Biografi Abdul Ghofur Blitar, Muasis Pesantren Mambaul Hikam Mantenan

Daftar Isi

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Wafat
1.3  Riwayat Keluarga

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1  Mengembara Menuntut Ilmu
2.2  Guru-Guru Beliau
2.3  Mendirikan Pondok Pesantren

3.    Penerus Beliau
3.1  Anak Beliau

4.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1  Karier Beliau

5.    Referensi

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga 

1.1 Lahir
KH. Abdul Ghofur Beliau adalah putra dari Kiai Asnawi dan Nyai Sholihah yang berasal dari Desa Blangkah, Kecamatan Pakis, Kabupaten Trenggalek. Beliau adalah seorang yang sangat alim dan menguasai banyak bidang keilmuan

1.2 Wafat
KH. Abdul Ghofur wafat pada tahun 1952 M, dan disemayamkan tepat dibelakang Masjid Mamba’ul Hikam. Sampai sekarang jasanya masih dikenang. Harumnya nama tokoh seperti beliau menyebabkan makamnya tidak pernah sepi dari peziarah yang bukan hanya dari kawasan Blitar, melainkan dari Jawa Tengah, Jawa Barat, bahkan Sumatera dan Kalimantan. Kegigihannya dalam berdakwah patut dijadikan suri tauladan sebagai modal untuk meneruskan perjuangan beliau dalam mengemban misi dakwah perjuangan Islam.

1.3 Riwayat Keluarga
Menginjak usia dewasa, beliau menikah Nyai Musriah putri sulung haji Munajat pemilik tanah Mantenan. Kemudian beliau menunaikan ibadah haji ke Makkah dan setelah itu menetap di Mantenan.

Di tengah-tengah perjuangan beliau untuk berdakwah, sang istri dipanggil oleh sang maha kuasa terlebih dahulu dan mewariskan lima putra putrinya yang dua diantara sudah meninggal. Ketiga putra nya tersebut yaitu Nyai Mursidah, KH. Bahar, dan Nyai Marwiyah.

Pada masa selanjutnya beliau menikahi adik ipar Nyai Musriah yang bernama Nyai Siti Khadijah. Buah pernikahannya dengan Nyai Siti Khadijah dikaruniai lima orang anak yaitu KH. Mirzam Sulaiman Zuhdi, KH. Zubaidi Abdul Ghafur, Nyai Sringatin, Agus Zaenuri, Agus Kusaeri. Kemudian seperti halnya Nyai Musriah, Nyai Siti Khadijah juga pulang ke rahmatullah lebih dahulu. Selang beberapa bulan kemudian KH. Abdul Ghafur menikah lagi dengan Nyai Fatonah dari Pelas, Kabupaten Kediri dan dikaruniai dua anak yang bernama Kyai Abdullah dan Nyai Sa’diyah.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.2 Guru-Guru Beliau
Kiai Asnawi

2.3 Mendirikan Pondok Pesantren
Dengan dibantu warga pada tahun 1911 mulai membangun masjid dan juga pondokkan kecil untuk menampung santrinya yang semakin bertambah.
Pesantren salaf ini lebih dikenal dengan sebutan Pondok Mantenan kendati tidak berada di desa tersebut. Hal ini terjadi lantaran masyarakat Mantenan lah yang banyak berperan kala awal pendirian masjid dan pesantren. Sedangkan masyarakat Slemanan yang kala itu masih belum begitu mengenal Islam, kurang memberikan sumbangsihnya. Sehingga Pondok Pesantren Mambaul Hikam lebih dikenal dengan sebutan Pondok Mantenan.

3. Penerus Beliau

3.1 Anak Beliau

  1. KH. Bahar Abdul Ghafur
  2. KH. Mirzam Sulaiman Zuhdi
  3. KH. Zubaidi Abdul Ghafur
  4. Kyai Abdullah

4. Perjalanan Hidup dan Dakwah

Melihat kondisi sosial desa Slemanan yang memprihatinkan, sebagai seorang tokoh yang mempunyai intelektualitas Islami yang tinggi, beliau termotivasi untuk memperbaiki kondisi tersebut. Langkah awal yang diambil adalah dengan mendirikan mushalla pada tahun 1907 M. sebagai tempat untuk berdakwah. Selain itu beliau juga mengembangkan dakwahnya dengan cara mengetuk pintu dari rumah ke rumah penduduk.

Di tengah-tengah perjuangan beliau untuk berdakwah, sang istri dipanggil oleh sang maha kuasa terlebih dahulu dan mewariskan lima putra putrinya yang dua diantara sudah meninggal. Ketiga putra nya tersebut yaitu Nyai Mursidah, KH. Bahar, dan Nyai Marwiyah.

4.1 Karier Beliau
Karier Profesional
Pengasuh pesantren Mambaul Hikam Mantenan

5. Referensi

https://nu.or.id/daerah/haul-ke-61-kh-abdul-ghofur-digelar-pekan-ini-Nw1ta
https://www.forummuslim.org/2019/01/kh-abdul-ghofur-pendiri-pp-mambaaul.html

https://www.laduni.id/post/read/517862/biografi-abdul-ghofur-blitar-muasis-pesantren-mambaul-hikam-mantenan.html