Biografi TGH. Abhar Muhyiddin, Pendiri Pesantren Darul Falah Lombok Barat

Daftar Isi

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Wafat
1.3  Riwayat Keluarga

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1  Mengembara Menuntut Ilmu
2.2  Guru-Guru Beliau
2.3  Mendirikan Pondok Pesantren

3.    Penerus Beliau
3.1  Anak-anak Beliau
3.2  Murid-murid Beliau

4.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1  Karier Beliau
4.2  Karya-karya Beliau

5.    Referensi

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga 

1.1 Lahir
TGH. Abhar Muhyiddin adalah salah satu mursyid Thariqah Qadiriyah wa Naqsabandiyah melalui jalur KH. Mustain Romli Jombang yang kemudian ia sebar luaskan ajarannya ke wilayah Pugutan, Lombok Barat (sekarang Mataram).

Dilihat dari garis keturunannya, TGH. Abhar bukanlah orang sembarangan. Ayahnya, TGH. Muhyiddin Musallam bin TGH. Musallam dan ibunya, Siti Manna binti Syekh Jabar Linggae dari Banten, masing-masing merupakan keturunan ulama yang disegani.

1.2 Wafat
TGH. Abhar Muhyiddin wafat pada tanggal 1 syawal 1413 H atau yang bertepatan dengan tanggal 23 Maret 1993 M, TGH Abhar kembali kepada Sang Pencipta di usia 73 tahun. Jenazah TGH Abhar dishalatkan oleh para jamaah yang berdatangan dari berbagai daerah di Lombok.

Setelah selesai dishalatkan, jenazah dihantarkan ke peristirahatan terakhir di dekat masjid Pondok Pesantren Darul Falah yang berdekatan dengan makam istri tercintanya, yaitu Hj. Siti Zahrah.

1.3 Riwayat Keluarga
Beliau menikah dengan Hj. Siti Zahrah dan dikaruniai beberapa anak.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

Selepas dari pendidikannya di Darul Ulum, TGH Abhar mendalami ilmu agama lebih jauh bersama dengan TGH. Saleh Hambali Bengkel untuk berguru kepada KH. Mustain Romli Jombang dan menekuni Thariqah Qadiriyah wa Naqsabandiyah. Sekembalinya dari Jombang,

2.2 Guru-Guru Beliau

  1. TGH. Muhyiddin Musallam
  2. Sayyid Abdurrman Assegaf, ulama lulusan Universitas al-Azhar Kairo.
  3. KH. Mustain Romli Jombang

2.3 Mendirikan Pondok Pesantren
Pondok Pesantren Darul Falah berdiri di wilayah Pagutan – Lombok Barat (Sekarang Kota Mataram). Pada tahun 1950, sepulangnya TGH Abhar dari ibadah haji, ia mulai mendirikan majelis ilmu di serambi rumahnya yang hanya berukuran 6×3 M dan menamai pengajian tersebut dengan Darul Falah.

Mulanya, santri yang belajar di tempat ini hanya sekitar 35 orang yang berasal dari wilayah Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur. Setiap hari mereka selalu belajar dan memperdalam ilmu agama dan mempelajari kitab-kitab salahfusshalih. Seiring berjalannya waktu, Darul Falah mulai menunjukkan pertumbuhannya hingga pada pada tahun 1968 M santri Pondok Pesantren Darul Falah berjumlah 200 orang.

Keadaan pondok pesantren yang mengalami kemajuan ini terus berlangsung hingga estafet kepengurusan berada di bawah kepimpinan TGH, Muhammad Mustiadi Abhar (Putra TGH  Abhar), yang tidak hanya bangunan fisik yang berubah tetapi juga jiwa santrinya.

