Biografi Tgk. H. Hasanoel Bashry (Abu Mudi)

Daftar Isi

1          Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1       Lahir
1.2       Riwayat Keluarga

2          Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1       Masa Menuntut Ilmu
2.2       Guru-guru Beliau
2.3       Mengasuh Pesantren

3          Penerus Beliau
3.1       Anak-anak Beliau
3.2       Murid-murid Beliau

4         Organisasi, Karier, dan Karya
4.1       Riwayat Organisasi
4.2       Karier Beliau

5          Referensi

   1.1       Lahir

       Tgk. H. Hasanoel Bashry yang lebih dikenal sebagai Abu Mudi dilahirkan di desa Uteun Geulinggang, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, pada tanggal 21 Juni 1949 yang bertepatan dengan tanggal 26 Syaban 1368 H. Beliau adalah putra tertua dari dua bersaudara dari pasangan Tgk. H. Gadeng bin Bulang dan Ummi Manawiyah binti Sandang. Dengan kehidupan yang berlatar belakang agama yang tinggi serta disiplin yang ayah beliau tanamkan sejak kecil membuat pribadi Abu Mudi menjadi sosok yang sangat mencintai agama serta tekun dalam mempelajarinya.

   1.2       Riwayat Keluarga

      Setelah lebih dari 10 tahun mengenyam pendidikan di Dayah MUDI, pada usia ke-28 tahun Abu Mudi menikahi putri sulung Abon Aziz yang bernama Ummi Shalihah dan dikarunia tujuh orang anak, yaitu:
     1. Zahrul Fuadi Mubarrak (1979)
     2. Su’aidah (1980) (meninggal saat bayi)
     3. Zahrah Mahfudhah (1984)
     4. Nurul A’la Rabi’ah ‘Adawiyah (1985)
     5. Muhammad Thaifur (1988)
     6. Muhammad Abrar Azizi (1989)
     7. Abdul Muhaimin (1991)

    2.1       Masa Menuntut Ilmu

        Ketika berusia 5 tahun seperti umumnya anak-anak pada masa itu, Abu mengikuti pendidikan dasar di Sekolah Rakyat Swasta di Krueng Geukuh selama 7 tahun, sebelum kemudian sempat menempuh pendidikan PGAP (Pendidikan Guru Agama Pertama) selama 2 tahun dari standar prgogram pendidikan empat tahun.

        Pada tahun 1964 setelah sempat mengenyam pendidikan di PGAP (setingkat SMP sekarang) selama dua tahun, Abu memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan pendidikan umum karena melihat kualitas pendidikan yang sangat rendah pada saat itu dan atas inisiatif sendiri di usia 15 tahun Abu memutuskan untuk belajar ke Dayah Mesjid Raya yang sudah cukup dikenal masyarakat pada waktu itu.

    2.2       Guru-guru Beliau
       Guru-guru beliau sewaktu belajar menuntut ilmu adalah: 

        1. Tgk. H. Gadeng
        2. Tgk. H. Abdul Aziz bin M. Shaleh

    2.3       Mengasuh Pesantren

       Berdasarkan hasil rapat para alumni pada hari Seuneujoh meninggalnya Abon Abdul Aziz di tahun 1989, Abu Mudi dipercayakan untuk memegang tampuk kepemimpinan Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga hingga sekarang. Dalam kepemimpinan beliau Dayah MUDI mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan jumlah santri yang mencapai 6000 orang dan gedung asrama yang sudah bertingkat lima. Juga pada masa Abu Mudi didirikan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Aziziyah yang sekarang berobah menjadi Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah.

  3.1       Anak-anak Beliau
            1. Zahrul Fuadi Mubarrak (1979)
            2. Su’aidah (1980) (meninggal saat bayi)
            3. Zahrah Mahfudhah (1984)
            4. Nurul A’la Rabi’ah ‘Adawiyah (1985)
            5. Muhammad Thaifur (1988)
            6. Muhammad Abrar Azizi (1989)
            7. Abdul Muhaimin (1991)

  3.2       Murid-murid Beliau
            Murid-murid beliau adalah para santri dayah (pesantren) MUDI MESRA

  4.1       Riwayat Organisasi

        1. Penasehat Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA)
        2. Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) menggantikan Abu Panton.
        3. Ketua Syuriyah Nahdhatul Ulama (NU) Kab. Bireuen
        4. Wakil Ketua Syuriyah Nahdhatul Ulama (NU) wilayah Aceh
        5. Dewan Majelis Syuyukh Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Provinsi Aceh

  4.2       Karier Beliau

        Pimpinan Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga (1989-sekarang)
 

       https://www.mudimesra.com

https://www.laduni.id/post/read/74660/biografi-tgk-h-hasanoel-bashry-abu-mudi.html