Daftar Isi
1 Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
1.2 Riwayat Keluarga
1.3 Wafat
2 Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1 Mengembara Menuntut Ilmu
2.2 Guru-guru Beliau
2.3 Mendirikan dan Mengasuh Pesantren
3 Penerus Beliau
3.1 Anak-anak Beliau
3.2 Murid-murid Beliau
4 Organisasi, dan Karier
4.1 Riwayat Organisasi
4.2 Karier Beliau
5 Silsilah Nasab
5.1 Silsilah Guru Beliau
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
Kiai Zamrodji adalah putra dari pasangan Kiai Syairozi bin Kiai Syakur dengan Nyai Asiyatun binti Kiai Sirojuddin. Beliau bersama saudaranya antara lain Kiai Sholhah, KH. Ahmadi dan KH. Abdul Hadi merupakan perintis Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Kencong, Kediri pada tahun 1951.
1.2 Riwayat Keluarga
Beliau melepas lajangnya dengan menikahi Nyai Hj. Assolihah Zamrodji dikaruniai lima anak yang semuanya laki-laki.
1.3 Wafat
KH. Zamrodji wafat pada hari Selasa Pahing, tanggal 8 Rajab tahun 1420 H, bertepatan dengan tanggal 19 Oktober 1999 M.
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1 Mengembara Menuntut Ilmu
Pada masa remaja, Kiai menghabiskan waktunya untuk menuntut ilmu dan berguru kepada beberapa ulama, di antaranya KH. Dimyathi bin KH. Abdulloh bin KH. Abdul Manan yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Tremas Pacitan, dimana pesantren tersebut berhasil mencetak ulama-ulama besar dan tokoh-tokoh nasional seperti mantan Menteri Agama Dr. KH. Mu’thi Ali, MA, KH. Ali Ma’shum, Pengasuh Pondok Pesantren al-Munawwir Krapyak Bantul Yogjakarta, waliyullah KH. Abdul Hamid Pasuruan, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh lulusan pesantren Tremas yang lain.
Di pondok tersebut, Kiai kerap melakukan riyadlah secara rutin berupa melakukan ziarah ke makam perintis dan pendiri Pondok Pesantren Tremas, KH. Abdul Manan dan juga para masyayikh lainnya selama 41 Jum’at dengan berjalan kaki melalui jalan setapak di lereng bukit yang jaraknya sekitar 10 Km dari pesantren. Bahkan menurut kepercayaan para santri, barangsiapa yang mampu istiqamah untuk berziarah ke makam masyayikh Tremas selama 41 Jum’at tanpa putus, maka ia akan menjadi kiai besar. Dan rupanya itu menjadi salah satu keberkahan dari masyayikh yang mengantarkan Kiai Zamrodji menjadi ulama besar pada masa berikutnya.
Di pondok Tremas pula Kiai bertemu dan berkawan dengan Kiai Hamid Pasuruan. Meskipun demikian, Kiai Zamrodji tidak sungkan untuk berguru kepada Kiai Hamid untuk memperdalam ilmu Bahasa dan Sastra Arab lewat kajian kitab Uqudul Juman. Sayangnya, belum tuntas Kiai belajar, Kiai Hamid malah hendak boyong. Akhirnya Kiai selalu berusaha mengejar dan mengikuti Kiai Hamid kemanapun gurunya itu pergi.
Setelah belajar di Tremas, Kiai melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, hingga Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Jombang. Dari Pondok Rejoso inilah Kiai berguru Ilmu Thariqah serta berbai’at kepada KH. Romli Tamim, Mursyid Thariqah Qadiriyah wa Naqsabandiyah.
2.2 Guru-guru Beliau
Guru-guru beliau saat menuntut ilmu, di antaranya:
1. KH. Dimyathi bin KH. Abdulloh bin KH. Abdul Manan
2. KH. Makhrus Ali
3. KH. Romli Tamim
2.3 Mendirikan dan Mengasuh Pesantren
Kiai Zamrodji bersama Kiai Sholhah, KH. Ahmadi dan KH. Abdul Hadi merupakan perintis Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Kencong, Kediri pada tahun 1951.
