Daftar Isi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
1.2 Riwayat Keluarga
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1 Mengembara Menuntut Ilmu
2.2 Guru-Guru Beliau
2.3 Mendirikan Pondok Pesantren
3. Penerus Beliau
3.1 Anak-anak Beliau
4. Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1 Karier Beliau
5. Referensi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
Beliau lahir pada tanggal 03 agustus 1951 di desa Kamulan.Beliau adalah putra ke-6 dari pasangan KH. Abdul Rohim dan Ibu Nyai Amilah.
1.2 Riwayat Keluarga
KH. Nur Khotib menikahi seorang wanita sholeh berasal dari Kalimantan bernama Nyai Hj. Syufiyah dan dikaruniai beberapa anak.
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
Dan tidak heran jika setelah beliau dewasa Beliau semakin gemar menuntut ilmu,hal ini di sebabkan oleh didikan Ayah beliau yang sangat tegas dan penuh kedisiplinan tinggi.Sehingga Beliau tumbuh sebagai penerus perjuangan leluhur Beliau,yakni mengibarkan Syariat-syariat islam,
Selain bimbingan dari Ayah Beliau, Romo Kyaipun mendalami ilmu-ilmu agama di berbagai pondok pesantren, salah satunya adalah di pondok pesantren Hidayatul Thulab yang saat itu diasuh oleh KH. Mahmud Ikhsan dan KH. Jumadi Nafi’i dan karena kecerdasan beliau, beliau disuruh ke jenjang yang lebih tinggi (pada waktu kelas 1 tidak naik ke kelas 2 akan tetapi langsung ke kelas 3 selepas pendidikannya di pondok pesantren Hidayatul Thulab Beliau meneruskan mondok (menimba imu dipesantren jawa-red) di pondok pesatren Tumpeng Lumajang di bawah bimbingan KH. Abdul Mazit selama kurang lebih 7,5 tahun.
2.2 Guru-Guru beliau saat menuntut ilmu di antaranya:
- KH. Abdul Rohim
- KH. Mahmud Ikhsan
- KH. Jumadi Nafi’i
- KH. Abdul Mazit
2.3 Mendirikan Pondok Pesantren
Masa Perjuangan Kira-kira tahun 1983, beliau mulai berjuang demi kemajuan pesantren bersama Romo KH. Mashuri di ponpes “DARUL ISTIQOMAH”. Mereka berdua bersama-sama membangun pesantren, baik pembangunan dibidang rohani maupun jamani. Dibidang jasmani berhasil dibangunnya asrama dan berbagai fasilitas lain.
Romo KH. Nur Khotib juga berhasil mendirikan pondok putri dan TPQ yang kesemuaannya berlantai dua. Dan dibidang rohani, beliau juga yang pertama kalimembacakan dan mengajarkan kitab Alfiyyah Ibnu Malik. Meski saat itu yang sampai ke jenjang Alfiyyah masih sedikit, namun dengan sabar beliau tetap mengajarkan dan mencurahkan segala kemampuan kepada santri-santrinya.
Sehingga harapan beliau untuk mencetak orang-orang yang mumpuni khususnya dalam bidang Alfiyyah bisa terkabul. Dibuktikan dengan diajarkannya kitab Alfiyyah hingga saat ini. Pada tahun 1985 Romo KH. Nur Khotib membacakan kitab Ihya Ulumuddin dan kitab tersebut menjadi idaman para santri hingga saat ini.
Namun cobaan datang mendera, disaat baru satu tahun beliau membacakan kitab Ihya Ulumuddin beliaupun sakit keras selama tiga bulan lamanya. Setelah sembuh cobaan datang mendera lagi, dengan keikhlasan hati dan kebulatan tekad dan tentunya juga dengan pertolongan Allah SWT, Romo KH. Nur Khotib berhasil menyelesaikan pembacaan kitab sampai khatam.
Kemudian pada tanggal 11 Maret 1998 Romo KH. Nur Khotib memisahkan diri dari ponpes “DARUL ISTIQOMAH” dan mendirikan pesantren baru yang diberi nama ponpes “DARIS SULAIMANIYYAH”. Semua itu tetap bertujuan baik, yaitu untuk lebih memeriahkan syiar Agama Islam dan untuk
lebih leluasanya beliau dalam menyalurkan dan mencurahkan segala kemampuan yang beliau miliki kepada para santri.
Berkat dukungan masyarakat sekitar dan juga atas pertolongan Allah, perkembangan pesantren yang beliau dirikanpun mengalami kemajuan yang sangat pesat sampai sekarang ini. Terbukti pada tahun 2010 M. Beliau mampu mendirikan lembaga formal yang berada dibawah naungan pondok pesantren dengan diberi nama MTs DARIS SULAIMANIYYAH.
3. Penerus Beliau
3.1 Anak Beliau
Mohammad Nasir.
4. Perjalanan Hidup dan Dakwah
Beliau merupakan sosok yang mempunyai banyak kepribadian yang pantas dijadikan panutan bagi semua orang. Di antaranya
adalah sebagai berikut:
- Beliau adalah seorang yang giat dalam bermuthola’ah dan sangat sedikit tidurnya.
- Beliau adalah seorang yang pendiam, sopan dan sangat sabar.
- Beliau adalah seorang yang sangat sederhana dalam kehidupan sehari-harinya.
- Beliau merupakan tempat mengadu dan pemberi jalan bagi keruwetan para santrinya.
- Beliau mempunyai Tawakal yang sangat kuat.
- Beliau sangat cinta kepada para Auliya. Terbukti dengan kegemaran beliau ziaroh ke makam para Auliya.
- Meski beliau seorang Kyai besar dan mempunyai banyak santri, namun beliau tidak pernah meremehkan Kyai yang ada di Mushola-mushola dalam bidang apapun.
- Beliau tidak pernah mencampuri urusan orang lain kecuali yang menjadi tanggung jawabnya.
- Beliau hampir tidak mempunyai waktu luang, karena hari-harinya adalah untuk mengaji dan Beribadah.
- Beliau sangat dekat dengan Kyai-kyai sepuh dan selalu menganggap mereka sebagai seorang Guru dan tempat mengadu juga tempat bermusyawarah.
4.1 Karier
Pengasuh pesantren Daris Sulaimaniyyah Trenggalek
5. Referensi
Scribd.com