Daftar Isi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
1.2 Wafat
1.3 Riwayat Keluarga
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1 Mengembara Menuntut Ilmu
2.2 Guru-Guru Beliau
2.3 Mengasuh Pondok Pesantren
3. Penerus Beliau
3.1 Anak-anak Beliau
4. Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1 Karier Beliau
5. Referensi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
KH. Ahmad Muzammil yang sering disapa Kyai Muzammil lahir di tanah Bangkalan, Madura pada tanggal 14 Agustus 1970. Kedua orangtuanya bernama Haji Mahrus dan Sa’diyah. Beliau adalah anak kedua dari empat bersaudara dan dibesarkan dalam keluarga yang taat dalam melaksanakan ajaran agama Islam.
1.2 Wafat
KH Ahmad Muzzammil telah berpulang pada Kamis 27 Mei 2021 dinihari.
1.3 Riwayat Keluarga
Beliau menikahi seorang wanita sholehah dan dikaruniai beberapa anak.
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.2 Guru-Guru beliau saat menuntut ilmu di antaranya:
- Haji Mahrus
- Kyai Thabrani bin Abdul Aziz
- KHR. As’ad Syamsul Arifin
- KH. Abdul Wahid Zaini
- KH. Hasan Abdul Wafi
- KH. Yusuf Muhammad
- KH. Afifuddin Muhajir
2.3 Mengasuh Pondok Pesantren
Beliau memutuskan hijrah ke daerah tersebut pada hari Selasa Pahing, 5 Agustus 1997 M / 1 Robi’ul Akhir 1418 H. Tujuan hijrahnya tidak ada lain, adalah untuk menyebarkan ilmu agama dan memperjuangkan terwujudnya masyarakat yang mencintai dirinya, agamanya dan bangsa serta negaranya.
Sejak saat itu perjuangan dimulai, berawal dari numpang di rumah Bapak KH.Achmadi Zaenuri selama 1 tahun lamanya, kemudian membeli sebidang tanah dengan luas 340M2 yang berasal dari uang infaq salah seorang sahabat karib pengasuh, yaitu Prof. Dr. H. M. Sambas Sabarnurdin,M.Sc yang saat itu menjabat Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Berselang setahun, Pengasuh membangun sebuah mushalla dari bambu, kemudian membangun rumah tinggal yang serba bambu juga. Sejak saat itu, kegiatan pembelajaran ala pesantren dimulai dengan kurang lebih 8 orang santri yang rata-rata berasal dari Sukabumi jawa Barat.
Waktu terus berjalan, perjalanan perjuangan terus berjalan dengan berbagai rintangan dan tantangan. Dua tahun pertama merupakan masa sulit. Sebagian besar masyarakat belum memahami apa itu pesantren sehingga banyak respon negatif. Demikian pula dengan pendanaan, belum ada pemasukan pasti untuk berjalannnya kegiatan. Bahkan pengasuh sendiri, dimalam hari belum tahu pasti apa yang akan dimakan esok pagi. Akan tetapi dengan semangat 45 dan doa yang terus menerus, Pesantren Rohmatul Umam setapak demi setapak terus melangkah, perlahan tapi pasti, semakin hari semakin menunjukkan eksistensinya.
3. Penerus Beliau
3.1 Anak-anak Beliau
Nudia Amburika
4. Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1 Karier
Karier Profesional Organisasi
- Pengasuh Pondok Pesantren Rohmatul Umam
- Penggagas forum SKhNU
- Dakwah Bina Pribadi Islami
Karier Profesional Organisasi
- Lembaga Bahtsul Masail NU
- Forum Semut Khittah NU (SKhNU)
5. Referensi
https://digilib.uin-suka.ac.id