Dengan berbagai perubahan di Darul Falah yang diikhtiyarkan juga oleh TGH. Muammar Arafat, SH, MH dan TGH. Zabrul Fauzan Tabranni, LC akhirnya membuahkan hasil, sehingga santri Daru Falah datang dari berbagai daerah, seperti Lombok, Sumbawa, Dompu, Bima (Provinsi NTB), Batam, Sulawesi, Jakarta, dan Manggarai-Provinsi Nusa Tenggara Timur.

3. Penerus Beliau

3.1 Anak Beliau

  1. TGH, Muhammad Mustiadi Abhar 
  2. TGH. Iqbal Muhyiddin

3.2 Murid-murid Beliau
Karena dedikasinya yang amat tinggi terhadap pendidikan agama, TGH Abhar berhasil mencetak banyak ulama selain putranya sendiri, TGH, Muhammad Mustiadi Abhar dan TGH. Iqbal Muhyiddin.  Di bawah bimbingan TGH. Abhar Muhyiddin, banyak ulama-ulama yang berhasil membangun pondok pesantren cabang Darul Falah di berbagai daerah, antara lain: TGH. Badrul Ihsan (Pagutan), TGH. Abdul Muin (pengasuh Pondok Pesantren Nurul Iman Pagutan-Mataram), TGH.M. Zohdi Sanusi (pengasuh Pondok Pesantren Hidayul Muttaqin Pagutan-Mataram), TGH. Misbahul Munir (Pagutan-Mataram), TGH. Mahmud Aminullah (pendiri Pondok Pesantren Darul Hikmah Karang Genteng-Mataram), TGH, Abdul Manan (pendiri pesantren Miftahul Falah Tambelok- Mataram), TGH. Sirajul Munir (Bajur-Lombok Barat), TGH. Fawaid Hariri (Selagalas, Mataram), TGH. Ahmad Madani (pengasuh pondok pesantren Al-Madaniyah Jempong-Mataram dan Ketua Syuriah PCNU Kota Mataram) serta TGH. Muammaar Arafat, SH. MH (Ketua PCNU Kota Mataram).

Selain itu, banyak juga yang berasal dari wilayah lain seperti TGH. Ulul Azmi (pengasuh Pondok Pesantren Abhariyah Jerneng-Lombok Barat), TGH. Ahmad Khairil Abror (pendiri Pondok Pesantren Darunnajah al-Falah Telaga Waru-Lombok Barat), TGH. M. Anwar MZ (pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah Duman, Lingsar-Lombok Barat), TGH, Mahyudin (Dasan Ketujur, Gerung-Lombok Barat), TGH. Muzhar Bukhari (pengasuh Pondok Pesantren Darunnadwah Dasan Ketujur, Gerung-Lombok Barat dan Ketua Syuriah PC NU Lombok Barat), TGH, Munir (Kekeri Gunung Sari-Lombok Barat), TGH. Abdul Halim (Aik Mel- Lombok Timur), TGH. Hasan Basri (Peringgerate-Lombok Tengah), TGH. Zaini Azhari (Terong Tawah, Labu Api-Lombok Barat), TGH. Muhajirin (Dasan Ketujur, Gerung-Lombok Barat), TGH. Zaenal Arifin, S. Ag (pengasuh Pondok Pesantren Syamsul Falah Jerneng-Lombok Barat), TGH. Fathurrahman (Pendiri majlis ta’lim Darul Falah Perampuan Timur, Labu Api- Lombok Barat), TGH. Marwan Hakim (pendiri dan pengasuh Pesantren Riyadul Falah, Aik Prape, Aikmel-Lombok Timur dan Ketua Tanfidziyah Nahdtatul Ulama Lombok Timur), TGH. Abdul Halim Amin (pendiri Yayasan al-Baraokah Shofa Marwah Aik Mel Timur, Aik Mel-Lombok Timur), TGH. M. Zabrul Fauzan Tabrani Cucu Datuk Abhar dan lain-lainya.

