Daftar Isi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
1.2 Wafat
1.3 Riwayat Keluarga
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1 Mengembara Menuntut Ilmu
2.2 Guru-Guru Beliau
2.3 Mendirikan Pengasuh Pesantren
3. Penerus Beliau
3.1 Anak-anak Beliau
4. Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1 Karier Beliau
5. Referensi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
KH. Muhammad Mudarris, SM. dan sampai saat ini beliau masih menjadi figure utama / sentral bagi Pondok Pesantren Sabilul Hasanah. KH. Muhammad Mudarris SM dilahirkan di Ponorogo Jawa Timur, pada tanggal 12 Januari 1952. Meskipun kehidupan orangtuanya pada saat itu sangat sederhana sekali, tapi ayah Beliau KH. Moh. Sholeh Imam Kurmain adalah keturunan Kyai Besar “ Kyai Hasan Besari ” Tegalsari Ponorogo dari Anak beliau Kiyai Imam Besari.
1.2 Wafat
KH. Muhammad Mudarris, SM wafat pada Minggu, 23 Agustus 2020 Pukul 08.09 WIB di RS Siloam Palembang karena sakit. Jenazah beliau dimakamkan di Komplek Pemakaman di Pondok pesantren Sabilul Hasanah.
1.3 Riwayat Keluarga
Pada tahun 1976, atas izin Allah beliau dipertemukan Allah dengan wanita yang bernama Siti Nurjannah dari keturunan Sultan Demak,yang sebenarnya masih kerabat jauh beliau untuk menjadi istri beliau. Dari istri tersebutlah beliau memiliki 10 orang anak, yaitu 3 orang Putra dan 7 orang putri.
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
Sambil mengabdikan dirinya kepada Kiyai pesantren tersebut. Tidak kurang dari 6 pondok pesantren yang pernah dimukiminya untuk mencari ilmu keagamaan selama kurang lebih 15 Tahun, diantaranya adalah pondok pesantren Gontor, pondok pesantren Hudatul Muna Jetis, pondok pesantren Durisawo Ponorogo, pondok pesantren Rembang (KH. Baidlowi dan KH. Bisri Musthofa), pondok pesantren Tebuireng, pondok pesantren Manbaul Adhim Nganjuk dan sebagainya. Selanjutnya, setelah beliau menyelesaikan masa menuntut ilmunya di pesantren sampai pada jenjang Sarjana Muda dalam bidang Da’wah di UNSURI/UNU Ponorogo
2.2 Guru-Guru Beliau
- KH. Baidlowi Lasem
- KH. Bisri Musthofa
- KH. Imam Muhadi
2.3 Mendirikan Pondok Pesantren
Atas dorongan dari Guru beliau Mbah KH. Imam Muhadi (Alm) Baron Nganjuk, beliau merantau ke Pulau Sumatera, tepatnya di kota Palembang, untuk mengamalkan ilmu yang telah dimilikinya seraya melakukan usaha ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dari pengalaman di dunia usaha itulah pada akhirnya beliau mendapatkan keahlian dalam bidang kontruksi bangunan (Pernah menjadi Kontraktor dan Konsultan Teknik Swasta) dan meubel air.
3. Penerus Beliau
3.1 Anak-anak Beliau
- KH. M. Syarif Chumas Asyawaly
- KH. M Agus Chumas Asyawaly
- KH. Abdullah Yazid Attamimi
- Dr. KH. Muhammad Ubaidillah Luai Addimsiqi, M.Si
4. Perjalanan Hidup dan Dakwah
Saat itu KH. Muhammad Mudarris SM selaku pendiri pesantren diminta untuk mengobati penyakit salah satu warga setempat. Karena rasa kepedulian
untuk melakukan pembinaan rohani dan Keagamaan terhadap masyarakat sekitar yang saat itu kondisinya masih minim Ilmu agama sehingga sempat
dimanfaatkan Oleh para missionaris untuk menyebarkan ajaran yang dikenal dengan gerakan Bondronoyo. Maka dari situlah muncul niat untuk mendirikan sebuah Pesantren.
Kondisi keagamaan masyarakat desa Purwosari sebelum berdirinya Pesantren masih sangat minim, Sehingga menjadi sasaran para penyebar ajaran
yang dibawa para missionaris untuk mengikuti sebuah gerakan yang dikenal dengan sebutan Bondronoyo. Melihat kondisi yang ada KH. Mudarris pun
merasa terpanggil dan berinisiatif untuk melakukan pembenaran aqidah masyarakat dan mendirikan sebuah lembaga Keagamaan yang kemudian di
beri nama Pondok Pesantren Sabilul Hasanah.
Masyarakat desa Purwosari sendiri mayoritas beragama Islam, dengan beragam macam pekerjaan yang dijalani dalam mencari mata pencarian hidup, seperti: petani karet, petani sawit, buruh perkebunan. Ada yang bekerja dilahan milik sendiri dan ada juga yang menjadi karyawan perusahaan.
Sejak awal mula berdiri di tahun 1994 hingga saat ini pondok pesantren Sabilul Hasanah sudah berusia sekitar 22 tahun dan kemajuan dalam segala aspek pun jelas terlihat baik secara fisik, seperti; pembangunan gedung, sarana dan prasarana maupun kemajuan dalam bidang pemahaman agama santri dan masyarakat sekitar Pondok Pesantren. Sehingga membawa dampak yang sangat positif bagi umat Islam pada umumnya.
4.2 Karier Beliau
1. Karier Profesional
- Pendiri pesantren
- Pengasuh pesantren
2. Karier Organisasi
- Rois Syuriyah PWNU Sumsel
- Pembina Masjid Agung Palembang