Biografi KH. Uci Turtusi, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Al-Istiqlaliyah Cilongok, Tangerang

Daftar Isi:

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Nasab
1.3  Riwayat Keluarga
1.4  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Pendidikan

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Menjadi Pengasuh Pesatren
3.2  Mengadakan Majelis Akbar

4.    Teman Baik Abdurrahman Wahid
5.    Teladan
6.    Referensi

1. Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
KH. Uci Turtusi atau yang akrab dengan Abuya Uci Turtusi lahir di Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyah, di Kampung Cilongok, Pasar Kemis, Tangerang, Banten. Beliau merupakan putra dari Abuya Dimyathi bin Romli.

1.2 Nasab
Berikut adalah silsilah Abuya KH. Uci Turtusi sampai kepada Rasulullah SAW

  1. Abuya KH. Uci Turtusi bin
  2. Abuya KH. Ahmad Dimyathi bin
  3. KH. Romli bin
  4. KH. Khaerun bin
  5. KH. Raden Cimang bin
  6. KH. Raden Datasaen bin
  7. Raden Saif Suradipa bin
  8. Raden Kabal bin
  9. Raden Tumenggung Mahmud Yudanegara bin
  10. Raden Tumenggung Kamil bin
  11. Raden Aria Yudanegara bin
  12. Raden Aria Wangsakara bin
  13. Pangeran Wiraraja bin
  14. Prabu Geusan Ulun Sumedang bin
  15. Pangeran Santri bin
  16. Pangeran Muhammad Pamalekaran bin
  17. Pangeran Panjunan Abdurrahman bin
  18. Syeikh Datuk Kahfi bin
  19. Syeikh Datuk Ahmad bin
  20. Syeikh Datuk Isa bin
  21. Ali Abdul Qadir Kailani bin
  22. Abdullah Khan bin
  23. Abdul Malik Al Muhajir ila Hindi bin
  24. Alwi Ammul Faqih bin
  25. Muhammad Shahib Mirbath bin
  26. Ali Khali’ Qasam bin
  27. Alwy bin
  28. Muhammad bin
  29. Alwy, (Datuk keluarga Ba’alawy) bi
  30. Ubaidillah bin
  31. Sayyid Ahmad al-Muhajir bin
  32. Sayyid ar-Rumi bin
  33. Sayyid Muhammad an-Naqib bin
  34. Sayyid al-Imam Ali Uradhi bin
  35. Sayyidina Ja’far ash-Shadiq bin
  36. Sayyidina Muhammad al-Baqir bin
  37. Sayyidina Ali Zainal Abidin bin
  38. Sayyidina Husain bin
  39. Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah az-Zahra binti
  40. Sayyidina Muhammad SAW

1.3 Riwayat Keluarga
Abuya Uci Turtusi menikah dengan Nyai Hj. Lala Sulwiyah. Dari pernikahannya, beliau dikaruniai putra-putri di antaranya:
1. Hj. Tatu
2. Hj. Anis
3. H. Iwan
4. Hj. Wida
5. H. Jami
6. Hj. Ila
7. Hj. Jipah
8. H. Farhan

1.4 Wafat
Abuya Uci Turtusi wafat di kediaman beliau pada hari Selasa pagi, setelah subuh, di Daerah kampung Cilongok pada tanggal 6 April 2021 M.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Pendidikan
Abuya Uci Turtusi memulai pendidikannya dengan belajar langsung kepada ayahnya, Abuya Dimyathi bin Romli. Setelah selesai belajar dengan ayahnya, beliau melanjutkan pendidikannyan dengan belajar kepada 32 orang guru di berbagai pesantren, yang beliau tempuh selama 32 tahun.

Ketika Abuya belajar di pesantren, Abuya termasuk orang yang sering pindah-pindah. Paling lama waktu belajar, beliau tempuh selama 3 tahun lebih bahkan ada yang hanya 1 hari kemudian beliau pindah lagi. Hal tersebut dikarenakan ketika pengasuh pesantren mengetahui bahwa beliau adalah anak Abuya Dimyathi bin Romli, maka kebanyakan para kyai justru tidak berani menerimanya sebagai murid.

