Daftar Isi:
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
1.2 Riwayat Keluarga
1.3 Wafat
2. Perjalanan Hidup dan Dakwah
2.1 Kiprah di Nahdlatul Ulama
3. Referensi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
KH. Mustahal Achmad lahir pada 8 Januari 1935 M, di Solo. Beliau merupakan putra Kyai Masyhud, seorang Kyai besar yang dikenal, khususnya sebagai ahli ilmu nahwu. Santri Kyai Masyhud tidak hanya berasal dari wilayah Soloraya, namun juga dari Jawa Timur dan wilayah lainnya. Bahkan, menurut penuturan salah satu tokoh di Solo, pada zaman itu para santri yang hendak khataman Kitab Alfiyah, belum lengkap apabila belum sowan dan ditashih Kyai Masyhud.
Kyai Masyhud, yang juga tokoh pendiri NU Surakarta, mewariskan perjuangannya di NU kepada anak cucunya. Selain Kyai Mustahal, putrinya yang menjadi tokoh, yakni Neng Hj. Mahmudah Mawardi, Ketua PP Muslimat NU (1950-1979). Kemudian cucu Kyai Masyhud, di antaranya Kyai Chalid Mawardi (deklarator PMII) dan Neng Farida Mawardi (Ketua PP IPPNU 1963-1966).
1.2 Riyawat Keluarga
KH. Mustahal Achmad menikah dengan seorang gadis dari daerahnya. Dari pernikahannya dikaruniai 3 putra dan 3 putri. Anak-anak beliau di antaranya:
- Ni’matun Ulfa,
- Niswatul Umah,
- Najmatul Usrah,
- Nasirul Umam,
- Naimul Unsi,
- Nasikhul Ukhwan.
1.3 Wafat
KH. Mustahal Ahmad wafat pada usia 59 tahun, tepatnya pada 1 Juli 1994 M. Jenazah beliau dikebumikan berdekatan dengan sang kakak, Nyai Hj. Mahmudah Mawardi, di Makam Pulo, Laweyan, Surakarta.
2. Perjalanan Hidup dan Dakwah
2.1 Kiprah di Nahdlatul Ulama
Pada 24 Februari 1954 diselenggarakan Konferensi Besar I Lembaga Pendidikan Ma’arif NU di Semarang untuk merealisasikan gagasan pembentukan organisasi pelajar NU yang berskala nasional. Dalam pertemuan tersebut, turut hadir perwakilan dari Surakarta/Solo, Semarang, dan Yogyakarta. Momen pertemuan ini yang kemudian dijadikan sebagai Hari Lahir Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU).
Adapun tokoh yang mewakili ketiga daerah tersebut yakni M. Sufyan Cholil (Yogyakarta), KH. Mustahal Achmad (Surakarta), dan Abdul Ghony Farida (Semarang).
Di beberapa buku yang menulis tentang sejarah IPNU seperti KH. Moh Tolchah Mansoer dalam Biografi Professor NU yang Terlupakan (Caswiyono dkk, 2009) juga artikel-artikel yang beredar di media online, entah karena kesalahan penulisan yang kemudian dikutip berulang-ulang, nama Mustahal ditulis Musthafa. Dari tulisan ini kiranya bisa meluruskan kesalahan tersebut.
Selain itu, di tingkatan lokal, keterlibatan KH. Mustahal Achmad di NU, khususnya IPNU, beliau pernah didapuk menjadi Ketua IPNU Surakarta periode pertama. Kemudian di tingkat pusat, beliau juga masuk ke pengurus PP IPNU periode pertama (1954-1955), di bawah kepemimpinan KH. Tolchah Mansoer. Kala itu, KH. Mustahal Achmad masuk ke dalam kepengurusan, dan tercatat dengan nama Mustahal A.M.
Di era KH. Mustahal menjadi Ketua IPNU Surakarta ini, Kota Solo menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Panca Daerah (Konferensi Segi Lima) pada 30 April-1 Mei 1954.
Pertemuan yang diikuti perwakilan dari lima daerah, yakni Yogyakarta, Solo, Semarang, Jombang, dan Kediri ini sebagai tindak lanjut setelah disahkannya pendirian IPNU tanggal 24 Februari 1954 pada Konferensi Nahdlatul Ulama Ma’arif di Semarang.
Semasa menjadi ketua IPNU Surakarta, KH. Mustahal juga merangkap jabatan sebagai Ketua PMII Surakarta (1960-1962). Selepas dari keduanya, beliau tetap aktif di kepengurusan NU dan banomnya, yakni Ketua PC GP Ansor Surakarta (1958-1964), Wakil Ketua PCNU Surakarta (1964-1967). Sedangkan di bidang politik, beliau pernah menjadi anggota DPRD Jawa Tengah hasil dari Pemilu 1971 (Partai NU) dan Pemilu 1977 (PPP).
3. Referensi
NU Online
Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 01 Juli 2023 dan telah diedit dengan penyelarasan bahasa pada tanggal 08 Januari 2024.
https://www.laduni.id/post/read/70790/biografi-h-mustahal-achmad-ketua-ipnu-surakarta-pertama.html