Biografi KH. Dzikron Abdullah, Pendiri Pesantren Addainuriyah 2 Semarang

Daftar Isi

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1  Mengembara Menuntut Ilmu
2.2  Guru-Guru Beliau
2.3  Mendirikan Pondok Pesantren

3.    Penerus Beliau
3.1  Anak-anak Beliau

4.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1  Karier Beliau

5.    Referensi

 

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga 

1.1 Lahir
KH. Dzikron Abdullah lahir di Semarang, tanggal 03 Februari 1950. Beliau adalah anak kedua dari sembilan bersaudara. Ayahnya bernama KH.
Abdullah Dainurry dan ibunya bernama Nyai Fatmah. Dari pernikahan tersebut, KH. Abdullah Dainurry dikaruniai sembilan orang anak.

1.2 Riwayat Keluarga
KH. Dzikron Abdullah menikah dengan Hj Siti Umaeroh dari pernikahan tersebut dikaruniai seorang anak 6 yang diberi nama Ahmad Zaki, Azmi Muttaqin, Naili Anafah, Ato’ Silmi, Muhammad Altof, Mhammad Azka.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

Berawal dari keinginan yang kuat dan didikan dari ayahnya memberikan pengajaran berupa ilmu dasar membaca kitab, menjadikan KH. Dzikron Abdullah maupun semua anaknya dapat membaca kitab-kitab sehingga dapat memahami, mengausai, dan mengajarkannya isi kandungan dan penjelasan berbagai kitab seperti Al- Maraghi (Tafsir), Al-Hikam (Tasawuf), Nashaihul Ibad (Akhlak), Kifayatul Akhyar (Fiqih) dan lain-lainya. Beliau juga pernah mondok atau nyantri di kajen margoyoso Pati.

Merasa belum puas dengan pendidikan SMA, KH. Dzikron Abdullah melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi yaitu masuk di IAIN WALISONGO, Fakultas Dakwah Jurusan Manajemen Dakwah.

Ketertarikanya untuk kuliah dikarenakan oleh orangtuanya untuk selalu belajar pendidikan folmal juga, dan dimasa kuliah beliau mengikuti atau bergabung dalam organisasi mahasiswa yaitu organisasi ektra–kampus menjadi anggota Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

2.2 Guru-Guru beliau

KH. Abdullah Dainurry

2.3 Mendirikan Pondok Pesantren
Pondok Pesantren Addainuriyah 2 berawal dari pengajian Jumat yang bertempat di serambi rumah Penjaga(1980). Modul amatan dikala itu sedang terbatas pada pengertian Al- Quran diiringi dengan Pertanyaan jawab. Terus menjadi hari jama’ah pengajian lalu meningkat sehabis lewat bermacam estimasi badan ta’lim ini dipindah pada malam Senin( berjalan sampai saat ini). Amatan kitabpun mulai ditambah, ialah amatan kebatinan( Buku Syarah Hikam) serta amatan fiqh(buku Fatkhul Muin).

Kemajuan pengajian bertambah mencuat buah pikiran buat mendirikan pondok pesantren. Sampai pada tahun 1989 pembangunan langkah pertama juga dilaksanakan. Pembangunan dilanjutkan hingga langkah IV. Hingga saat ini PP Addainuriyah- 2 mempunyai 3 lokal bangunan berlantai 4. Tidak hanya jadi penngasuh PP Addainuriyah- 2 Semarang, Drs. KH. Dzikron Abdullah pula berprofesi bagaikan pimpinan Jamiyyah Ahlith Thoriqoh Almutabaroh Annahdiiyyah (JATMAN) Idaroh Wustho( Jawa Tengah) serta jadi dosen Senior IAIN Walisongo Semarang.

3. Penerus Beliau

3.1 Anak Beliau kelak menjadi penerus beliau adalah

  1. Ahmad Zak
  2. Azmi Muttaqin
  3. Naili Anafah
  4. Ato’ Silmi
  5. Muhammad Altof
  6. Muhammad Azka.

4. Perjalanan Hidup dan Dakwah

Adapun Aktivitas dakwah yang dilakukan oleh KH. Dzikron Abdullah sangat beragam. Dalam kesehariannya, dakwah yang dilakukan cenderung menggunakan pendekatan sosiologis yakni suatu pendekatan yang memahami kondisi masyarakat dan lebih mengedepankan terciptanya suatu lingkungan masyarakat yang tentram, harmonis dan agamis.

Dengan memahami kondisi masyarakat dan bekal penguasaan ilmu agama, KH. Dzikron Abdullah dapat menyampaikan ajaran Islam dengan mudah dan pesan dakwah yang disampaikan bisa diterima oleh masyarakat. KH Dzikron Abdullah ini dalam berdakwah tidak hanya untuk satu kalangan tertentu akan tetapi untuk semua kalangan. Karena menurutnya semua lapisan masyarakat baik itu anak-anak, remaja, maupun orang tua merupakan sasaran dakwahnya.

KH. Dzikron Abdullah sebagai sosok ulama yang berpengaruh terutama di wilayah Semarang, memiliki beragam aktivitas setiap harinya, tetapi beliau tetap membuka diri untuk bertemu dengan masyarakat seperti pada saat agenda pengajian-pengajian. Dalam aktivitas dakwahnya meskipun usianya sudah tidak muda lagi (70 tahun), semua itu tidak menjadi penghalang baginya dalam melakukan aktivitas dakwahnya.

4.1 Karier Beliau

Karier Profesional

  1. Pengasuh Ponpes Ad-dainriah 2 Semarang.
  2. Rois Thoriqoh Qodriyah Naqsabandiyah.
  3. Dewan Pembina di Masjid Agung Jawa Tengah.
  4. Dewan Pembina Universitas Wahid Hasyim Semarang
  5. Dosen Senior IAIN Walisongo Semarang.

Karier Organisasi

  1. Dewan Majlis Ulama Indonesia (MUI) wilayah Jawa Tengah.
  2. Alumni Dosen UIN Waliosngo Semarang. Pada Tahun (1977-2015).
  3. Pimpinan Jamiyyah Ahlith Thoriqoh Almutabaroh Annahdiiyyah (JATMAN) Idaroh Wustho( Jawa Tengah) 

5. Referensi

https://eprints.walisongo.ac.id

https://www.laduni.id/post/read/525389/biografi-kh-dzikron-abdullah-pendiri-pesantren-addainuriyah-2-semarang.html