Biografi KH. Abdurrochim Yahya, Pengasuh Pesantren Miftahul Huda Malang

Daftar Isi

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Wafat
1.3  Riwayat Keluarga

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1  Mengembara Menuntut Ilmu
2.2  Guru-Guru Beliau
2.3  Mendirikan Pondok Pesantren

3.    Penerus Beliau
3.1  Anak-anak Beliau

4.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1  Karier Beliau
4.2  Karya-karya Beliau

5.    Referensi

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga 

1.1 Lahir
KH. Abdurrochim Yahya merupakan pengasuh generasi keempat Pondok Pesantren Miftahul Huda, Gading, Malang. Beliau adalah putra keempat KH, Muhammad Yahya. Kiai Rochim (sapaan akrab beliau) dilahirkan di Kota Malang, 17 Maret 1942

1.2 Wafat
KH. Abdurrochim Yahya  wafat pada 22 Januari 2011 M /18 Safar 1432 H.

1.3 Riwayat Keluarga
Beliau menikahi seorang wanita sholehah dan dikaruniai beberapa anak.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.2 Guru-Guru Beliau

2.3 Mendirikan Pondok Pesantren
KH. Abdurrochim Yahya  tidak seorang diri dalam berperan sebagai pengasuh generasi keempat Pondok Gading. Dalam perjuangannya, Kyai Abdurrochim ditemani kedua adik laki-laki beliau yakni KH. Abdurrohman Yahya dan KH. Ahmad Arif Yahya. Muara dari seluruh kebijakan dan pengambilan keputusan adalah Kyai Abdurrochim. Sedangkan Kyai Abdurrohman mempertimbangkan kebijakan dalam bidang kepesantrenan dan Kyai Ahmad Arif, sebagai adik yang paling lama menimba ilmu di beberapa Pondok Pesantren, mengasuh Madrasah Matholiul Huda.

Di samping itu, kedua menantu Kyai Yahya yakni KH. Baidhowi Muslich dan KH. M. Shohibul Kahfi juga turut membantu Kyai Abdurrochim dalam mengasuh Pondok Gading. Kyai Baidhowi menyusun dan menjaga relasi antara Pondok Gading dengan lingkungan luar. Sedangkan Kyai Shohibul Kahfi memanajemen organisasi-organisasi internal Pondok Gading.

Hal yang benar-benar dipertahankan oleh Kyai Rochim dari Kyai Yahya dalam mengasuh Pondok pesantren Miftahul Huda Gading adalah dengan melakukan tugas kepengasuhan secara ikhlas. Pondok pesantren Miftahul Huda Gading tidak pernah memungut biaya yang terlalu besar dari santri-santrinya. Biaya yang dikenakan bisa jadi impas hanya untuk biaya listrik dan penerangan saja. Tidak berlebihan jika mengatakan bahwa Pondok pesantren Miftahul Huda adalah lembaga pendidikan yang sama sekali nirlaba; tidak sedikitpun mengambil keuntungan berupa materi. Pondok Pesantren Miftahul Huda Gading adalah murni lembaga pendidikan dan pembina jiwa, tanpa ada maksud untuk mencari keuntungan material dari sana.

3. Penerus Beliau

3.1 Anak Beliau
Gus Fuad Bin KH.Abdurrohim Amrullah Yahya

4. Perjalanan Hidup dan Dakwah

KH. Abdurrochim Yahya mendidik santri-santrinya dengan disiplin dan tegas. Baik ketika dalam proses pembelajaran maupun ketika santri-santri mengerjakan pekerjaan untuk pondok, beliau selalu menuntut untuk selesai tepat waktu dan mengharapkan hasil yang baik. Beliau mengatakan kepada santri-santrinya adalah bahwa kehidupan di pondok adalah layaknya kehidupan di masyarakat, namun dalam lingkup lebih kecil. Santri-santri selalu dididik dengan disiplin yang ketat agar nantinya dalam masyarakat bisa menjadi orang yang berguna dan menjalankan peran dalam kehidupan dengan baik.

KH. Abdurrochim Yahya mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial-budaya, dan politik yang juga terus berubah. Kyai Abdurrochim mendidik santri-santrinya dengan disiplin dan tegas. Baik ketika dalam proses pembelajaran maupun ketika santri-santri mengerjakan pekerjaan untuk pondok, beliau selalu menuntut untuk selesai tepat waktu dan mengharapkan hasil yang baik.

Beliau mengatakan kepada santri-santrinya adalah bahwa kehidupan di pondok adalah layaknya kehidupan di masyarakat, namun dalam lingkup lebih kecil. Santri-santri selalu dididik dengan disiplin yang ketat agar nantinya dalam masyarakat bisa menjadi orang yang berguna dan menjalankan peran dalam kehidupan dengan baik.

KH. Abdurrochim Yahya mudah akrab dan mengenal santri-santrinya dengan baik. Beliau selalu mengingat nama-nama santri dan daerah asal mereka, sekalipun tidak secara langsung mengajar seluruh santri. Hanya sebagian santri Pondok Gading yang diajar langsung oleh KH. Abdurrochim Yahya . Namun, setiap ada santri-santrinya yang sowan ke Dalem, beliau selalu mengakrabi dengan menanyakan nama, daerah asal, dan kabar mereka. Karena itu, ketika ada seorang santri yang sudah lama tidak bertemu beliau sowan ke Dalem, beliau selalu menanyakan, “kok suwé mbotên sowan?”.

Di samping kebiasaan menghafal nama-nama santri dan asal daerahnya, ada alasan lain mengapa KH. Abdurrochim Yahya bisa begitu dekat dekat dengan santrinya, yakni karena kerap berkunjung silaturahmi ke rumah wali santri. Yang dilakukan KH. Abdurrochim Yahya ini tidak lain karena tanggung jawab beliau sebab diamanahi oleh wali santri untuk mendidik putra-putranya menjadi suri tauladan yang baik. Di sisi lain tindakan beliau ini adalah untuk menjaga hubungan baik antara guru dengan santrinya maupun wali santrinya.

Dalam suatu rentang waktu KH. Abdurrochim Yahya mengajak santri-santri yang tidak sekolah maupun di luar pondok untuk mengadakan pembelajaran tambahan kitab kuning di Dalem pada waktu dhuha. Dengan begitu santri-santri tetap dapat memiliki kegiatan positif sekalipun tidak melanjutkan pendidikan sekolah atau kuliah.

KH. Abdurrochim Yahya juga memperhatikan pendidikan santri di luar Pondok Pesantren. Ketika ada santri-santri yang memiliki masalah di sekolahnya, laporan-laporan selalu sampai kepada KH. Abdurrochim Yahya , entah itu masalah santri yang sering datang terlambat ke sekolah, bolos, atau telat melakukan pembayaran sekolah.

Beliau kemudian sering mengutus pengurus-pengurus Pondok Gading untuk membantu santri-santri yang bermasalah tersebut untuk menyelesaikan masalah mereka. Bahkan saat itu sampai ada pengurus yang harus mendatangi sekolah-sekolah si santri untuk memberikan keterangan dan permintaan maaf, di samping mengingatkan kembali kepada santri-santri untuk tidak melupakan pendidikan di luar pondok di samping harus memenuhi kewajiban mereka di Pondok Gading.

4.1 Karier Beliau

Karier Profesional
Pengasuh pesantren Miftahul Huda Gading Malang

5. Referensi

https://gadingpesantren.id/artikel/baca/mengenang-figur-teladan-kh-abdurrochim-yahya

https://www.laduni.id/post/read/517868/biografi-kh-abdurrochim-yahya-pengasuh-pesantren-miftahul-huda-malang.html