Buletin Jumat Laduni.ID resmi untuk dicetak jarak jauh.
Laduni.ID, Jakarta – Dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim selalu dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang mau tidak mau suka tidak suka harus dipilih. Begitu juga dalam beribadah, seorang hamba biasanya akan mampu melaksanakan ibadah seberat apapun. Hal itu dilakukan sebagai bentuk pengabdian seorang hamba kepada penciptanya.
Dalam kehidupan ketika kita ingin mengawali suatu hal itu lebih mudah, membuat juga mudah, melakukan juga mudah. Namun yang lebih sulit adalah ketika menjaga dan mengistiqomahkannya. Allah lebih mencintai hamba-Nya yang beramal sedikit namun terus menerus, ketimbang seorang hamba yang mengerjakan banyak hal namun hanya sesekali. Rasulullah SAW bersabda: ““Pekerjaan-pekerjaan (yang baik) yang lebih disukai Allah adalah pekerjaan yang terus-menerus (dawwam) dikerjakan walaupun pekerjaan itu sedikit”. (HR. Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah).”
Istiqomah merupakan salah satu bentuk akhlak mulia, Kata istiqomah merupakan istilah dari bahasa Arab yang sering didengar dan diucapkan oleh masyarakat muslim. Sifat istiqomah ini sepatutnya dimiliki oleh setiap muslim agar tidak mudah digoyahkan tantangan ataupun hambatan dalam menunaikan ibadah serta menjalankan perintah Islam.
Secara bahasa Istiqomah diambil dari kata qama yang pada awalnya berarti lurus atau tidak melenceng. Dari segi bahasa, istiqomah berarti pelaksanaan sesuatu secara baik dan benar serta bersinambung. Kata ini kemudian dipahami dalam arti konsisten dan setia melaksanakan sesuatu sebaik dan semaksimal mungkin. Secara terminologi, istiqomah dapat diartikan dengan beberapa pengertian, yang diambil dari pendapat para sahabat Nabi yakni:
Pertama, Abu Bakar as-Shiddiq ketika ditanya tentang istiqomah, Beliau menjawab istiqomah adalah kemurnian tauhid. (tidak boleh menyekutukan Allah dengan apa atau siapa pun). Kedua, Umar bin al-Khattab berkata, istiqomah adalah komitmen terhadap perintah dan larangan dan tidak boleh menipu. Ketiga, Utsman bin Affan berkata, istiqomah adalah mengikhlaskan amal kepada Allah. Dan Keempat, Ali bin Abi Thalib berkata, istiqomah adalah melaksanakan kewajiban- kewajiban. Dalam Al Qur’an dijelaskan:
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap (dalam pendiriannya), akan turun malaikat-malaikat kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (Qs. Fussilat: 30)
_____________________________________
Buletin Jum’at laduni.ID edisi 15 file PDF bisa dibaca dan DOWNLOAD DI SINI
Simak biografi ulama KH. Muhammad Ilyas Ruhiat
Simak juga inovasi Laduni.ID dalam menampilkan grafis chart silsilah beliau Di SINI
https://www.laduni.id/post/read/80981/buletin-jumat-laduniid-edisi-15.html