Daftar Isi Biografi Imam Adz-Dzahabi
1. Riwayat Hidup
1.1 Lahir
1.2 Wafat
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1 Masa Menuntut Ilmu
2.2 Guru
6. Karya
7. Chart Silsilah
7.1 Chart Silsilah Sanad
8. Referensi
Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz bin Abdullah adz-Dzahabi al-Fariqi. Beliau berasal dari negara Turkumanistan, dan Maula Bani Tamim.
1. Riwayat Hidup
1.1 Lahir
Imam Adz-Dzahabi lahir pada tahun 673 hijriyah di Mayyafariqin Diyar Bakr.
1.2 Wafat
Imam Adz-Dzahabi pada malam Senin, 3 Dzulqa’dah 748 H, di Damaskus, Syiria dan dimakamkan di pekuburan Bab ash-Shaghir.
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1 Masa Menuntut Ilmu
Imam Adz-Dzahabi menuntut ilmu sejak usia dini dan ketika berusia 18 tahun beliau menekankan perhatian dalam dua bidang ilmu yaitu ilmu Al-Qur’an dan Hadis Nabawi. Beliau menempuh perjalanan yang jauh dalam mencari ilmu ke Syam, Mesir, dan Hijaz (Mekkah dan Madinah). Beliau mengambil ilmu dari para ulama di negeri-negeri tersebut.
2.2 Guru
- Ibnu Taimiyah,
- Al-Hafizh Jamaluddin Yusuf bin Abdurman al-Mizzi,
- Al-Hafizh Alamuddin Abdul Qasim bin Muhammad al-Birzali,
- Umar bin Qawwas,
- Ahmad bin Hibatullah bin Asakir,
- Yusuf bin Ahmad al-Ghasuli,
- Abdul Khaliq bin Ulwan,
- Zainab bintu Umar bin Kindi,
- Al-Abuqi,
- Isa bin Abdul Mun’im bin Syihab,
- Ibnu Daqiqil Id,
- Abu Muhammad ad-Dimyathi,
- Abul abbas azh-Zhahiri,
- Ali bin Ahmad al-Gharrafi,
- Yahya bin ahmad ash-Shawwaf,
- At-Tauzari
3. Penerus
3.1 Murid
- Tajuddin as-Subki,
- Muhammad bin Ali al-Husaini,
- Ibnu kasir,
- Al-Hafizh Ibnu Rajab, dan masih banyak lagi selain mereka.
4. Pujian Ulama Kepadanya
Al-Imam Ibnu Nashruddin ad-Dimasyqi berkata, “Beliau adalah Ayat (tanda kebesaran Allah) dalam ilmu rijal, sandaran dalam jarh wa ta’dil (ilmu kritik hadis) lantaran mengetahui cabang dan pokoknya, imam dalam qiraat, faqih dalam pemikiran, sangat paham dengan madzhab-madzhab para imam dan para pemilik pemikiran, penyebar sunnah dan madzhab salaf di kalangan generasi yang datang belakangan.” (Raddul Wafir, hal. 13) Ibnu Katsir berkata, “Beliau adalah Syekh al-Hafizh al-kabir, Pakar Tarikh Islam, Syaikhul muhadditsin, beliau adalah penutup syuyukh hadis dan huffazhnya.” (al-Bidayah wa an-Nihayah, XIV:225)
Tajuddin as-Subki berkata, “Beliau adalah syekh Jarh wa Ta’dil, pakar Rijal, seakan-akan umat ini dikumpulkan di satu tempat kemudian beliau melihat dan mengungkapkan seja mereka.” (Thabaqah Syafi’iyyah Kubra, IX:101)
An-Nabilisi berkata, “Beliau pakar zamannya dalam hal perawi dan keadaaan-keadaan mereka, tajam pemahamannya, cerdas, dan ketenarannya sudah mencukupi dari pada menyebutkan sifat-sifat nya.” (ad-Durar al-Kaminah, III:427)
