buku ini membahas tentang beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan sistem pendidikan di Belanda. Selain itu, pembaca disuguhkan dengan mengupas berbagai tantangan yang dihadapi komunitas Muslim di Belanda, dari legalisasi ganja hingga pernikahan LGBT. Tentu ini bagian dari kompleksitas kehidupan Muslim di negara dengan kebijakan yang sangat berbeda dari banyak negara mayoritas Muslim.

 

Bagian lain yang menarik adalah tentang pajak 52 persen untuk orang kaya di Belanda. Penulis melihat, ada keselarasan sistem pajak di Belanda dengan prinsip-prinsip Islam. Sistem yang mendistribusikan kekayaan secara merata melalui pajak progresif dan subsidi, sejalan dengan tujuan zakat dalam Islam, yaitu mencegah konsentrasi kekayaan pada segelintir orang. Hal ini mencerminkan nilai keadilan dan kepedulian sosial yang ditekankan dalam Islam. Mungkin itu benang merah untuk menjawab apakah Belanda merupakan negeri yang Islami.

 

Buku ini tambah menarik karena membahas kisah inspiratif para pejuang Islam moderat di Belanda dan Eropa yang berjuang menyebarkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Seperti Kiai Budi, KH. Nur Hasyim Subadi, KH. Hambali, Kiai Nur Ahmad digambarkan secara detail dengan pencapaian dan kontribusi mereka dalam internasionalisasi Islam moderat di Eropa.

 

Kelebihan buku terbitan Womester dan Lembaga Dakwah dan Bahtsul PCINU Belanda ini adalah adalah tema-tema yang dibahas sangat inspiratif dan menarik. Apalagi buku karya Prof. Haris ini disertai dengan foto-foto negara Belanda yang membuat rasa ingin tahu pembaca semakin besar. Sajiannya yang mengalir dan renyah adalah kelebihan lain yang dimiliki buku ini sehingga membacanya tidak berat dan tidak terasa sudah khatam bacaannya.

 

Sementara, kekurangannya adalah bahwa buku ini tidak secara langsung menyatakan apakah Belanda merupakan negara Islami. Meskipun penulis telah menjelaskan kriteria yang menjadikan Belanda sebagai negara Islam, pembaca awam mungkin masih harus berpikir keras untuk memahami hal tersebut. Atau jangan-jangan pembaca dibiarkan untuk berpikir apakah Belanda negeri yang Islami atau bukan.

 

Kendati demikian, buku ini adalah bacaan yang inspiratif bagi umat Islam yang ingin memperdalam pemahaman mereka tentang Islam di belahan dunia. Selain itu, buku ini juga memberikan gambaran tentang kehidupan di Belanda dari sudut pandang seorang Muslim Indonesia. Apalagi bahasa yang ringan-renyah menjadikan pembaca dibawa pada alur dan situasi alam Belanda yang indah dan mengagumkan.

 

Judul Buku​: Belanda, Negeri Yang Islami?

Penulis​​: Prof. Dr. K.H. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC.

Tebal Halaman​: 130 Halaman

Penerbit​: Pena Salsabila, Depok Jakarta

Tahun Terbit​: 2024

Peresensi​: Akhmal Duta Bagaskara, Mahasiswa Program Studi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember


https://jatim.nu.or.id/pustaka/belanda-negeri-yang-islami-MN3pn