Daftar Isi
1 Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
1.2 Riwayat Keluarga
1.3 Wafat
2 Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1 Mengembara Menuntut Ilmu
2.2 Guru-guru Beliau
2.3 Mengasuh Pesantren
3 Penerus Beliau
3.1 Anak-anak Beliau
3.2 Murid-murid Beliau
4 Karier
4.1 Karier Beliau
6 Silsilah Nasab
6.1 Silsilah Guru Beliau
1 Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
KH. Hasan Abdillah merupakan salah satu Ulama sekaligus waliyullah berpengaruh di Banyuwangi, lahir 21 Januari 1929 dari keturunan orang-orang saleh.
1.2 Riwayat Keluarga
Beliau menikah dua kali dari istri pertama, yaitu Ny. Hj. Nur Aisyah Gondo Kusumo tiga putra dan dua putri. Dengan istri kedua, Ny. Hj. Sofiah Gondo Kusumo tidak dikaruniai anak.
1.3 Wafat
KH. Hasan Abdillah wafat pada 19 November 2012, Ia dimakamkan di komplek pemakaman keluarga.
2 Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1 Mengembara Menuntut Ilmu
Pesantren pertamanya adalah pesantren penghafal Qur’an yang berlokasi di Sidayu, Gresik, dahulu diasuh oleh KH. Munawwar (salah satu ahli Al-Qur’an). KH. Munawwar sendiri merupakan salah seorang karib dari KH. Munawwir Yogyakarta, KH. Yusuf Hasyim, dan KH. Adnan Ali yang termasuk salah satu seniornya.
Selanjutnya Kiai Hasan Abdillah lanjut mengenyam pendidikan di Pesantren Tebuireng, Jombang, yang ketika itu di asuh langsung oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari. Seperti santri-santri yang lain, Hasan Abdillah muda mendapat perlakuan yang sama sebagai seorang santri.
Setelah dari Tebuireng, Kiai Hasan Abdillah melanjutkan nyantrinya ke Sampang, Madura. Dalam riwayat pendidikan di pulau Madura ini, menurut Kiai Musthafa Helmy selaku putranya belum diketahui persisnya Kiai Hasan Abdillah mengenyam pendidikan di Pesantren/pondok apa, dikarenakan lupa.
Akan tetapi, yang pasti menurut Kiai Washil, Kiai Hasan ketika mau nyantri salah satu pesantren di daerah Sampang sempat ditolak, karena pengasuh pesantren yang dituju Kiai Hasan sudah mengetahui bahwa beliau adalah putra dari KH. Achmad Qusyairi.
Kiai Hasan Abdillah di Pesantren Genggong konon menggeluti tiga mata pelajaran, di antaranya yaitu ilmu fiqih, tasawuf, dan juga ilmu falak. Perlu diketahui juga, bahwa abah dari Kiai Hasan juga ahli ilmu falak. Jadi sangat mungkin kalau Kiai Hasan juga berguru pada abahnya terkait ilmu falak (astronomi).
2.2 Guru-guru Beliau
Guru-guru beliau saat menuntut ilmu, di antaranya:
1. KH. Achmad Qusyairi.
2. KH. Munawwar
3. Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari
4. KH. Moh. Hasan Genggong
2.3 Mengasuh Pesantren
Beliau pengasuh Pesantren As Siddiqi Desa Sepanjang, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi
3 Penerus Beliau
3.1 Anak-anak Beliau
Anak-anak beliau yang menjadi penerus beliau adalah:
1. KH. Musthofa Hilmy
2. KH. Washil Hifdzi Haq
3.2 Murid-murid Beliau
Murid-murid Beliau di antaranya:
1. Muhammad Sulhan
2. Muhammad Nasihin
4 Karier
4.1 Karier Beliau
Karier sesuai dengan keilmuan beliau, posisi karier yang diduduki di antaranya:
Pengasuh pesantren As Siddiqi
5 Karomah
5.1 Kisah Seorang Habib Menguji Kewalian KH. Hasan Abdillah Banyuwangi
Pada seorang bernama Habib Ahmad dari Bondowoso hendak menguji kewalian Kiai Hasan. Habib Ahmad ini konon sering datang ke Banyuwangi, terutama kepada para kiai, ustad, untuk menjual madu dan segala macam jualannya. Suatu ketika Habib itu mengajak Ustad Ali berkunjung ke kediaman Kiai Hasan di Glenmore.
“Ayo li, ikut saya,” ajak Habib Ahmad.
“Ke mana, bib?” jawab Ustad Ali.
“Ke Kiai Abdillah”
“Ada apa bib?”
“Saya mau menguji (ngetes), beliau wali apa tidak.”
“Ooh ndak bib, saya sungkan.”
“Ndak gapapa, ikut aja.”
Akhirnya Ustad Ali menyanggupi ajakan Habib Ahmad. Sebelumnya, Ustad Ali sudah merasa sungkan karena datang hanya menguji kewalian seseorang. Kemudian Habib Ahmad berkata demikian terhadap Ustad Ali:
“Gini li, saya nanti akan minta uang ke kiai, kalau memang Kiai itu ngasih uang ke saya 205.000 rupiah, berarti beliau memang wali.”
Lalu, beliau berdua berangkatlah ke kediaman Kiai Hasan. Ketika sampai di lokasi, tiba-tiba Kiai Hasan sudah menyambut di depan pintu. Setelah bersalaman, Kiai Hasan langsung memberikan uang kepada Habib Ahmad. Setelah uang tersebut dihitung oleh Habib Ahmad, ternyata nominalnya 200.000 rupiah.
Kemudian Kiai Hasan langsung kembali masuk ke kamarnya. Kemudian Habib Ahmad kembali mengatakan kepada Ustad Ali:
“Lo, kok kurang ini, li?”
Tidak lama kemudian, Kiai Hasan kembali keluar dengan membawa uang lima ribuan.
“Ini bib, ini kurang masih bib, ada yang ketinggalan.”
Pada akhirnya, uang diberikan oleh Kiai Hasan sesuai dengan permintaan Habib Ahmad sebelumnya. Kisah cerita ini menurut Kiai Washil terjadi sekitar tahun 90-an sampai tahun 2000-an awal
Begitulah karomah yang diberikan oleh Allah. Jadi, jangan salah paham, banyak di zaman sekarang kejadian yang aneh-aneh di layar televisi yang tidak bisa diterima akal, akan tetapi bukan karomah dari Allah.
Bukan karena kualitas ibadah atau istiqomah, terkadang semacam ini ada yang dari jin, setan dan sebagainya yang menjadi budak atau pun khodam. Jadi, antara karomah dan bantuan jin ini bisa dibedakan. Demikian ini dituturkan oleh Kiai Thohir bin Kiai Achmad Qusyairi.
6 Silsilah Nasab
6.1 Silsilah Guru Beliau
Berikut ini contoh Chart silsilah guru beliau dapat dilihat selengkapnya melalui: Silsilah Nasab guru beliau
7 Referensi
https://www.laduni.id/post/read/80840/biografi-kh-hasan-abdillah.html