4. Perjalanan Hidup dan Dakwah

Sekembalinya dari Jombang, TGH. Abhar aktif dalam berdakwah dan mengisih pengajian-pengajian di Pagutan dan daerah lainnya di Pulau Lombok. Dengan bekal ijazah dari KH. Musta’in Romli, ia semakin terdorong untuk mengembangkan tarekat tersebut di Lombok.

Karena keaktifannya dalam berdakwah, jamaah TQN di bawah naungan TGH. Abhar Muhyiddin berhasil mencapai ribuan orang yang tersebar di berbagai kabupaten, seperti Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Utara dan Kota Mataram.

TGH Abhar adalah ulama yang konsisten dalam mendakwahkan syariat Islam. Selain berdakwah melalui  lembaga pendidikan yang didirikannya, ia juga aktif sebagai penceramah dan berkhidmat di Nahdlatul Ulama. Setiap harinya, beliau selalu sempatkan membaca kitab-kitab yang ia miliki di perpustakan khususnya sebagai bahan materi untuk mengajar santri dan berceramah kepada jamaahnya.

4.1 Karier Beliau
Pengasuh pesantren Darul Falah

4.2 Karya-karya Beliau
TGH. Abhar Muhyiddin merupakan ulama yang produktif sehingga meninggalkan banyak karya berupa kitab-kitab di berbagai bidang ilmu, antara lain satu karyanya yang sudah diterbitkan, sedangkan yang lainnya masih dalam bentuk manuskrip, yaitu:

  1. Najmul Huda, yaitu kitab yang membahas ajaran tauhid dari kalangan Asy’ariyah. TGH Abhar menulisnya dengan bahasa Sasak dan pernah dicetak oleh penerbit “Taufiq” Surabaya. Kitab ini berbentuk nazam yang berjumlah 169 bait
  2. Al-Misbah al-Munawarah, yaitu kitab yang membahas masalah tasawuf dan ajaran-ajaran tarekat khususnya tarekat Qadariyah wa Naqsabandiyah. Naskah ini masih bertulis tangan, terdiri dari 32 bagian ditambah beberapa lampiran, isinya antara lain pegantar tentang tarekat, zikir, lathifah ruh, lathifah sir, lathifah khafi, lathifah akhfa, lathifah nafs, lathifah qalb, ma’rifat, kasyf, nafy-istbat, hakekat dan lainnya, khususnya yang berkaitan dengan doktrin dan ritual dalam tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah. Kitab yang belum tercetak ini tebalnya mencapai 60 halaman
  3. Al-Ru’ya al-Haqqiyah, kitab yang menjelaskan jenis-jenis mimpi yang dapat dikatagorikan benar atau dapat dipertanggung jawabkan
  4. Tsamrah al-Fikriyah fi Mubahast al-Nahwiyah, merupakan ringkasan materi dalam bidang nahwu
  5. Tsamrah al-Fikriyah fi Mubahast al-Sharfiyyah, merupakan ringkasan materi dalam bidang saraf
  6. Tsamrah al-Fikriyah al-Mubahast al-Fiqhiyah, menjelaskan pokok-pokok ilmu dalam bidang hukum islam
  7. Tsamrah al-Fikriyah al-Usuliyah, menjelaskan pokok-pokok ilmu dalam bidang ushul fiqih.
  8. Tsamrah al-Fikriyah fi Mubahast al-Arudiyah, menjelaskan pokok-pokok ilmu dalam bidang arud
  9. Tsamrah al-Fikriyah fi Mubahast al-Mantiqiyah, menjelaskan pokok-pokok ilmu dalam bidang logika
  10. Tsamrah al-Fikriyah fi Mubahast al-Tafsiriyyah, menjelaskan pokok-pokok ilmu dalam bidang tafsir.

5. Referensi

https://jatman.or.id

https://www.laduni.id/post/read/518023/biografi-tgh-abhar-muhyiddin-pendiri-pesantren-darul-falah-lombok-barat.html