Daftar Isi:
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
1.2 Riwayat Keluarga
1.3 Wafat
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1 Pendidikan
2.2 Guru-Guru
3. Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1 Mendirikan Madrasah
3.2 Menjadi Komandan Laskar Sabilillah
4. Perjalanan Karir
5. Chart Silsilah Sanad
6. Referensi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
KH. Masykur lahir pada 30 Desember 1902 M. di Singosari, Malang, Jawa Timur, dari pasangan KH. Maksum dan Nyai Hj. Maemunah.
1.2 Riyawat Keluarga
Pada tahun 1923 M. KH. Masykur menikah dengan cucu KH. Nachrowi Thohir, gurunya di Pesantren Bungkuk, Malang. Di usia 16 tahun pernikahan beliau, sang istri meninggal dan belum dikaruniai keturunan.
Setelah istrinya wafat, atas saran KH. Khalil Genteng, KH. Masykur kemudian menikahi adik istrinya, bernama Nyai Fatimah. Sejak saat itulah, pasangan dari keluarga pesantren inilah, kemudian bersama-sama mengabdi dan berjuang untuk syiar agama Islam.
1.3 Wafat
KH. Masykur wafat pada 19 Desember 1992 M.
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1 Pendidikan
Pada usia sembilan tahun, Kyai Masykur kecil diajak orang tuanya untuk menunaikan ibadah haji di tanah suci. Sekembali dari Makkah-Madinah, Kyai Masykur di sekolahkan di Pondok Pesantren Bungkuk, pimpinan KH. Nachrowi Thohir.
Kemudian, beliau melanjutkan nyantri di Pesantren Sono, Buduran, Sidoarjo. Di pesantren ini, Kyai Masykur kecil mempelajari ilmu nahwu sharaf. Selang empat tahun kemudian, beliau mengaji di Pesantren Siwalan, Panji, Sidoarjo untuk mendalami ilmu fiqh.
Selama 4 tahun, Kyai Masykur menempuh pendidikan di Pesantren Siwalan Panci, Jawa Timur. Selanjutnya beliau pernah menimba ilmu di Pesantren Tebuireng selama kurang lebih 2 tahun.
Kemudian di Pesantren KH. Kholil Bangkalan, Madura selama 1 tahun dan pernah pula menempuh pendidikan di Madrasah Mamba’ul Ulum Jamsaren, Solo selama 7 tahun.
Di Jawa Barat, pria kelahiran Malang ini pernah pula menempuh pendidikan di Pesantren Ngamplang, Garut selama 2 tahun.
2.2 Guru-Guru
- KH. Nachrowi Thohir (Pondok Pesantren Bungkuk),
- Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari (Pesantren Tebuireng),
- Syekhona Kholil Bangkalan,
- KH. Idris Jamsaren Solo.
3. Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1 Mendirikan Madrasah
Setelah perjalanan panjang menimba ilmu, KH. Masykur pulang ke tanah kelahirannya di Singosari, Malang. Di sana, beliau mendirikan Madrasah dengan nama Misbahul Wathan atau Pelita Tanah Air.
3.2 Menjadi Komandan Laskar Sabilillah
Berkat pengabdian dan kepemimpinannya pada masyarakat dan agama, KH. Masykur pun diamanahi untuk menjadi Ketua Nahdlatul Ulama Cabang Malang. Tak hanya itu, beliau juga menjadi tokoh penting dalam jaringan paramiliter santri.
KH. Masykur memimpin Laskar Sabilillah. Adapun peran Laskar Sabilillah ialah menyerukan semangat perjuangan kemerdekaan. Semangat perjuangan Laskar Sabilillah berkobar saat peristiwa perlawanan Arek Suroboyo pada November 1945. Ketika tentara Inggris mendarat di Surabaya pada 25 Oktober 1945, KH. Masykur kemudian merapatkan barisan Laskar Sabilillah.
Barisan tersebut juga meliputi beberapa kyai pesantren. Seperti KH. Wahid Hasyim, KH. Wahab Chasbullah, KH. Mas Mansyur, dan masih banyak lagi. KH. Masykur dan pasukan Laskar Hizbullah yang dipimpin Kyai Zainul Arifin bertekad dengan niat: isy kariman au mut syahidan (hidup mulia atau mati syahid). Alhasil, berkat perjuangan tersebut, Indonesia bisa mempertahankan kemerdekaan.
4. Perjalanan Karir
- Ketua Cabang NU, Malang (1926-1930),
- Anggota PBNU (1930-1945) di Surabaya,
- Ketua Umum PB NU (1950-1956),
- Ketua Golongan Islam DPR/MPR (1957-1971),
- Ketua I PBNU (1957-1959),
- Ketua Umum Pusat Sarbumusi (1960-1969),
- Rois Awal PBNU (1963-1972),
- Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PPP/Wakil Presiden PPP (1973-1985),
- Rois Tsani PB Syuriah NU (1979-1984),
- Mustasyar PBNU (1984),
- Pendiri Peta di Jawa (1943-1945),
- Anggota Pengurus Latihan Kemiliteran di Cisarua (1944-1945),
- Pimpinan Tertinggi Hizbullah Sabilillah (1945),
- Anggota PP Legiun Veteran RI (1975),
- Ketua III Dewan Harian Nasional Angkatan 45 (1976-1994),
- Anggota PPKI (1944),
- Anggota KNIP (1945-1946),
- Anggota Dewan Pertahanan Negara (1946-1948),
- Menteri Agama RI (1948-1950) era kabinet Amir Sjarifuddin II,
- Kepala Kantor Urusan Agama Pusat (1950-1953),
- Menteri Agama RI (1953-1955) era Kabinet Hatta I,
- Anggota DPR (1956-1960),
- Anggota DPR GR (1960-1971),
- Biro Politik Kotrar (1962-1966),
- Anggota DPA (1968),
- Kemudian pada tahun 1930 hingga 1945, KH Masykur menjadi anggota PBNU. Lima tahun kemudian dia dipercaya untuk menduduki posisi Ketua Umum PBNU pada periode 1950-1956,
- Selanjutnya, pada tahun 1963-1972, KH Masykur didapuk menjadi Rois Awal PB NU,
- Rois Tsani PB Syuariah NU juga pernah disandangnya pada tahun 1979-1984,
- Dirinya aktif menjadi Ketua Yayasan Universitas Islam Malang (Unisma) dari tahun 1980 hingga akhir hidupnya.
5. Chart Silsilah Sanad
Berikut ini chart silsilah sanad guru KH. Masykur dapat dilihat DI SINI.
6. Referensi
NU Online
Sebelumnya artikel ini diedit pada tanggal 03 September 2022, dan diedit kembali dengan penyelarasan bahasa pada tanggal 19 Desember 2023,
https://www.laduni.id/post/read/68651/biografi-kh-masykur-komandan-laskar-sabilillah.html