Biografi Nyai Hj. Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, Putri Sulung Gus Dur

Daftar Isi Biografi Nyai Hj. Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga
2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Pendidikan
3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Mendirikan Lembaga Pendidikan
4.    Karir Beliau
5. 
  Penghargaan dan Prestasi Beliau
6.    Referensi

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1  Lahir
Hj. Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid alias Hj. Alissa Wahid lahir pada tanggal 25 Juni 1973 di Jombang, Jawa Timur. Hj. Alissa Wahid adalah putri sulung dari pasangan KH. Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal dengan Gus Dur yang merupakan Presiden RI ke-4 dan Nyai Hj. Sinta Nuriyah yang merupakan tokoh wanita dari Nahdlatul Ulama.

1.2 Riwayat Keluarga
Hj. Alissa menempuh kehidupan rumah tangga bersama Erman Royadi. Dari pernikahan itu, beliau dikaruniai putra-putri di antaranya:

  1. Parikesit Nuril Azmi,
  2. Shabrina Aksara Ashakiran Arinka,
  3. Dimas Adjani Ismoyo Maulana Annadzief,
  4. Areta Zakiyah Saka Asmara.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Pendidikan
Hj. Alissa menyelesaikan pendidikan dasar hingga Sekolah Menengah Atas di Kota Jakarta, sebab sejak usia 14 tahun Hj. Alissa dan keluarga diboyong Gus Dur ke Ibukota. Menempati rumah sederhana di daerah Jakarta Pusat, Hj. Alissa bersama keluarga menghabiskan masa kecil di Jakarta.

Selepas SMA Hj. Alissa melanjutkan pendidikan tingginya di Kota Gudeg, Yogyakarta tepatnya di Univesitas Gadjah Mada program Psikologi keluarga, anak dan wanita Fakultas Psikologi.

3. Perjalanan Hidup dan Dakwah
Secara umum beliau dikenal sebagai aktivis perempuan yang bergerak di isu-isu sosial, terutama terkait multikulturalisme, demokrasi, hak asasi manusia (HAM), dan gerakan muslim moderat di Tanah Air.

Hj. Alissa juga menjadi tokoh penting di Jaringan Gusdurian atau bisa dikenal pula dengan Nasional Gusdurian Network Indonesia (GNI), jaringan yang berisi masyarakat pengagum Gus Dur dari berbagai aspek baik pemikiran, keteladanan karakter dan nilai yang ditanamkan, hingga membantu memperjuangkan apa yang diperjuangkan Gus Dur semasa beliau menjabat sebagai presiden RI.

Hj. Alissa sempat menjadi manajer proyek sosial yang dinamai dengan Indonesia Planned Parenthood Association yang dimulai pada 1991-1996. Proyek tersebut bergerak di bidang pengembangan diri anak muda dan kesehatan reproduksi dengan sasaran siswa di berbagai SMA di Yogyakarta.

Lalu pada tahun 1997-2001, Hj. Alissa juga aktif di berbagai diskusi yang menyangkut isu kesetaraan gender. beliau juga menjadi Manager Program Pendidikan di Lembaga Studi dan Pengembangan Perempuan dan Anak.

3.1 Mendirikan Lembaga Pendidikan
Hj. Alissa juga sempat mendedikasikan diri di bidang pendidikan dengan mendirikan lembaga pendidikan anak usia dini yang dinamai dengan Fastrack Funschool di Yogyakarta. Lalu di tahun 2014 beliau menjadi perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Faith-Based Organization’s Global Forum on Faith & Reproductive Health di New York.

Selain itu beliau juga sempat menjadi fasilitator pada International Training on Strategic Partnership between Government and Religious Moslem Leaders on Populations & Family Planning Issue pada tahun 2015.

Sebagai seorang aktivis, Hj. Alissa juga sempat membantu menyuarakan perjuangan ibu-ibu di Rembang yang menentang pembangunan pabrik semen raksasa PT Semen Indoensia di Jawa Tengah. Dengan jaringan yang beliau miliki, Hj. Alissa kala itu meminta untuk menghentikan ekspansi pabrik semen di wilayah tersebut lewat media sosial serta jaringan NU dan Gusdurian yang beliau miliki.

4. Karir Beliau
Hj. Alissa Wahid juga merupakan Direktur Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia (GNI), yang merangkul ribuan aktivis di seluruh Indonesia untuk mempromosikan dialog dan pemahaman antaragama, masyarakat aktif, demokrasi dan hak asasi manusia.

Pada tahun 2019 Hj. Alissa Wahid ditunjuk oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional menjadi Duta Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia.

Pada tahun 2021 beliau ditunjuk jadi Komisaris Independen baru PT. Unilever Indonesia Tbk. yang diputuskan lewat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 27 Mei 2021.

Di Nahdlatul Ulama (NU), Hj. Alissa Wahid menjadi salah satu pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2022-2027. Penunjukkan tersebut sempat menuai perhatian karena beliau menjadi perempuan yang menjadi pengurus PBNU.
Nyai Hj. Alissa Wahid mengatakan masuknya perempuan dalam jajaran kepengurusan PBNU merupakan terobosan yang sangat penting dalam perjalanan NU.

Selama ini tokoh-tokoh perempuan NU tidak hanya mengurus kyai tetapi juga pesantren-pesantren serta pengajian dan kegiatan di ruang publik yang juga diurus oleh Bu Nyai. Saya yakin amanah ini bukan hanya untuk diri saya sendiri, ini menjadi pintu gerbang bagi perempuan NU untuk memperluas kekhidmatan sebagaimana visi KH. Miftahul Akhyar dan Gus Yahya,” kata Hj. Alissa Wahid.

5. Penghargaan dan Pretasi Beliau
Atas segala dedikasi dan kontribusi, Hj. Alissa beberapa kali mendapatkan penghargaan, antara lain:

  1. Shine On Award (2015).
  2. Alumni Muda Berprestasi program Alumni Awards (2019).
  3. Marketeer’s 2016 Women Award dari International Fellow King Abdullah bin Abdulaziz International Centre For Interrelegious and Intercultural Dialogue (KICIID) pada tahun 2016.

6. Referensi
Nur Khalik Ridlwan. Ensiklopedi Khittah NU 1926. Yogyakarta: ArRuzz Media, 2017.

https://tokohwanita.com/2022/02/24/biografi-hj-alissa-qotrunnada-wahid-s-psi/

https://www.laduni.id/post/read/517742/biografi-nyai-hj-alissa-qotrunnada-munawaroh-wahid-putri-sulung-gus-dur.html