Daftar isi Biografi Abu Ubaidah bin Jarrah RA
1. Riwayat Hidup
1.1 Lahir
1.2 Wafat
4. Ikut Berbagai Masa Perang
4.1 Bersama Nabi Muhammad
4.2. Bersama Abu Bakar
4.3 Bersama Umar bin Khattab
6. Teladan Beliau
6.1 Zuhud
7. Referensi
1. Riwayat Hidup
1.1 Lahir
Beliau adalah shahabat Nabi Muhammad SAW, yang bernama Utbah bin Ghazwan radhiyallahu ‘anhu. Nama lengkapnya adalah Utbah bin Ghazwan bin Jabir bin Wuhaib bin Nusaib bin Zaid bin Malik bin Al Harits bin Auf bin Al Harits bin Maazun bin Manshur bin Ikrimah Al Maazini.
Utbah bin Ghazwan (bahasa Arab: عُتبة بن غَزْوان, lahir 40 sebelum hijrah (584). Berkuniah Abu Abdillah, sebagian berpendapat bahwa kunyah beliau adalah Abu Ghazwan.
1.2 Wafat
Suatu ketika beliau berkehendak untuk menunaikan ibadah haji. Maka, beliau mewakilkan kepemimpinan Bashrah kepada Mujasyi’ bin Mas’ud dan memerintahkan Al Mughirah bin Syu’bah untuk mengimami salat bagi manusia. Kelak Al Mughirah inilah yang kemudian menggantikan kepemipinan Utbah karena ditunjuk oleh Umar sepeninggalan Utbah. Dalam perjalanan haji ini, beliau menyempatkan diri untuk bertemu dengan Khalifah Umar di Madinah.
Setiba di Madinah, beliau meminta diperingan/dilepaskan jabatan beliau atas Bashrah. Barangkali karena beliau memang tidak menyukai kepemimpinan dan besarnya penentangan dari para penentang yang tidak menyukai pola kehidupan sederhana yang banyak beliau ajarkan.
Namun permintaan itu ditolak oleh Umar. Sehingga beliau pun berdoa kepada Allah “Ya Allah janganlah engkau kembalikan aku ke Negeri Bashrah.” Maka saat perjalanan kembali menuju Bashrah, beliau terjatuh dari tunggangan beliau sehingga menyebabkan beliau meninggal dunia.
Allah berkehendak untuk mengabulkan doa beliau tersebut. Beliau meninggal di daerah yang bernama Ma’dan Bani Salim, tempat antara Makkah dan Bashrah. Ada yang berpendapat beliau meninggal di daerah yang bernama Rabadzah. Meninggal di tahun 15, 17, atau 20 hijriyyah saat umur beliau 57 tahun.
2. Memeluk Islam
Utbah bin Ghazwan seorang sahabat Rasulullah yang masuk deretan pemeluk Islam pertama, atau tepatnya nomor urut tujuh as-sabiqun al-awwalun. Beliau di masa awal kerasulan pernah ikut hijrah ke Habasyah. Beliau juga ikut berhijrah ke Madinah bersama sahabat Nabi yang lainnya.
3. Kedudukan yang Mulia
Umar bin Al Khaththab radhiyallahu ‘anhu pun pernah berkata memuji beliau, “inna li Utbah bin Ghazwan minal Islam makaanan” sungguh Utbah bin Ghazwan memiliki kedudukan dalam agama Islam.
4. Ikut Perang
4.1 Bersama Nabi Muhammad SAW
Utbah bin Ghazwan juga ikut bertempur di medan perang, seperti perang Badar tahun 624, perang Uhud tahun 625, perang Khandak tahun 627, perang Yamamah, dan lain sebagainya.
4.2 Bersama Abu Bakar
Beliau juga ikut dalam perang Yamamah saat khalifah Abu Bakar As-Siddiq yang tujuannya untuk memerangi nabi palsu yang bernama Musailamah Al-Kadzdzab.
4.3 Bersama Umar bin Khattab
Pada masa kekhalifahan Umar bin Al-Khattab, Utbah bin Ghazwan diutus oleh khalifah untuk menjadi pemimpin pertempuran ke Negeri Ubullah. Penaklukan Negeri Ubullah menduduki peran yang penting karena wilayah pasukan muslim rentan dengan serangan-serangan dari pasukan Persia yang melewati daerah tersebut.
7. Menaklukan Persia
Suatu ketika, Khalifah Umar bin Khattab mengirim Utbah ke Ubullah untuk membebaskan negeri itu, Utbah pun pergi untuk melaksanakan tugasnya yang juga merbersihkan buminya dari orang-orang persi. Utbah menyusun kekuatannya dengan membawa senjata tombak diatnagnnya. Lalu Ia berseri dihadapan para tentaranya,
“Allahu Akbar, Shadaqa Wa’dah ” terjemahan kalimat tersebut adalah Allah Maha Besar, Dia menepati janji-Nya
Lalu pasukan Utbah maju melawan orang dari Persi yang bersiap. Setelah melalui perjuangan yang hebat, akhirnya pasukan Utbah dapat mengalahkan pasukan persi. Atas kemenangan itu maka, Utba bisa membangun kota Basrah di Ubullah, Namun, Umar mengutusnya untuk kembali ke Basrah.
Dan memintanya untuk memimpin kota tersebut dan membimbing rakyat untuk melaksanakan shalat, menegakkan hukum yang memegang keadilan, memberi pengertian dalam masalah agama, serta memberikan contoh teladan tentang hidup sederhana.
8. Teladan Beliau
8.1 Zuhud
Beliau tak pernah membangun sebuah rumah pun di sana. Hanya kemah tempat berteduh dirinya dan keluarganya. Demikianlah sikap zuhud senantiasa menghiasi kehidupan beliau dan keluarga beliau meskipun waktu itu beliau menjabat sebagai pemimpin.
Saat menjadi gubernur di daerah Bashrah beliau banyak menanamkan sikap zuhud dan wara’ kepada penduduk Bashrah. Hal ini dikarenakan banyaknya pembukaan kota-kota di sekitar Bashrah, sehingga kaum muslimin mendapatkan perbendaharaan harta ghanimah yang banyak.
Kehidupan mereka makmur sehingga kehidupan tersebut akan melalaikan mereka dari akhirat dan menjadikan mereka lebih condong dengan dunia. Bahkan beliau pernah mengatakan, “Demi Allah sungguh aku melihat bahwa diriku adalah orang ketujuh yang masuk Islam, saat itu tidak ada yang kami makan kecuali dedaunan, sehingga menjadikan mulut-mulut kami pecah dan luka.”
9. Referensi
Biografi Utbah bin Ghazwan ra
https://www.laduni.id/post/read/80799/biografi-sahabat-utbah-bin-ghazwan-ra.html