Oleh Prof Dr Imam Suprayogo, Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (1997-2013)
Tidak sedikit mahasiswa datang menemui saya, menanyakan bagaimana bisa menulis dengan baik. Mereka mengaku sudah cukup lama belajar menulis tetapi belum memperoleh hasil. Kemampuan mereka menulis masih dirasakan kurang. Tatkala mencoba untuk menulis artikel pendek saja ternyata masih harus memerlukan waktu lama, dan hasilnya, menurut pengakuan mereka sendiri, juga masih kurang memuaskan.
Semangat mereka menjadi penulis begitu tinggi, sehingga apa saja dilakukan. Mereka sudah bertanya kepada banyak orang tentang cara menulis. Kursus menulis juga sudah seringkali diikuti, berbagai buku tentang cara menulis juga sudah dibaca. Demikian pula, sejak lama, mereka banyak membaca. Koran, majalah, dan buku-buku yang tersedia dibaca pada setiap ada kesempatan.
Mereka mengira bahwa dengan banyak membaca, mengikuti kursus menulis, dan akrab dengan buku, secara otomatis kemampuan menulis mereka bertambah, dan akhirnya akan menjadi pintar atau mahir membuat tulisan. Ternyata keinginan mereka itu, sekalipun sudah sekian lama, belum berhasil diwujudkan. Mereka tetap belum juga bisa menulis. Untungnya, semangat dan cita-cita mereka menjadi penulis belum hilang.
Mendengarkan keluhan itu, secara sederhana, saya menjelaskan bahwa kemampuan apa saja, tidak terkecuali menulis, akan semakin bertambah manakala selalu dilatih, dicoba, dan dikerjakan. Berlatih menulis seharusnya dilakukan dengan cara menulis. Membaca berbeda dengan menulis. Seorang yang banyak membaca tidak secara otomatis akan menjadi pintar menulis. Manakala sehari-hari seseorang selalu membaca, tetapi tidak pernah menulis, maka juga tidak akan menjadi seorang yang pintar menulis. Mereka akan menjadi pintar membaca saja.
Berlatih menulis seharusnya dilakukan dengan cara menulis. Membaca berbeda dengan menulis. Seorang yang banyak membaca tidak secara otomatis akan menjadi pintar menulis.
Prof Imam Suprayogo
Demikian pula tentang kursus menulis. Sekalipun sudah sedemikian sering mengikuti kursus tentang cara menulis, tetapi apabila tidak pernah mencoba untuk membiasakan diri menulis, maka juga tidak akan pernah bisa menulis dengan baik. Dengan sering kursus, maka mereka hanya akan pintar mengikuti kursus. Banyak membaca buku, mendapatkan keterangan tentang cara menulis, bersemangat atau berangan-angan menjadi penulis yang baik, adalah penting. Akan tetapi, sekali lagi, semua itu tidak secara otomatis menjadikan seseorang pandai membuat tulisan yang baik.
Keterampilan menulis akan tumbuh pada diri seseorang melalui kegiatan menulis itu sendiri. Berlatih menulis tidak akan cukup ditempuh dengan hanya melalui kegiatan mendengarkan ceramah tentang menulis yang baik. Berlatih menulis yang tepat adalah dengan cara melakukan kegiatan itu secara langsung. Seseorang yang pada setiap hari menulis, maka lama kelamaan akan menjadi mahir menulis. Pada tahap awal kegiatan menulis itu dilakukan, maka hasilnya tidak akan terlalu bagus. Mungkin saja kualitas tulisan yang dihasilkan masih banyak kekurangannya, misalnya banyak kalimat atau tata bahasa yang keliru, alur pikiran tidak sistematis, tidak koheren, dan seterusnya.
Kegiatan menulis yang hasilnya banyak kekurangan dan atau kelemahan itu, manakala dilakukan terus menerus secara istikamah, maka akan menjadi kebiasaan, dan akhirnya yang bersangkutan akan menjadi mahir atau penulis yang baik. Keterampilan menulis hanya akan bisa ditumbuhkan dengan cara membiasakan diri menulis. Memang, pada fase awal untuk menjalankannya terasa berat, apalagi menjadikan kegiatan itu berjalan secara istiqamah. Sebenarnya, apa saja yang terkait dengan keterampilan, tidak terkecuali keterampilan menulis, kuncinya adalah tergantung pada kebiasaan itu.
Keterampilan menulis hanya akan bisa ditumbuhkan dengan cara membiasakan diri menulis.
Orang yang terbiasa menulis, maka akan terasa enak dan mudah tatkala menulis. Begitu pula sebaliknya, orang yang tidak terbiasa menulis, ketika memperoleh tugas membuat tulisan, maka akan merasa berat, dan akan menjadi enak kembali ketika mereka tidak ada tugas atau beban untuk menulis. Bahkan, orang yang semula rajin menulis atau terbiasa menulis, kemudian oleh karena sesuatu dan lain hal, kebiasaannya itu berhenti, maka tatkala harus mengulangi lagi kebiasaannya itu juga akan terasa berat. Oleh karena itu, siapa saja yang berkeinginan menjadi seorang yang mahir menulis, maka cara yang paling tepat adalah membiasakan diri untuk selalu menulis. Insya Allah, dengan cara itu lama kelamaan akan menjadi penulis sebagaimana yang dicita-citakan itu. Wallahu a’lam.