Ash-Shafadi berkata, “Beliau seorang hafizh yang tidak tertandingi, penceramah yang tidak tersaingi, mumpuni dalam hadis dan rijalnya, memiliki pengetahuan yang sempurna tentang illah dan keadaan-keadaannya, memiliki pengetahuan yang sempurna tentang biografi manusia. Menghilangkan ketidakjelasan dan kekaburan dalam seja manusia. Beliau memiliki akal yang cerdas, benarlah nisbahnya kepada dzahab (emas). Beliau mengumpulkan banyak bidang ilmu, memberi manfaat yang banyak kepada manusia, banyak memiliki karya ilmiah, lebih mengutamakan hal yang ringkas dalam tulisannya dan tidak berpanjang lebar. Aku telah bertemu dan berguru kepadanya, dan membaca banyak dari tulisan-tulisannya di bawah bimbingannya. Aku tidak menjumpai padanya kejumudan, bahkan dia adalah faqih dalam pandangannya, memiliki banyak pengetahuan tentang perkataan-perkataan ulama, madzhab-madzahab para imam salaf dan para pemilik pemikiran.” (al-Wafi bil Wafayat, II:163)
5. Kata-kata Imam Adz-Dzahabi
Imam adz-Dzahabi berkata, “Tidak sedikit orang yang memusatkan perhatiannya pada ilmu kalam melainkan ijtihadnya akan membawanya kepada perkataan yang menyelisihi Sunnah. Karena itulah ulama salaf mencela setiap yang belajar ilmu-ilmu para umat sebelum Islam. Ilmu kalam turunan dari ilmu para filosof atheis. Barangsiapa yang sengaja ingin menggabungkan ilmu para nabi dengan ilmu para ahli filsafat dengan mengandalkan kecerdasannya maka pasti dia akan menyelisihi para nabi dan para ahli filsafat. Dan barangsiapa yang berjalan di belakang apa yang dibawa oleh para rasul, maka sungguh dia telah menempuh jalan salaf dan menyelamatkan agma dan keyakinannya.” (Mizanul I’tidal, III:144)
Beliau menukil perkataan ma’mar, “Dahulu dikatakan bahwa seseorang menuntut ilmu untuk selain Allah maka ilmu itu enggan hingga semata-mata untuk Allah.” Kemudian beliau mengomentari perkataan ma’mar tersebut dengan mengatakan, “Ya, dia awalnya menuntut ilmu atas dorongan kecintaan kepada ilmu, agar menghilangkan kejahilannya, agar mendapat pekerjaan, dan yang semacamnya. Dia belum tahu tentang wajibnya ikhlas dalam menuntutnya dan kebenaran niat di dalamnya. Maka jika sudah mengetahuinya, dia hisab dirinya dan takut terhadap akibat buruk dari niatnya yang keliru, maka datanglah kepada niat yang shahih semuanya atau sebagiannya. Kadang dia bertaubat dari niatnya yang keliru dan menyesal. Tanda atas hal itu ialah bahwasanya dia mengurangi dari klaim-klaim, perdebatan, dan perasaan memiliki ilmu yang banyak, dan dia hinakan dirinya. Adapun jika dia merasa banyak ilmunya atau mengatakan “saya lebih berilmu dari pada Fulan; maka sungguh celakalah dia.” (Siyar A’lamin Nubala’ , VII:17)
Beliau berkata, “Yang dibutuhkan oleh seorang hafizh adalah hendaknya bertakwa, cerdas, mahir Nahwu, mahir ilmu bahasa, memiliki rasa malu dan bermanhaj salaf.” (Siyar, XIII:380)
Beliau berkata, “Ahli hadis sekarang hendaknya memperhatikan kutubs sittah, musnad Ahamd dan Sunan Baihaqi. Dan hendaknya teliti terhadap matan-matan dan sanad-sanadnya, kemudian tidak mengambil manfaat dari hal itu hingga dia bertakwa kepada Rabbnya dan menjadikan hadits sebagai dasar agama.
