Daftar Isi Biografi KH. Imam Rozi Singo Manjat
1. Riwayat Hidup
1.1 Lahir
1.2 Wafat
1.3 Keluarga
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1 Perjalanan Menuntut Ilmu
2.2 Guru Beliau
4. Karier
4.1 Karier KH. Imam Rozi
5. Referensi
1. Riwayat Hidup
1.1 Lahir
Kiai Imam Rozi adalah putra Kiai Maryani bin Kiai Wirononggo II bin Kiai Wirononggo I bin Kiai Singo Hadiwijoyo bin Kiai Tosari bin Kiai Ya’kub bin Kiai Ageng Kenongo. Ia lahir pada tahun 1801 M.
1.2 Wafat
KH. Imam Rozi Singo Manjat wafat pada tahun 1872 dalam usia 71 tahun dan dimakamkan di Tempursari.
1.3 Keluarga
Beliau merupakan salah satu orang kepercayaan Pangeran Diponegoro dan mendapatkan gelar sebagai salah satu Manggolo Yudho atau Panglima Perang pada masa Perang Diponegoro. Sebagai tanda jasa atas dedikasinya, itulah kemudian Kiai Imam Rozi dinikahkan dengan saudara sepersusuan dari Pangeran Diponegoro yang bernama Raden Ayu Sumirah , dan agar tidak diketahui oleh pihak Belanda pada waktu itu RA Sumirah berganti nama menjadi Nyai Kedunggubah. Pernikahan antara Kiai Imam Rozi dengan RA Sumirah ini menurunkan 3 orang anak yaitu:
- Kiai H. Said Tempursari yang kemudian menurunkan Nyai H Soleh (Ngadirojo), Nyai H Jusuf (Bareng Klaten), Nyai H Adam Sorowaden (Klaten), Nyai H Zakaria (tempursari), Nyai Hadi (Gajahan Solo), Kyai H Rois (Jatinom Klaten). ), Kyai H Adul Qodir (Mojayan), Nyai Imam Ashari (Turusan Klaten), Nyai Dasuki Malan (Klaten), Nyai Imam Sumarto Sobrah (Klaten), Nyai Fadlil (Buntalan Klaten), Kyai Abdul Salam (Kauman Solo), Nyai H Asmui (Boyolali) dan Kyai H Muhsin (Tempursari).
- Kiai Abdullah Surur (Glondong Jogjakarta) yang menurunkan Kyai Asrowardi (Glondong), Nyai Siraj (Tempursari Klaten), Kyai Somasentono, Kyai Mawardi Ngadirejo, Kyai Iman Diharjo (Tempursari), Kyai Abdullah Zaini (Tempursari) dan Nyai Kholil (Glondong).
- Kiai Abdul Alim Pajang (Sukoharjo) yang menurunkan Kyai Murtadlo (Nguter), Nyai I Rozi (Serengan Solo), Nyai Sahrowardi (Tempursari), Kyai H Dimyati (Beji), Nyai Mukmin (Blulukan), Kyai Abdul Muin (Tuwak), Kyai Abdullah Jusuf (Glondong) dan Kyai Kholil (Glondong)
RA Sumirah merupakan istri ketiga dari Kiai Imam Rozi Singo Manjat sebelumnya Kyai Imam Rozi menikah dengan Nyai Sadarni dari Krang Dowo (Klaten) yang memiliki 2 orang putri yaitu:
- Nyai H Qorib (Tempursari) yang menurunkan Kyai Hasan Munawar, Kyai Abdul Gafar, Kya H Rois Pengaron, Nyai Abdullah (Tempursari), Nyai Hasan Mujahid, Nyai Fadlil Popongan (Klaten), Kyai Abdul Muid, Kyai Abdullah Zaini dan Kyai Muhyidin.
- Nyai Abdul Hamid Tempursari yang menurunkan Nyai Abdul Jabar (Beji), Kyai Siraj (Tempursari) dan Nyai Rosyadi Popongan.
