Daftar Isi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
1.2 Wafat
1.3 Riwayat Keluarga
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1 Mengembara Menuntut Ilmu
2.2 Guru-Guru Beliau
2.3 Menjadi Pengasuh Pondok Pesantren
3. Penerus Beliau
3.1 Anak-anak Beliau
4. Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1 Karier Beliau
5. Referensi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
KH. Bajuri Yusuf dilahirkan di Lebak Sangkapura Pulau Bawean Gresik Jawa Timur pada 20 Maret 1950 dari pasangan Kiyai Yusuf Zuhri dengan Nyai Muthiyah.
1.2 Wafat
KH. Bajuri Jusuf, LIS., Pengasuh Pondok Pesantren Hasan Jufri, Lebak, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik telah berpulang ke rahmatullah, hari ini (rabu, 3 September 2014) di RSUD Dr. Soteomo Surabaya.
1.3 Riwayat Keluarga
KH. Bajuri Yusuf menikah dengan Nyai Faizah binti KH. Hilmi dari Desa Kebun Teluk Dalam Kecamatan Sangkapura (1981), dianugerahi 3 puteri dan 2putra. Yaitu:
- Fauziyah (alumni Pondok Pesantren Tambakberas Jombang dan Pesantren Al-Fatah Siman Lamongan)
- Ainun Barakah (alumni Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah Bangil Pasuruan dan Dar al-Mustafa Yaman),
- Ulfatun Najihah (alumni Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah Bangil Pasuruan)
- Mohamad Najahul Umam (alumni Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah Bangil Pasuruan dan Dar al-Mustafa Yaman),
- Zah Faid (alumni Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah Bangil Pasuruan). Saat ini Zah Faid masih studi di Universitas al-Ahqaf Yaman
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
Pada tahun 1964/1965 beliau mendapat tugas belajar PPUPAN (Pendidikan Pengadilan Urusan Pengadilan Agama) ke Kediri dari Departemen Agama (Ikatan Dinas). Tugas belajar ini tidak sampai terselesaikan sebab segera meletus peristiwa G 30S/PKI tahun 1965. Akhirnya, Kyai Bajuri pindah ke Krapyak Yogyakarta tahun 1966 untuk meneruskan pendidikannya di Pesantren yang diasuh oleh Kyai Ali Ma’sum.
Setelah menamatkan sekolah formal di Pesantren tersebut, atas anjuran pengasuh, Kyai Bajuri melanjutkan pendidikan formalnya ke Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijogo. Kuliah itu dijalaninya dari Pesantren, sebab kala itu beliau sudah dilantik menjadi pengurus Pesantren dari tahun 1971-1975. Sayangnya sebelum dapat menamatkan kuliahnya ke doktoral II (Drs), tahun 1975 beliau pergi ke Timur Tengah tepatnya di Makkah al Mukarromah karena mendapatkan beasiswa belajar ke Darul Hadis.
Setelah kurang lebih 1 tahun 6 bulan, tepatnya tahun 1976, beliau mendapatkan panggilan belajar di salah satu Universitas ternama di kota Baghdad, yakni Perguruan Tinggi Imam al A’dham yang tahun 1979 dilebur dengan Universitas Baghdad. KH. Bajuri Yusuf kali ini kuliah di Fakultas Syariah. Setelah merampungkan kuliah sarjananya tahun 1980 dengan menyandang titel LISS
2.2 Guru-guru Beliau saat Menuntut Ilmu di antaranya
- KH. Yusuf Zuhri
- KH. Ali Maksum
2.3 Menjadi Pengasuh Pondok Pesantren
Sewaktu menunggu penerimaan mahasiswa baru di Universitas Madinah tersebut, Kyai Bajuri tiba-tiba diminta pulang ke Bawean oleh keluarganya sebab berangkat ke Timteng belum pernah pulang ke Bawean.
Kepulangannya yang pada awalnya hanya direncanakan dalam waktu sebentar, ternyata harus dilakukan selamanya, sebab baru 3 minggu di tanah kelahirannya Bawean, ayahnya KH. Yusuf Zuhri berpulang ke rahmatullah. Sebelum ayahnya meninggal, beliau sempat memberi isyarat dengan ikut menata kitab-kitab KH. Bajuri Yusuf Bajuri yang dibawanya dari Baghdad yang belum tersusun rapi.
Beliau akhirnya diminta oleh keluarga untuk melanjutkan Pesantren yang telah dirintis oleh ayahnya dan pendahulunya. Demi mengemban amanah itu, KH. Bajuri Yusuf rela membatalkan berkas pendaftaran pendidikan S2 nya di Universitas Madinah.
Banyak orang berkata, seandainya Kiyai Bajuri tetap melanjutkan pendidikannya, dan pulang serta menetap di Jakarta, maka boleh jadi beliau sekarang menjadi ilmuwan tingkat nasional, sebab teman-teman seangkatannya beliau seperti Prof Dr Muslim Nasution, Kiyai Haji Muhit Abdul Fattah, Bapak Masdar F. Mas’udi, KH. Said Aqil Siraj, Prof Dr Ali Mustafa Ya’kub, Dr. Ahsin Sakho dan lain-lain, tercatat sebagai ilmuwan berskala nasional.
Tetapi itulah mungkin pengorbanan terbesar Kyai Bajuri Yusuf yang patut diacungi jempol yaitu dengan mengorbankan cita-citanya dan mengabdikan ilmunya di kampung halamannnya di Pulau Bawean, di sebuah Pulau yang terisolir dan tidak terlalu dilirik/dihiraukan pada masa orde baru.
3. Penerus Beliau
3.1 Anak-anak yang menjadi Penerus Beliau di antaranya:
- Fauziyah
- Ainun Barakah
- Ulfatun Najihah
- Mohamad Najahul Umam
- Zah Faid
4. Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1 Karier Beliau
Karier Profesional
Mengasuh Pondok Pesantren Hasan Jufri
Karier Organisasi
- Wakil ketua Perhimpunan Pelajar Islam (PPI) untuk wilayah Iraq periode 1978-1979
- Ketua Dewan Pengurus Pondok Pesantren 1971.
- Wakil ketua Gerakan Pemuda Anshor DIY 1970-1973 sebagai ,
- Aktif di organisasi PPMI dan IPNU.
- Wakil ketua PPI untuk wilayah Iraq pada periode 1978-1979.
- Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) cabang Bawean.
- Menjadi Rais Syuriah PCNU Sejak tahun 1987 Bawean sampai tahun 2002.
- Membidani lahirnya PKB di Pulau Bawean.
5. Referensi
https://www.hasanjufri.com
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
1.2 Wafat
1.3 Riwayat Keluarga
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1 Mengembara Menuntut Ilmu
2.2 Guru-Guru Beliau
2.3 Menjadi Pengasuh Pondok Pesantren
3. Penerus Beliau
3.1 Anak-anak Beliau
menghasilkan 3 puteri dan 2putra. Yaitu:
3.2 Murid-murid Beliau
4. Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1 Jasa-jasa Beliau
4.2 Karya-karya Beliau
4.3 Karier Beliau