Biografi Syekh Abdullah Mudzakir, Waliyullah dari Demak

Daftar Isi:

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Pendidikan
2.2  Guru-Guru

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Metode Dakwah
3.2  Mendirikan Masjid
3.3  Melawan Penjajah

4.    Karomah
5.    Referensi

1. Riwayat Hidup dan Keluarga
Syekh Abdullah Mudzakir, atau yang akrab dengan sapaan Mbah Mudzakir, di kalangan pesantren sudah cukup dikenal. Tak heran bila banyak santri datang ke makamnya untuk berziarah, walaupun makamnya terletak di tengah laut.

1.1 Lahir
Syekh Abdullah Mudzakir diperkirakan lahir pada tahun 1869 ada yang menyebutkan tahun 1978 M, di Dusun Jago, Desa Wringinjajar, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Beliau merupakan putra dari pasangan Pangeran Ibrahim Sura, keturunan dari Pengeran Diponegoro, dan ibunya yang masih keturunan dari Sunan Bayat.

1.2 Wafat
Syekh Mudzakir meninggal pada hari Selasa Pon 13 September 1950 di usia 81 tahun. Syekh Mudzakir merupakan ulama asal Demak yang memiliki keistimewaan terkait makamnya. beliau diberikan karomah oleh Allah SWT dengan memiliki makam di tengah laut dan tidak tenggelam saat diterjang ombak.

Makam tokoh dari Demak ini pun tidak pernah sepi dari peziarah meski berada di tengah laut. Anak keturunannya pun masih merawat dengan baik makam beliau hingga saat ini.

Baca Juga: Ziarah di Makam Syekh Abdullah Mudzakir, Waliyullah dari Demak

Sayangnya, peninggalan Syekh Mudzakir banyak yang hilang karena bencana abrasi rob di kawasan permukiman. Peninggalan itu antara lain, seperti kitab-kitab karangan Syekh Mudzakir yang hanyut dibawa ombak air laut. Pihak keluarga hanya memiliki ornamen kayu sebagai tutup pilar buatan Syekh Mudzakir.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Pendidikan
Syekh Mudzakir dari Demak ini mempelajari agama Islam dari banyak guru di berbagai daerah. Selain KH. Abbas Buntet Cirebon, guru Syekh Mudzakir lainnya adalah KH. Sholeh Darat Semarang. Sebagai seorang murid yang taat, perjuangan Syekh Mudzakir tidak lepas dari keberadaan para guru ini.

Keberadaannya di Kecamatan Sayung saat itu adalah perintah dari gurunya hingga kemudian beliau menetap di sana bahkan makamnya juga berada di sana, tepatnya di tengah pantai Sayung.

2.2 Guru-Guru
Pangeran Ibrahim Sura (ayah),
KH. Abbas Djamil Bunten,
KH. Sholeh Darat.

3. Perjalanan Hidup dan Dakwah

3.1 Metode Dakwah
Metode yang digunakan Syekh Mudzakir untuk menyiarkan agama Islam adalah dengan cara yang santun dan mudah dipahami oleh masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang mau mempelajari agama Islam.

Beliau mengadakan pengajian setiap hari Ahad, yang kemudian dikenal dengan ngaji Ahadan yang kemudian diteruskan oleh KH. Sholeh, KH. Salim, kemudian dilanjutkan oleh KH. Mubasyar.

Pada tahun 1919 masehi beliau kemudian membuka pengajian harian setiap hari kamis yang dikenal dengan pengajian kamisan yang diteruskan KH. Muhammad Sofyan dan sekarang diteruskan oleh KH. Zamroji.

Syekh Mudzakkir disebut-sebut sebagai pencetak kader kyai muda di Demak dan sekitarnya. Selain dikenal sebagai pendakwah, Syekh Mudzakir juga memiliki kesaktian ilmu kanuragan. Tidak cuma itu, ulama ini juga disebut mampu menyembuhkan penyakit atas seizin Allah SWT. Dengan memiliki kelebihannya itu, Syekh Mudzakir dapat berdakwah dengan menggunakan sarana tersebut.

3.2 Mendirikan Masjid
Pada tahun 1900 masehi beliau kemudian menetap di Tambaksari, Syekh Mudzakir pertama kali membangun masjid di Dusun Kaligawe, yang saat itu dihadiri langsung oleh KH. Sholeh Darat, Semarang.

Kemudian membangun masjid kedua di Dusun Dukuhan, ketiga di Tambaksari. Masjid tersebut digunakan untuk menyiarkan agama Islam dan mengajak masyarakat yang pada masa itu kebanyakan masih awan persoalan agama atau abangan.
 

3.3 Melawan Penjajah
Syekh Mudzakkir disebut sebagai tokoh agama sekaligus pejuang kemerdekaan. beliau turut berperang melawan penjajahan Belanda di Jembatan Merah Surabaya bersama gurunya, KH Abbas Butet dari Cirebon.

4. Karomah

  1. Tubuhnya kebal terhadap senjata,
  2. Dapat menyembuhkan penyakit,
  3. Makamnya tidak tenggelam walaupun di tengah laut, diterjang ombak besar.
  4. Semua karomah Syekh Abdullah Mudzakkir atas izin Allah SWT

5. Referensi

  1. Solopos.com
  2. Bondowoso Network

https://www.laduni.id/post/read/525458/biografi-syekh-abdullah-mudzakir-waliyullah-dari-demak.html