Biografi KH. Muhammad Ahmad Muharror Ali

Daftar Isi

1          Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1       Lahir
1.2       Riwayat Keluarga

2          Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1       Mengembara Menuntut Ilmu
2.2       Guru-guru Beliau
2.3       Mendirikan dan Mengasuh Pesantren

3          Penerus Beliau
3.1       Anak-anak Beliau
3.2       Murid-murid Beliau

4          Karier
4.1       Karier Beliau

5          Referensi

1.1  Lahir

KH. Muhammad Ahmad Muharror Ali yang dikenal sebagai pengasuh Pondok Pesantren Khozinatul ‘Ulum. Lahir di desa Robayan, salah satu desa di Kabupaten Jepara pada tahun 1951. Merupakan putra ke dua pasangan Mohammad Ali dengan Zuhriyah dari sembilan bersaudara.

Pada saat mondok beliau pernah mengaji bersama KH. Sahal Mahfudz, dan pada saat itu kiai Sahal memberi tambahan nama Muhammad Ahmad atas musalsal bi Muhammadiyin dan Ahmadiyin. Nama asli beliau memang Muharror Ali, karena mendapat ijazah jadilah nama musalsal tersebut ditambahkan pada nama beliau sampai sekarang adalah KH. Muhammad Ahmad Muharror Ali.          

1.2   Riwayat Keluarga

Ketika dewasa, KH. Muhammad Ahmad Muharror Ali dijodohkan oleh kiainya dengan gadis Blora yang bernama Hj. Umi Hanik. Kemudian setelah pernikahannya dengan Hj. Umi Hanik, Bapak Moch. Djaiz (mertua KH. Muharror Ali) mendirikan pesantren dan beliau ditunjuk sebagai pengasuh pondok pesantren yang selanjutnya diberi nama Pondok Pesantren (PP) Khozinatul Ulum Blora.

Dari pernikahan dengan Ibu Nyai Hj. Umi Hanik ini, beliau dikaruniai 8 anak yakni Gus H. Ahmad Zaki Fuad, S.Th.I; Gus H. Ahmad Labib Hilmi; Gus H. Fahim Mulabby; Neng Hj. Nur Hilwa Layyina, S.Th.I; Neng Hj. Mil’ul Hana, S.Hum; Neng Hj. Muhim Nailul Ulya, Lc, M.Ag; Neng Malih Muayyada, dan Neng Mazid Ilma Rofida.

2.1   Mengembara Menuntut Ilmu 

KH. Muhammad Ahmad Muharror Ali menempuh pendidikan SD sampai SMP di tempat kelahirannya. Setelah tamat SMP beliau melanjutkan proses  belajarnya di salah satu pondok di Kajen, Pati. Yang tidak lain pesantren Matholi’ul Huda yang diasuh oleh KH. Abdullah Zain bin Abdus Salam serta   KH. Sahal Mahfudz.

Setelah menyelesaikan belajarnya di PIM, KH. Muhammad Ahmad Muharror Ali memilih menjadi seorang penghafal Al-Qur’an. Beliau  kemudian  meneruskan mondoknya di pondok Pesantren Yanbu’ul Qur’an Kudus yang diasuh oleh KH. Arwani Amin Said, atau yang lebih dikenal KH. Arwani Amin Kudus. Saat mondok berbagai cobaaan silih berganti, salah satunya adalah ekonomi yang pas-pasan. Hal ini disebabkan karena keadaan ekonomi keluarganya yang memang termasuk golongan menengah ke bawah. Sampai-sampai buku tulis yang beliau miliki hanya seadanya, karena tidak adanya biaya untuk membeli keperluan sekolah.

2.2   Guru-guru Beliau
       
  Guru-guru beliau sewaktu belajar menuntut ilmu adalah:

  1.     KH. Umar bin Abdul Manan Solo
  2.     KH. Syahid Kemadu
  3.     KH. Maimun Zubair
  4.     KH. Arwani Amin Said
  5.     KH. Abdullah bin Abdissalam Kajen

2.3  Mendirikan dan Mengasuh Pesantren
           
Berawal hanya ingin membangun pondok Al-Qur’an. Namun, kemudian beliau sowan kepada KH. Abdul Hamid Pasuruan beliau didangu “ojo mung ngaji Al-quran, bocah-bocah warahi ilmu ketauhidan barang.” Setelah mendapat masukan dari KH. Abdul Hamid. Beliau akhirnya memaknai bahwa kalau mendirikan pesantren jangan hanya mengaji Al-Quran saja namun diselingi pelajaran keagamaan lainnya. Dan gagasan ini yang akhirnya melahirkan adanya madrasah awaliyah, wustho, ulya di pesantren Khozinatu Ulum.

Pondok yang dibangunkan oleh ayah mertuanya diberi nama “KHOZINATUL ‘ULUM” yang merupakan nama pemberian dari guru beliau yaitu KH. Arwani Amin Said. Yang memiliki arti gudangnya ilmu. Karena diharapkan dapat menjadi rujukan bagi orang-orang yang ingin memperdalam berbagai ilmu.

Pada awal perkembangan pesantren diawali hanya sebatas mengaji Al-Qu’an dan Madrasah Diniyah. Dahulu memang masih banyak santri yang nglaju (tidak menetap di pondok, red) hal ini dikarenakan minat masyarakat masih sedikit serta sarana yang kurang memadai pada kala itu.

Seiring dengan berjalannya waktu, karena minat warga mulaimembludak akhirnya dibangun fasilitas-fasilitas pendukung. Alhamdulillah pada tahun 1984 sudah mulai membangun lembaga pendidikan Madrasah Tsanawiyah, Kemudian 2 tahun berselang dibangunlah Madrasah Aliyah, dan dilanjut dengan pembangunan-pembangunan lain hingga saat ini Khozinatul ‘Ulum telah mempunyai jenjang pendidikan yang lengkap, mulai dari PAUD, MI, MTs, MA, serta Perguruan Tinggi Islam  (STAI Khozinatul ‘Ulum).

3.1  Anak-anak Beliau 

   Anak-anak beliau yang menjadi penerus perjuangan di antaranya:

  1. Gus H. Ahmad Zaki Fuad, S.Th.I
  2. Gus H. Ahmad Labib Hilmi
  3. Gus H. Fahim Mulabby
  4. Neng Hj. Nur Hilwa Layyina, S.Th.I
  5. Neng Hj. Mil’ul Hana, S.Hum
  6. Neng Hj. Muhim Nailul Ulya, Lc, M.Ag
  7. Neng Malih Muayyada
  8. Neng Mazid Ilma Rofida.

3.1  Murid-murid Beliau 

   Murid-murid beliau di antaranya:

       Murid-murid beliau adalah para santri di pesantren Khozinatul ‘Ulum

4.1  Karier Beliau

   Karier KH. Muhammad Ahmad Muharror Ali dengan keilmuannya beliau, posisi karier yang diduduki di antaranya:

         Pengasuh di pesantren Khozinatul ‘Ulum Blora  

https://khozinatululum.com/biografi-pendiri/
https://halimahbintimasdari.blogspot.com/2018/10/mengenal-lebih-dekat-kh-muharror-ali.html

https://www.laduni.id/post/read/74836/biografi-kh-muhammad-ahmad-muharror-ali.html