Kemudian ilmu bukanlah dengan banyak riwayat, tetapi dia adalah cahaya yang Allah pancarkan ke dalam hati dan syaratnya adalah ittiba’ (mengikuti nabi Shallallahu alaihi wassalam-red) dan menjauhkan diri dari hawa nafsu dan kebid’ahan.” (Siyar, XIII:323)
Beliau berkata, “Kebanyakan ulama pada zaman ini terpaku dengan taqlid dalam hal furu’, tidak mau mengembangkan ijtihad, tenggelam dalam logika-logika umat terdahulu dan pemikiran ahli filsafat. Dengan demikian, bencana pun meluas, hawa nafsu menjadi hukum dan tanda-tanda tercabutnya ilmu semakin nampak. Semoga Allah memati seseorang yang mau memperhatikan kondisi dirinya, menjaga ucapannya, selalu membaca al-Qur’an, menangis atas kejadian zaman, memperhatikan kitab ash-Shahihain dan beribadah kepada Allah sebelum ajal datang secara tiba-tiba.” (Tadzki al-Huffazh, II:530)
6. Karya
Beliau memiliki sekitar 100 karya tulis, di antara karya-karya tulis itu adalah:
- Al-Uluww lil Aliyyil Ghaffar
- Taariikhul Islam
- Siyar A’laamin Nubalaa’
- Mukhtashar Tahdziibil Kamaal
- Miizaanul I’tidaal Fii Naqdir Rijaal
- Thabaqatul Huffazh
- Al-Kaasyif Fii Man Lahu Riwaayah Fil Kutubis Sittah
- Mukhtashar Sunan al-Baihaqi
- Halaqatul Badr Fii Adadi Ahli Badr
- Thabaqatul Qurra’
- Naba’u Dajjal
- Tahdziibut Tahdziib
- Tanqiih Ahaadiitsit Ta’liiq
- Muqtana Fii al-Kuna
- Al-Mughni Fii adh-Dhu’afaa’
- Al-Ibar Fii Khabari Man Ghabar
- Talkhiishul Mustadrak
- Ikhtishar Taarikhil Kathib
- Al-Kabaair
- Tahriimul Adbar
- Tauqif Ahli Taufiq Fi Manaaqibi ash-Shiddiq
- Ni’mas Smar Fi Manaaqib Umar
- At-Tibyaan Fi Manaaqib Utsman
- Fathul Mathalib Fii Akhbaar Ali bin Abi Thalib
- Ma Ba’dal Maut
- Ikhtishar Kitaabil Qadar Lil Baihaqi
- Nafdhul Ja’bah Fi Akhbaari Syu’bah
- Ikhtishar Kitab al-Jihad, Asakir
- Mukhtashar athraafil Mizzi
- At-Tajriid Fii Asmaa’ ish Shahaabah
- Mukhtashar Tariikh Naisabuur, al-Hakim
- Mukthashar al-Muhalla dan Tartiil Maudhuu’at, Ibn al-Jauzi
7. Chart Silsilah
7.1 Chart Silsilah Sanad
Berikut ini chart silsilah sanad guru Imam Adz-Dzahabi dapat dilihat DI SINI, dan chart silsilah sanad murid beliau dapat dilihat DI SINI.
8. Referensi
- Thabaqah asy-Syafi’iyyah al-Kubra,
- Tajuddin as-Subki (IX:100-116),
- Raddul Wafiir,
- Ibn Nashiruddin ad-Dimasqi, hal.31-32 ,
- Abjadul Ulum,
- Shiddiq Hasan Khan (III:99-100),
- Dzail Tadzkiratil Huffazh (I:34-37).
https://www.laduni.id/post/read/517065/biografi-imam-adz-dzahabi.html