Biografi KH. Kholil Hamid, Al-Qur’an Berjalan dari Bangsri, Jepara

Daftar Isi:

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Pendidikan

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Mengabdikan Diri ke Masyarakat

4.    Penghargaan
5.    Teladan
6.    Referensi

1. Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
KH. Kholil Hamid lahir pada tahun 1921 M, beliau merupakan putra dari pasangan KH. Hamid dan Nyai Muhasanah. KH. Kholil Hamid adalah seorang guru dan ulama di Bangsri, Jepara. Beliau terkenal sebagai “Al-Qur’an berjalan” karena dedikasinya yang luar biasa terhadap mengajar dan mengkaji Al-Qur’an.

Bahkan saat tidur, Beliau terus melafadzkan ayat-ayat Al-Qur’an. Ketegasan dan kedisiplinan dalam mengajar beliau telah menghasilkan banyak murid yang menjadi tokoh, kyai, dan ulama di berbagai daerah.

1.2 Wafat
KH. Kholil Hamid wafat pada tahun 1996 M.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Pendidikan
KH. Kholil Hamid memulai pendidikan agama Islam di Kajen, Pati, untuk belajar dan menghafal Al-Qur’an kepada KH. Mahfudz dan KH. Mukhtar. Selanjutnya, beliau melanjutkan perjalanan ilmunya ke Peterongan, Jombang, untuk belajar dari KH. Dahlan Kholil dan KH. Romly Tamim. Selama pengembaraannya, beliau juga menyetorkan hafalan Al-Qur’an kepada beberapa ulama seperti KH. Arwani di Kudus dan belajar kepada KH. Dalhar di Watucongol, Magelang.

2.2 Guru-Guru
1. KH. MahfudzPesantren Maslakul Huda Pati
2. KH. Mukhtar,
3. KH. Dahlan Kholil
4. KH. Romly TamimPesantren Darul Ulum, Rejoso, Jombang
5. KH. Arwani KudusPesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Menawan, Kudus
6. KH. DalharPesantren Darussalam Watucongol Magelang.

3. Perjalanan Hidup dan Dakwah

3.1 Mengabdikan Diri ke Masyarakat
Selain mengajar Al-Qur’an dan Kutubut Turots di masjid dan Pesantren Al-Masyhuriyah (dahulu sering disebut Pondok Nduren, sekarang Ponpes Darus Salam/Darul Aitam) Beliau setiap subuh berkeliling kampung untuk mengajak masyarakat melaksanakan shalat Subuh, karena pada zaman itu adzan belum terdengar di rumah-rumah akibat belum adanya aliran listrik di Daerah Bangsri dan sekitar.

Mengajar membaca Al-Qur’an ratusan murid yang heterogen bukan perkara mudah, mulai dari anak kecil sampai orang tua (mengingat pada masa itu angka buta aksara masih tinggi, apalagi perihal membaca Al-Qur’an masih banyak yang belum bisa). Tapi Beliau sangat sabar dan bahkan menanyakan jika ada salah satu atau beberapa murid yang tidak hadir atau berhalangan untuk mengaji.

KH. Kholil Hamid bergandengan dengan KH. Amin Sholeh dalam membesarkan Madrasah Mu’allimiin Mu’allimat yang sekarang menjadi MTs dan MA HA Hasyim Asy’ari Bangsri. Kedekatan mereka dalam berjuang dan berdakwah terbukti dengan tindakan KH. Amin Sholeh yang langsung memandikan dan mengurus pemulasaran jenazah KH. Kholil Hamid saat beliau meninggal pada tahun 1996.

4. Penghargaan
Berkat keteguhan prinsip dan karomah beliau, nama KH. Kholil Hamid diabadikan menjadi nama Yayasan Kholiliyah Bangsri yang menaungi beberapa instansi pendidikan, di antaranya:

1. Madrasah Diniyah Darut Ta’lim Bangsri
2. Pondok Pesantren Darut Ta’lim Bangsri Jepara
3. SMK Kholiliyah Bangsri
4. SMP Islam Terpadu Kholiliyah
5. MQTD Al-Asror Yayasan Kholiliyah Bangsri
6. RA Datakids Kholiliyah – TK

5. Teladan
Berdasarkan cerita dari putri sulung beliau, Ibunda Nyai Hj. Muyassaroh (Pengasuh Ponpes Darut Ta’lim Bangsri) yang mentasmi’kan hafalan Al-Qur’an secara langsung dengan KH. Kholil Hamid menyatakan “bapak niku pas nyimak kulo 1 juz. Menawi wonten ingkang salah sepindah mawon, kedah ngulangi maleh saking awal” (Bapak itu saat menyimak hafalan Qur’an saya 1 juz saja, kalau ada yang salah harus diulangi lagi dari awal). Begitulah salah satu gambaran ketegasan Beliau dalam mendidik putra-putri dan para murid.

6. Referensi
Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs: kholiliyah.or.id

https://www.laduni.id/post/read/525742/biografi-kh-kholil-hamid-al-quran-berjalan-dari-bangsri-jepara.html