Biografi KH. Abdul Fattah, Pendiri Pesantren Al Fattah Lamongan

Daftar Isi

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Wafat
1.3  Riwayat Keluarga

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1  Mengembara Menuntut Ilmu
2.2  Guru-Guru Beliau
2.3  Mendirikan Pengasuh Pesantren

3.    Penerus Beliau
3.1  Anak-anak Beliau

4.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1  Jasa-jasa Beliau
4.2  Karier Beliau

5.    Referensi

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga 

1.1 Lahir
KH. Abdul Fattah beliau adalah putera pertama dari pasangan ayahanda Kiyai Ahmad Rais dan ibu Teminah, beliau lahir pada tahun 1911 di Desa Siman Kecamatan Sekaran. Kiyai Ahmad Rais adalah tokoh masyarakat dan agama yang menjabat sebagai modin Desa Siman pada waktu itu.

1.2 Wafat
KH. Abdul Fattah wafat pada tanggal 8 Juli tahun 1992 bertepatan dengan tanggal 7 Muharram 1413 Hijriah wasiat beliau meminta untuk dimakamkan di makam Desa Siman, bercampur dengan masyarakat Desa Siman, dan tidak mau dimakamkan sendiri. Hal tersebut karena KH. Abdul Fattah sangat dekat dengan masyarakat Desa Siman dan tidak memandang segala tingkatan dalam kehidupannya.

1.3 Riwayat Keluarga
KH. Abdul Fattah menikah dengan seorang gadis bernama Marwiyah binti H. Abdullah dari Desa Cangaan Kecamatan Kanor Bojonegoro, dan dari pernikahannya ini beliau dikaruniai tujuh orang putra dan satu orang putri.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

Kemudian pada tahun 1923 beliau pindah pesantren di Desa Sungegeneng untuk menuntut ilmu pada Kyai Haji Abu Ali, disini beliau juga hanya satu tahun. Selanjutnya pada tahun 1924 beliau menuju pondok pesantren di Desa Kebalandono dibawah asuhan Kyai haji Khozin selama kurang lebih tiga tahun sampai dengan tahun 1926. Di pesantren ini beliau memulai belajar ilmu Nahwu Shorof( ilmu tata bahasa bahasa Arab).

Berkat ketekunan dan kesungguhan beliau dalam waktu tiga tahun itu beliau telah dapat membaca kitab kuning ( kitab yang bertuliskan bahasa arab gundul tanpa harokat yang dicetak menggunakan kertas berwarna kuning).

Dilanjutkam pada tahun 1927 beliau melanjutkan jenjang studinya ke pondok pesantren Langitan Tuban. Di pesantren ini beliau menghabiskan usia mudanya untuk menuntut berbagai disiplin ilmu agama mulai dari ilmu Tauhid, Hadis, fiqh, dan sebagainya kepada Kiyai Haji Abdul Hadi. Kepada Kiyai Abdul Hadi ini beliau betul-betul berkhidmat dalam segala bentuk kehidupannya. Dibawah asuhan Kyai Haji Abdul Hadi beliau menghabiskan waktunya kurang lebih selama 13 tahun yaitu, mulai tahun 1927 sampai dengan tahun 1939.

Tahun 1940 beliau KH. Abdul Fattah atas izin Kiyai Haji Abdul Hadi meneruskan pendidikan pesantrennya ke pesantren Kasingan Rembang Jawa Tengah di bawah asuhan KH. Ahmad Kholil selama satu tahun, istilahnya hanya tabarrukan (mengharapkan berkah) saja. Selanjutnya pada tahun 1941 beliau tabarrukan ke berbagai pondok pesantren, diantaranya pondok pesantren Tebuireng Jombang di bawah asuhan KH. Hasyim Asy’ari pendiri organisasi NU, kemudian kepada KH. Khozin Siwalan Panji Sidoarjo. Selama Tabarrukan ini beliau tidak pernah terlepas dari ijin Kyai Haji Abdul Hadi Langitan.

KH.Abdul Fattah menyelesaikan belajarnya tepat pada awal tahun 1942. Setelah pamitan dan mohon izin kepada Kiyai Haji Abdul Hadi Langitan dan selanjutnya beliau pulang ke kampung halamannya.Bersamaan dengan itu beliau di titipi Kiyai Haji Abdul Hadi beberapa santri untuk di asuh di kampung halamannya Desa Siman.

2.2 Guru-Guru Beliau

  1. Kiyai Ahmad Rais
  2. Kiyai Shoim
  3. Kiyai Haji Abu Ali
  4. Kiyai haji Khozin
  5. Kiyai Abdul Hadi Langitan
  6. KH.Ahmad Kholil Kasingan
  7. KH.Hasyim Asy’ari
  8. KH. Khozin Siwalan Panji Sidoarjo
     

2.3 Mendirikan Pondok Pesantren
Setelah menikah dengan Nyai Marwiyah, KH. Abdul Fattah bersama masyarakat Desa Siman dan sekitarnya mendirikan sebuah lembaga keagamaan yang menjadi tempat belajar ilmu agama dan sekaligus pelajaran formal yang bermula bernama Pondok Pesantren Salafiyah Ihyauddin di Desa Siman Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan Jawa Timur dan berubah nama menjadi Pondok Pesantren Al Fattah setelah KH. Abdul Fattah wafat  atas Prakarsa KH. Agus Abdul Majid Fattah sebagai bentuk penghormatan kepada sang ayah, yakni KH. Abdul Fattah.

3. Penerus Beliau

3.1 Anak-anak Beliau

  1. KH. Agus Abdul Muhit Fattah
  2. KH. Agus Abdul Madjid Fattah
  3. KH. Muhammad Ma’mun Fattah

4. Perjalanan Hidup dan Dakwah

Menyebarkan dakwah Islam di Desa Siman dan sekitarnya. KH. Abdul Fattah mengabdi serta mengamalkan ilmu-ilmu yang telah didapat dari belajar di beberapa Pondok Pesantren kepada masyarakat Desa Siman dan warga sekitar Desa Siman, mengentaskan masyarakat dari keterpurukan sosial ekonomi serta meningkatkan taraf pendidikan masyarakat Desa Siman dan sekitarnya.

Pondok Pesantren Al Fattah digunakan KH. Abdul Fattah sebagai media atau jalan bagi masyarakat Desa Siman untuk mengenal lebih dalam agama Islam dan mengenyam pendidikan formal dan non formal.

4.2 Karier Beliau
Pengasuh pesantren Al Fattah Lamongan

5. Referensi

Home

https://www.laduni.id/post/read/517780/biografi-kh-abdul-fattah-pendiri-pesantren-al-fattah-lamongan.html