Istri kedua dari Kiai Imam Rozi Singo Manjat Nyai Mlangi dari Jogjakarta yang menurunkan 2 orang putra putri yaitu:
- Nyai Joyongulomo menurunkan Nyai Sarwono, Kiai Sahrowardi, Kiai Bajuri Ploso Kuning, Kiai Abdullah Qodir Jimbung, Nyai Abdullah Karim dan Kiai Joyo Sumarto Polanharjo.
- Kiai Imam Rozi Petak (Susukan Salatiga) menurunkan Kiai Abdul Jalil Petak (Salatiga), Kyai Abdul Hamid (Kenteng), Nyai Marfuah, Nyai Hasbullah), Nyai H. Ali Petak (Salatiga) dan Kyai Danusiri Petak (Salatiga).
Sedangkan istri ke empat dari Kyai Imam Rozi adalah Raden Ayu Ahadiyah yang hanya menurunkan seorang putri dari pernikahan ini yaitu Raden Ayu Samsiyah atau dikenal dengan nama lain Nyai Zaed Gabudan Solo karena menikah dengan Kiai Muh Zaed yang menurunkan 10 orang putra putri yaitu:
- Kyai Zaerozi Gabudan Solo, beliau meninggal di Mekah sewaktu berhaji dan menetap disana.
- Nyai Tohir Tempursari Klaten.
- Kiai Chatibarum Jenengan Solo (dari kata Khatib Arum imam besar Masjid Agung Solo)
- Kiai H Idris Jamsaren Solo
- Nyai Abdul Jalil (Tsuwaibah) Geritan Klaten)
- Kiai Nawawi Mojosongo (Solo)
- Nyai Abdul Fatah (Gajahan Solo)
- Kiai H Irsyam Bunderan Solo
- Nyai Abdul Qodir (Boyolali)
- Nyai Abdullah Ikhsan (Mojosongo Solo)
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1 Perjalanan Menuntut Ilmu
Sejak kecil ia belajar agama dari ayahnya, Kiai Maryani, kemudian berguru kepada Kiai Rifai, yang sekarang makamnya ada di Gathak Rejo, Drono Klaten. Ia juga berguru kepada Kiai Abdul Jalil Kalioso bersama Kiai Mojo, Penasihat Pangeran Diponegoro.
2.2 Guru Beliu
Guru-guru KH. Imam Rozi Singo Manjat:
- Kiai Maryani (Ayah),
- Kiai Rifa’i,
- Kiai Abdul Jalil Kalioso
3. Mendirikan Pesantren
Kiai Imam Rozi (Singo Manjat) adalah pendiri Pondok Pesantren Singo Manjat Tempursari Klaten. Ia leluhur atau cikal bakal masyarakat Tempursari Klaten, yang keturunannya dan santrinya tersebar ke berbagai daerah.
Ia yang membawa misi ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah, mendirikan tempat-tempat ibadah, pondok pesantren dan majlis taklim, baik di Jawa tengah, Jawa Timur, maupun di Jawa Barat.
Pasca Imam Rozi wafat Pengelolaan Pondok Pesantren diteruskan oleh menantunya, Kiai Zaid, kemudian diteruskan menantu Kiai Zaid, yaitu Kiai Muhammad Thohir, dan akhirnya diteruskan K.H. Abdul Muid bin Muhammad Thohir.
4. Karier
4.1 Karier KH. Imam Rozi
Pada usia 24 tahun, Imam Rozi bergabung dengan Pangeran Diponegoro menentang dan memerangi penjajah Belanda, bersama Kiai Mojo dan para pejuang lainnya. Ia diangkat sebagai manggala yudha atau panglima perang dan sebagai penghubung antara Pangeran Diponegoro dan Paku Buwono VI Surakarta.
5. Referensi
Dikumpulkan dari berbagai sumber
https://www.laduni.id/post/read/80662/biografi-kh-imam-rozi-singo-manjat.html