Biografi KH. DR. Jujun Junaedi, Muasis Pesantren Jauhari Garut

Daftar Isi

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Mengembara Menuntut Ilmu
2.2  Guru-Guru

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Mendirikan Pesantren
3.2  Karier

4.   Referensi

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
KH. DR. Jujun Junaedi lahir di Kampung Sangojar, Desa Sindang Galih, Kecamatan Pangatikan, pada 01 Juni 1971, beliau dilahirkan dari keluarga
yang sangat sederhana. beliau merupakan anak ke delapan dari delapan bersaudara, Ayah beliau bernama, Pandi Apandi dan ibunya E. Wasfiah.

1.2 Riwayat Keluarga
Beliau menikahi seorang wanita sholehah dari pernikahan itu beliau dikaruniai beberapa anak.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1 Mengembara Menuntut Ilmu

Pada ahun 1977, masa belia, beliau memasuki jenjang pendidikan awal di Sekolah Dasar Sindang Galih, Garut. Pendidikan formal Jujun selalu disokong oleh jenjang pendidikan pesantren. Tidak kurang dari lima pesantren di Garut pernah Jujun singgahi: Pondok Pesantren Tarbiyatul Atthfal, Pondok Pesantren Al-Huda, Pondok Pesantren Jam’iyah, Pondok Pesantren al-Qurthubiyah, dan Pondok Pesantren Kudang Limbangan. Selepas Sekolah Dasar, tahun 1983, Jujun melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ma’arif.

Tahun 1986, KH. DR. Jujun Junaedi muda memasuki jenjang pendidikan lanjutan atas. Beliau menjatuhkan pilihan untuk Madrasah Aliyah Negeri Garut, mengambil Jususan Agama (A-1). Tahun 1989, beliau memasuki jenjang pendidikan tinggi. Perguruan yang beliau pilih adalah IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Sunan Gunung Djati, dengan mengambil Jurusan Dakwah Fakultas Ushuluddin.

Pertama kali masuk IAIN, beliau dikenal sebagai seorang qari, padahal pada mulanya KH. DR. Jujun Junaedi dikenal sebagai mubaligh cilik dari Garut, tetapi begitu masuk IAIN beliau dikenal sebagai qari. Makanya, banyak orang IAIN yang kaget begitu KH. DR. Jujun Junaedi muncul sebagai mubaligh seperti sekarang, karena mereka lebih mengenal KH. DR. Jujun Junaedi sebagai qari ketimbang jadi mubaligh.

Citra KH. DR. Jujun Junaedi sebagai qari sangat lekat karena didukung oleh fakta sejarah bahwa beliau bersama-sama dengan Asep Mustapa Kamal (dosen fakultas Syari’ah IAIN Bandung) yang mendirikan UPTQ (Unit Pengembangan Tilawatil Quran) di IAIN.

2.2 Guru-Guru:

  1. KH. Zainal Abidin
  2. KH. Abdul Hamid
  3. Pangersa Abah Anom (KH. Shohibul Wafa Tajul Arifin). 

3. Perjalanan Hidup dan Dakwah

KH. Dr. Jujun Junaedi dikenal selain sebagai pengasuh pesantren Jauhari, Garut, beliau adalah pendakwah yang lantang saat menyampaikan syariat Islam. Namun keunikannya dalam berdakwah yaitu bisa memadukan antara penyampaian materi agama dengan diselingi berbagai humor dan nyanyian khasnya. Sehingga para jamaahnya tak pernah bosan mengikuti berbagai pengajian yang dihadirinya.

Dakwah-dakwah KH. Jujun Junaedi yang unik sangat digemari masyarakat, terutama orang Sunda. Ciri khas-nya tidak banyak dimiliki oleh kebanyakan mubalig lainnya. Selain ceramahnya yang selalu menggunakan media bahasa Sunda, KH. Jujun Junaedi sangat pandai membuat guyonan yang menyegarkan.

3.1 Mendirikan Pesantren
Pondok PesantrennAl-Jauhari ini dibangun mulai dari tahun 2004 atas prakarsa dan swadaya Prof Dr. KH. Jujun Junaedi, M.Ag beserta masyarakat yang berada di daerah itu hingga mulai diresmikan pada tanggal 24 November 2005 oleh Gubernur Provinsi Jawa Barat yaitu Bapak Drs. H. Danny Setiawan, M.Si. Adapun filosofi pengambilan nama Al-Jauhari sebagai nama Pondok Pesantrennya dinisbatkan dari nama kakeknya Abah Jujun yaitu KH. Jauhar Maknun.

Pada perkembangan selanjutnya, Pondok Pesantren Al-Jauhari mulai mendirikan sekolah formal yaitu seperti Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Al-Jauhari yang didirikan pada Tahun 2008, serta Madrasah Aliyah (MA) Al-Jauhari yang didirikan pada Tahun 2012. Salah satu keunikan dari Pondok Pesantren Al-Jauhari yakni perkembangan dari santri putra dan putri yang mondok disana mengalami peningkatan yang signifikan, terbukti sudah hampir 1.000 orang lebih dalam kurun waktu 12 tahun ke belakang.

Selain itu, Pondok Pesantren Al-Jauhari juga tidak meninggalkan kajian kitab-kitab Islam klasik, padahal pengajaran di tahun sekarang lebih kepada pengkajian kitab kontemporer dan pelajaran-pelajaran umum lainnya. Hal ini cukup menarik apabila perubahan pola pendidikan pesantren khususnya yang mengembangkan pola ajaran salafi dan khalafi di Pondok Pesantre Al-Jauhari secara bersamaan masih diterapkan.

3.2 Karier
Karier Profesional

  1. Pengasuh Pesantren Jauhari Garut
  2. Mubaligh atau pendakwah
  3. Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Karier Organisasi
A’wan PWNU Jawa Barat

4. Referensi
Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs:
Liputan6.com

https://www.laduni.id/post/read/525782/biografi-kh-dr-jujun-junaedi-muasis-pesantren-jauhari-garut.html