3. Penerus Beliau
3.1 Anak-anak Beliau
Anak-anak beliau yang menjadi penerus beliau adalah:
1. KH. Jauhar Nehru
2. KH. Muhammad Nuril Anwar
3. KH. Aufa Zamrodji
3.2 Murid-murid Beliau
Murid-murid beliau adalah para santri di pesantren Raudlatul Ulum Kencong, Kediri
4. Riwayat Organisasi, Karier, dan Karya Beliau
4.1 Riwayat Organisasi
Mursid Tarekat Thariqah Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah
4.2 Karier Beliau
Karier sesuai dengan keilmuan beliau, posisi karier yang diduduki di antaranya:
Pengasuh pesantren Raudlatul Ulum Kencong, Kediri
5. Silsilah Nasab
5.1 Silsilah Guru Beliau
Berikut ini contoh Chart silsilah guru beliau dapat dilihat selengkapnya melalui: Silsilah Nasab guru beliau
6. Mursid Tarekat
Pada pasca pesta demokrasi tahun 1977 terjadilah gejolak dalam lingkungan warga dan tokoh-tokoh thariqah karena masuknya KH. Mustain Romli ke Partai Golongan Karya. Karena dipicu oleh sentimen kepartaian saat itu, maka banyak warga dan tokoh thariqah yang mufaroqoh dari Rejoso, antara lain Kiai Zamrodji sendiri, KH. Adlan Ali Cukir Diwek Jombang dan masih banyak lagi.
Akhirnya Kiai Adlan sowan dan berbai’at mursyid kepada KH. Muslih Abdurrohman Mranggen, salah satu Mursyid Thariqah Qadiriyyah wa Naqsyabndiyyah yang mengembangkan thariqah di wilayah Jawa Tengah. Sekembalinya Kiai Adlan dari Mranggen, masyarakat yang akan masuk thariqah sowan dan berbai’at kepadanya. Pada saat Kiai Mahalli sowan kepada Kiai Adlan, ia menyampaikan pesan dari Kiai Zamrodji agar gelar mursyid supaya mengikuti KH. Adlan Ali saja. Namun rupanya pesan tersebut ditolak secara tegas oleh Kiai Adlan. Bahkan, Kiai Adlan meminta Kiai Mahalli untuk menyampaikan pesan balik untuk Kiai Zamrodji agar dirinya juga menjadi mursyid.
Tidak lama berselang dari gejolak warga thariqah tersebut, KH. Makhrus Ali Lirboyo mengumpulkan para Kiai se-Kediri untuk membahas keberadaan Guru Mursyid thariqah di daerah Kediri. KH. Makhrus dalam pertemuan tersebut bertanya kepada para kiai yang hadir,
”Sinten sing sampean pilih dadi Guru Mursyid? (Siapa yang anda pilih menjadi Guru Mursyid?)”
Para kiai mengharap kepada Kiai Makhrus untuk menjadi Guru Mursyid, tetapi Kiai Makhrus menolak karena ia sudah memiliki pilihannya sendiri
”Ben Kiai Zamrodji wae sing dadi Guru Mursyid (Biar Kiai Zamrodji saja yang menjadi Guru Mursyid).” kata KH. Makhrus Ali.
Para kiai yang hadir menyatakan setuju atas pilihan tersebut. Karena dorongan dari pertemuan itu, Kiai Zamrodji kemudian berangkat ke Mranggen untuk mengambil bai’at Guru Mursyid kepada KH. Muslih dengan diantar oleh KH. Jupri Karangkates Kediri dan Bapak Syafi’i Sulaiman Bangsongan Kediri.
Setelah mengambil bai’at kepada KH. Muslih, Selanjutnya Kiai Zamrodji mengadakan bai’atan di Kencong pada setiap Sabtu Wage dan murid thariqah yang mengambil bai’at darinya sampai saat ini tersebar di berbagai daerah di Jawa Timur dan juga di daerah-daerah lain, khususnya para alumni Pondok Pesantren Raudlatul Ulum.
7. Referensi
https://www.laduni.id/post/read/80912/biografi-kh-zamrodji-kencong.html