Contents
Lahir
Laduni.ID, Jakarta – Salim bin Abdullah bin Umar bin Khattab dilahirkan di Madinah, merupakan putra dari Abdullah dari khalifah Umar bin Khattab. Ibu beliau adalah salah seorang putri Kaisar Yazdegerd III dari Persia. Beliau dibesarkan di bawah asuhan ayahandanya yang zuhud, shawwam–qawwam (ahli shiyam dan ahli shalat malam), yang memiliki tabiat dan akhlak Umar. Sejak awal sang ayah sudah melihat tanda-tanda ketaqwaan dan hidayah Allah pada diri Salim.
Baca juga: Biografi Syekh Kamaluddin Ibnu Imam al-Kamiliyyah
Kerabat
Beliau berkerabat dengan Khalifah Umar bin Abdul-Aziz melalui jalur ayahnya, serta dengan Al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar dan Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib dari jalur ibunya.
Baca juga: Biografi Syekh Jalaluddin al-Mahall
Wafat
Menurut al-Bukhari dan Abu Nu’aim, Salim bin Abdullah bin Umar wafat pada tahun 106H atau 724H. Duka cita menyelimuti kota Madinah, semua orang membentuk lautan manusia datang untuk mengantar jenazah dan menyaksikan pemakamannya. Termasuk Hisyam bin Abdul Malik yang ketika itu berada di Madinah turut menghadiri pemakaman beliau.
Beliau memperoleh pendidikan dan mengambil ilmu dari tokoh-tokoh sahabat, di antaranya Abu Yusuf al-Anshari, Abu Hurairah, Abu Rafi, Abu Lubadah, Zaid bin Khathab, di samping ayahandanya sendiri, Abdullah bin Umar. Salim dikukuhkan sebagai orang alim, tokoh tabi’in dan salah satu fiqih yang menjadi tempat bertanya bagi kaum muslimin di Madinah tentang agama dan syariat, tentang problem agama dan persoalan dunia.
Guru
- Abdullah bin Umar (Ayah)
- Abu Yusuf al-Anshari
- Abu Hurairah
- Abu Rafi
- Abu Lubadah
- Zaid bin Khathab
- Qosim bin Muhammad bin Abi Bakar
Penerus
Baca juga: Biografi Ibn al-Muqri
Tempat Mengambil Keputusan Gubernur
Pada zaman Khalifah Yazid bin bin Abdul Malik kepada Abdul Wahid bin Bisyr an-Nadhari meminta kepada gubernur baru Madinah untuk menjalankan pemerintahan. Gubernur dalam menjalankan pemerintahan dan mengambil keputusan selalu meminta persetujuan para ulama seperti Qasim bin Muhammad dan Salim bin Abdillah.
Zuhud dan Bertakwa
Kehidupan Salim bin Abdillah bin Umar bin Khaththab penuh dengan ketaqwaan, akrab dengan hidayah, menjauhi kesenangan dunia dan godaannya (zuhud), memperlakukannya sesuai dengan jalan yang diridhai Allah.
Periwayat Hadist
Para ulama menetapkan bahwa Salim bin Abdullah bin Umar bin Khaththab Tsiqah dan imam dalam bidang hadist. Ishaq bin Ruhawaih berkata,” Hadits yang palih Shahih sanadnya bersumber dari az-Zuhry dari Salim dari Ayahnya”. Muhammad Sa’id berkata “Salim adalah seorang ulama yang banyak hadits, seorang yang tinggi ilmunya” dan seorang yang wara’”.
Baca juga: Biografi Ibn al-Anbari
Tidak Membunuh, karena Terdakwa Shalat Subuh
Beliau pernah diminta oleh Hajjad bin Yusuf, penguasa yang berwenang menghukum musuh politik, Salim diminta untuk menebas leher terdakwa yang dianggap sebagai pembuat onar dan menghalalkan darah yang telah Allah haramkan kepadanya. Salim sebelum menebas leher terdakwa, memperoleh jawaban dari terdakwa, bahwa terdakwa adalah muslim dan melakukan shalat subuh pada hari itu, dan lantas membatalkan eksekusi menebas leher terdakwa tersebut.
Salim berkata, “Orang ini mengaku sebagai seorang muslim dan berkata bahwa hari ini sudah shalat subuh. Saya mendengar Rasulullah bersabda, “Barang siapa shalat subuh, dia berada dalam naungan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” maka saya tidak akan membunuh seseorang yang berada dalam perlindungan Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
https://www.laduni.id/post/read/71487/biografi-salim-bin-abdullah-bin-umar-bin-khattab.html