Biografi Ibnu Abi Hatim

LADUNI.ID Jakarta – Nama lengkap Abu Muhammad Abdurrahman bin Hafidz Abu Hatim Muhammad bin Idris bin al-Mudzir at-Tamimi al-Hanzhali ar-Razi. Dia merupakan anak dari Abu Hatim ar-Razi. Dia merupakan ulama yang menguasai berbgai bidang ilmu, terutama fikih dan hadis. Sehingga diberi gelar Sayikhul Islam, al-Imam dan al-Hafidz.

Contents

Baca Juga :    Biografi Ibnu Mundzir

Lahir

Lahir di lahir di Darb Hanzalah, Rayy, Persia pada tahun 240 H/854 M.

Wafat

Wafat di kota Rayy pada bulan Muharam tahun 327 H/938 M.

Perjalanan Mencari Ilmu

Perjalanan ilmiah pertama Ibnu Abi Hatim dimulai pada tahun 255 H, ketika ia baru menginjak usia 15 tahun. Perjalanan pertama ini dilakukan bersama ayahnya setelah menunaikan ibadah haji. Bersama ayahnya, ia mengunjungi kota Bagdad, Samara, Damaskus, Wasith dan Kufah untuk mengumpulkan hadis dan berguru pada ulama-ulama hadis yang berhasil mereka temui di kota-kota tersebut.

Di Bagdad, sebagai misal, Ibnu Abi Hatim berserta ayahnya bertemu dengan Abdullah (w. 290 H), salah seorang dari putra Ahmad bin Hanbal (w. 241 H) yang memiliki peran dalam mempertahankan dan menyosialisasikan ajaran dan pemikiran ayahnya. Ibnu Abi Hatim belajar tentang opini-opini Ahmad bin Hanbal perihal ‘ilal hadis dan jawaban-jawaban Ahmad bin Hanbal perihal berbagai persoalan keagamaan.

Selain itu, di kota “seribu satu malam” ini Ibnu Abi Hatim dan ayahnya juga berguru kepada ‘Abbas bin Muhammad ad-Duri (w. 271 H) dan ‘Ustman bin Sa’id ad-Darimi (w. 282 H), dimana keduanya adalah murid dari ulama hadis terkemuka di Bagdad, yaitu Yahya bin Ma’in (w. 233 H). Murid Yahya bin Ma’in yang disebut terakhir dikenal sebagai salah seorang tokoh di Bagdad yang amat gencar menyerang paham Mu’tazilah. Setelah itu, Ibnu Abi Hatim dan ayahnya kembali ke Rayy dan berguru kepada ulama yang ada di kota kelahirannya tersebut.

Pada tahun 262 H/875 M, Ibnu Abi Hatim melakukan perjalanan ilmiah lagi. Perjalanan kedua ini dilakukannya tanpa ditemani sang ayah karena ia telah dewasa dan telah memiliki pengetahuan di bidang keagamaan, termasuk hadis. Tujuannya adalah mengunjungi Mesir dan Syria. Di Mesir ia mengunjungi beberapa ulama terkemuka di Fustat dan Aleksandria. Salah seorang ulama yang didatangi Ibnu Abi Hatim adalah ar-Rabi’ bin Sulaiman, salah seorang ulama garda depan yang tinggal di Fustat dan penyebar pandangan-pandangan Imam Syafi’i. Guru Ibnu Abi Hatim yang bernama Abu Zur’ah juga pernah belajar kepada ar-Rabi’ bin Sulaiman untuk menyalin karya-karya Imam Syafi’i yang dimiliki ar-Rabi’.

Selain ar-Rabi’, di Mesir Ibnu Abi Hatim juga berguru kepada dua orang kakak beradik, yaitu ahli fikih Muhammad bin Abdullah bin al-Hakam dan sejarawan Abdurrahman bin Abdullah bin al-Hakam. Keduanya adalah putra ahli hukum Islam terkemuka di Mesir, yaitu Abdullah bin al-Hakam (w. 214 H). Kemudian Ibnu Abî Hâtim melanjutkan perjalanan ke Beirut dan mengambil jalan melingkar melalui Bagdad untuk menuju kota kelahirannya, Rayy. Perjalanan ilmiah terakhir Ibnu Abi Hatim dilakukannya pada tahun 264 H/877 M.

Kali ini yang menjadi tujuannya adalah Kota Isfahan. Di kota ini, Ibnu Abi Hatim mengunjungi Shalih, salah seorang dari putra Ahmad bin Hanbal yang menjadi qadhi di Isfahan. Laiknya Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, Shalih juga berperan penting dalam mewarisi ajaran-ajaran dan menyebarkan secara luas pandangan-pandangan keagamaan ayahnya, Ahmad bin Hanbal. Dari Shalih, Ibnu Abi Hatim belajar dan memperoleh ilmu tentang pandangan-pandangan kritik Ibnu al-Madini (w. 234 H). Yunus bin Habib al-Isfahani dan Usayd bin ‘Ashim adalah di antara ulama lain yang dikunjungi Ibnu Abi Hatim di Isfahan. Setelah memperoleh ilmu pengetahuan yang memadai, Ibnu Abi Hatim kembali ke Rayy.

Baca Juga :    Biografi Ibnu Al Qadhi Ibnu Suraij

Sanad Keilmuan

Guru-guru Beliau:

  1. Imam Abu Ibrahim Ismail bin Yahya Al Muzani
  2. Abu Daud
  3. Al Hafidh Ad Darimi
  4. Ibnu Abid Dunya
  5. Abu Abdillah Al Marwazi
  6. Imam Abu Ja’far At-Tirmidzi
  7. Imam an-Nasa’i
  8. Junaid Al Baghdadi
  9. Abu Hatim ar-Razi
  10. Abu Sa’id al-Asyaj
  11. Ahmad bin Sinan al-Qaththan
  12. Yunus bin Abdul A’la
  13. Shalih bin Ahmad bin Hanbal
  14. Muhammad bin Ismail al-Ahmasi
  15. Ibnu Warah
  16. Abu Zur’ah
  17. Ibnu al-Madini
  18. Muhammad bin Abdullah bin al-Hakam
  19. Abdurrahman bin Abdullah bin al-Hakam
  20. ‘Abbas bin Muhammad ad-Duri
  21. ‘Ustman bin Sa’id ad-Darimi
  22. Rabi’ bin Sulaiman
  23. Abdullah bin Ahmad bin Hanbal
  24. Yunus bin Habib al-Isfahani
  25. Usayd bin ‘Ashim
  26. Muslim bin Hajjaj

Murid-murid Beliau:

  1. Husain bin ‘Ali
  2. Abu Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Hayyan al-Asbihani al-Hafidz
  3. Alî bin Abd al-‘Aziz bin Mudrik
  4. Abu Ahmad al-Hakim al-Kabir
  5. Ahmad bin Muhammad al-Basir
  6. Abdullah bin Muhammad bin Asad

Baca Juga :    Biografi Junaid Al Baghdadi

  1. Taqdimah al-Ma’rifat li al-Jarh wa al-Ta’dil
  2. Kitab al-Jarh wa al-Ta’dîl, Tafsir
  3. ‘Ilal al-Hadits
  4. Al-Musnad
  5. Al-Fawaid al-Kabir
  6. Fawaid al-Raziyyin
  7. Al-Zuhd
  8. Tsawab al-A’mal
  9. Al-Marasil
  10. Al-Radd ‘ala al-Jahmiyyah
  11. Al-Kuna

Sumber: Grafis Sanad Keilmuan Nahdlatul Ulama

https://www.laduni.id/post/read/72014/biografi-ibnu-abi-hatim.html