3. Perjalanan Hidup dan Dakwah

3.1 Menjadi Pengasuh Pesantren
Setelah wafat ayahandanya, Abuya Dimyathi bin Romli, kepengasuhan Pondok Pesantren Salafiyah Al-Istiqlaliyah yang berdiri sejak tahun 1957 M, dilanjutkan oleh putra beliau, Abuya Uci Turtusi. Pondok pesantren tersebut berada di kampung Cilongok, Desa Sukamantri, Kecamatan Pasar Kemis, berdiri di atas lahan seluas ± 4,5 ha.

Saat ini, di lingkungan kompleks pesantren terdapat empat masjid, tiga masjid berada di dalam pesantren dan satu lagi berada di luar pesantren. Dengan berdirinya empat masjid, menjadi hal menarik karena pondok pesantren ini berbeda dari pondok pesantren pada umumnya, yang hanya memilik satu masjid.

3.2 Membuka Majelis Akbar
Setiap hari Ahad ba’da Subuh, Pesantren Salafiyah Al-Istiqlaliyah selalu mengadakan majelis akbar bagi masyarakat luas yang langsung dipimpin oleh Abuya Uci Turtusi. Tradisi ini telah berlangsung lama sejak masa kepemimpinan Abuya Dimyathi Al-Bantani. Jumlah jamaah yang mengikuti pengajian inipun sangat banyak, tidak kurang dari 5.000 orang datang dari sekitar wilayah Tangerang, Banten, Bogor, Bekasi dan juga Jakarta.

Pada majelis akbar tersebut, materi yang diberikan lebih mengarah kepada bimbingan kerohanian, etika keagamaan dan nasehat-nasehat yang menenangkan bagi masyarakat. Hal ini menjadi kebutuhan spiritual bagi masyarakat luas terutama di wilayah Tangerang. Tidak hanya sekedar untuk mengaji, kehadiran masyarakat pada saat majelis akbar tersebut juga tidak lepas dari kebesaran sosok Abah Uci sebagai ulama kharismatik yang dikenal memiliki kedalaman ilmu agama dan keberkahan sebagai seorang ulama.

Tidak jarang setelah pengajian selesai, para tamu yang hadir meminta keberkahan untuk didoakan dan menyampaikan persoalan-persoalan mereka untuk diberi bimbingan dan jalan keluar oleh Abah Uci.

Selain acara pengajian mingguan, ada beberapa acara besar yang diselengarakan tahunan, yaitu acara Maulid Nabi, Haul Tuan Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani. Acara tersebut dihadiri ratusan jamaah, para pejabat, Alm Gus Dur (semasa hidup), Bupati, para ulama di luar pulau jawa, ulama dari mancanegara, para Habaib dan para tokoh besar lainnya.

4. Teman Baik Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Almarhum Gus Dur dan Habib Luthfi bin Yahya merupakan sahabat dekat dari KH. Uci Turtusi, Sebelum Almarhum Gus Dur Meninggal beliau ditanya oleh KH. Uci Turtusi, “Gus apa yang paling diinginkan oleh Gus apa? Baik di kala jadi presiden atau setelah lengser jadi presiden,” jawaban Gus Dur “Saya inginkan adalah ketika saya wafat, istri, anak, teman-teman dan sekitarnya mengirimkan Al-Fatihah buat saya,” kata Abuya menirukan Gus Dur.

5. Teladan
KH. Uci Turtusi adalah tokoh ulama besar yang sangat dihormati dan disegani oleh semua kalangan masyarakat, beliau sangat berjasa besar karena telah mengharumkan bangsa Indonesia terutama Kabupaten Tangerang Banten.

Dengan ke istimewaan dan karomah yang diberikan Allah SWT kepada KH. Uci Turtusi, hati umat islam merasa rindu untuk bertemu dan silaturahmi dengan sosok sang ulama ini, dengan kepiawaiannya menyampaikan dan mengajarkan ilmu agama dengan ikhlas, sehingga tausiyah yang disampaikan sangat jelas dan mudah dipahami oleh para jamaah.

6. Referensi
Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs: Tribuncirebon.com

Artikel ini sebelumnya diedit pada tanggal 6 April 2023 dan kembali diedit dengan penyelarasan bahasa pada tanggal 6 April 2024.

https://www.laduni.id/post/read/67027/biografi-kh-uci-turtusi-pengasuh-pondok-pesantren-salafiyah-al-istiqlaliyah-cilongok-tangerang.html