LADUNI.ID, Jakarta – Para malaikat pun bersholawat kepada Nabi, Sebagai ummat islam dan Ummat Nabi Muhammad SAW, hendaklah kita sempatkan diri untuk bersholawat Kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. sebagaimana mestinya.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
“Allahumma sholli ala Sayyidina Muhammad wa ala Ali Sayyidina Muhammad.”
Artinya: Ya Allah semoga rahmat senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad dan juga kepada Keluarga Nabi Muhammad.
Malaikat Jibril : ”Wahai Rasulullah.. Barang siapa yang membaca shalawat kepadamu tiap tiap hari sebanyak sepuluh kali maka akan aku bimbing tangannya dan akan aku bawa dia melintasi titian (Shirathal Mustaqim) seperti kilat menyambar”.
Malaikat Mikail : ”Ya Rasulullah..mereka yang bersholawat kepadamu akan aku beri mereka itu minuman dari telagamu(telaga Kautsar)”.
Malaikat Isrofil : ”Mereka yang bershalawat kepadamu..aku akan sujud kepada ALLAH dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga ALLAH mengampuni Seluruh dosa2 orang itu (orang yang bershalawat)”.
Malaikat Izrail : ”Ya Rasulallah..Bagi mereka yang bershalawat kepadamu..akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh pada Nabi Nabi”.
Syahdan, diceritakan tentang seorang perempuan datang kepada Hasan Al Basri kemudian berkata, “Sesungguhnya aku memiliki seorang anak gadis yang telah meninggal,aku begitu ingin melihatnya dalam mimpi. Maka aku datang kepadamu agar engkau mengajarkan kepadaku bagaimana aku bisa melihatnya.” Maka Imam Hasan Al Basri pun mengajarkannya Suatu amalan sehingga ia dapat melihat anaknya dalam mimpinya.
Betapa terkejut perempuan tersebut ketika ia melihat anaknya dalam keadaan diadzab/disiksa, lehernya dibelenggu, kakinya diikat. Dengan hati penuh kesedihan ia pun memberitahukan apa yang ia lihat kepada Imam Hasan Al Basri, dan beliaupun turut sedih mendengarnya.
Selang beberapa lama, Imam Hasan Al Basri melihat dalam mimpi beliau, gadis tersebut telah berada di dalam surga duduk diatas tahta dan memakai mahkota. Si gadis pun berkata,”Wahai Imam Hasan Al Basri, tidakkah engkau mengenaliku? Aku adalah anak dari perempuan yang datang kepadamu”.
Imam Hasan Al Bisri pun terkejut dan bertanya, ”Apa yang membuatmu menjadi seperti yang aku lihat sekarang ?”Gadis itupun menjawab,”Ada seseorang laki-laki melewati pekuburan yang mana aku jg dikuburkan disitu, kemudian ia bersholawat kepada Nabi sekali.
Ketika itu, di pekuburan itu ada 550 orang yang sedang diadzab termasuk aku diantara nya. Lalu terdengarlah seruan, “Angkat siksa mereka dengan berkat shalawatnya laki-laki ini!!” Berkat shalawat itulah para ahli kubur itu pun mendapatkan ampunan ALLAH SWT.
Dan Pada suatu zaman terdapat seorang yang cukup saleh. Ia melazimkan bacaan shalawat Nabi setiap harinya. Ia sendiri kerap bertemu Rasulullah SAW dalam mimpinya. Ia diperlakukan dengan hangat oleh Rasulullah SAW pada setiap perjumpaan.
Tetapi suasana perjumpaannya pada malam kali ini berbeda. Ketika tertidur, ia bermimpi melihat Rasulullah SAW. Tidak seperti biasanya, Rasulullah bersikap dingin. Rasulullah SAW tidak menoleh kepadanya dan tidak menyapanya.
“Wahai Rasulullah, apakah yang mulia sedang murka terhadapku?” ia bertanya dengan masygul.
“Tidak,” jawab Rasulullah SAW.
“Lalu mengapa yang mulia tidak sudi memandangku?”
“Karena aku tidak mengenalimu,” kata Rasulullah SAW.
“Bagaimana bisa yang mulia tidak mengenaliku? Padahal, aku adalah salah seorang dari umat Anda yang mulia. Sementara, ulama yang menjadi ahli waris yang mulia meriwayatkan bahwa yang mulia lebih mengenal umat yang mulia sendiri dibanding pengenalan ibu terhadap anaknya.”
“Mereka itu benar. Hanya saja kau tidak mengingatku melalui shalawat. Sementara daya pengenalanku terhadap umatku bergantung pada kekuatan mereka membaca shalawat,” kata Rasulullah SAW.
Ia pun terbangun. Hatinya begitu sedih. Tetapi ia menyadari bahwa sudah sekian bulan ia tidak membaca shalawat. Ia kemudian bertekad dalam hatinya untuk membaca shalawat Nabi sebanyak 100 kali setiap hari. Ia pun kemudian membuktikan tekadnya dengan baik.
Pada suatu malam kemudian ia berjumpa dengan Rasulullah SAW dalam mimpinya. Ia disapa dengan hangat oleh Rasulullah.
“Sekarang aku mengenalimu dan aku memberikan syafaatku untukmu,” kata Rasulullah SAW dengan perhatian.
Tanggapan Rasulullah SAW begitu hangat karena orang saleh tersebut dengan amalan shalawatnya menunjukkan diri sebagai pecinta Rasulullah SAW.
Terkait fungsi menghilangkan panasnya diri ini dinyatakan dalam Is’adur Rofiq, Syarah kitab Sulam at-Taufiq,
ولا شيء أنفع منها لتنوير القلوب، واختصت من بين الأفكار بأنها تذهب حرارة الطباع
Di antara kesunnahan berdoa itu adalah membaca hamdalah atau memuji Allah kemudian bershalawat, lalu berdoa dan doanya diakhiri dengan hamdalah atau pujian dan shalawat.
Imam Nawawi dalam Al Adzkar menyampaikan bahwa hal ini ada kesepakatan para ulama untuk memulai doa dengan dua hal tersebut, juga untuk menutup doa. Dan pada zamannya (akhir zaman), ketika sudah tidak ada Mursyid (pembimbing rohani) yang memenuhi syarat, maka bershalawat adalah yang utama. Karena bershalawat itu tidak membutuhkan guru pembimbing. Walau tentu, adanya guru pembimbing itu lebih baik. Sebagian ahli makrifat menyatakan bahwa shalawat itu dapat mengantarkan makrifat, meskipun tanpa syaikh (guru pembimbing), karena guru dan sanadnya langsung dari Rasulullah.
Dinyatakan bahwa shalawat itu tidak perlu guru (syaikh) sebagaimana tercantum misalnya dalam Ianatut Thalibin, juz 1, halaman 7, dan di Hasyiah as-Shawy, juz 3, halaman 287,
إنها توصل إلى الله من غير شيخ، بخلاف غيرها من الأذكار
Kisah ini disadur dari Bab Ketujuh fil Mahabbah, Kitab Mukasyafah Al- Qulub Al-Muqarribu ila Hadhrati ‘Allamil Ghuyub fi Ilmit Tashawwuf karya Imam Al-Ghazali . Wallahu a’lam.
________________
Catatan: Tulisan ini terbit pertama kali pada tanggal 17 Maret 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan
Editor : Lisandipo
Sumber : Kajian Islam Aswaja Lengkap
https://www.laduni.id/post/read/56456/dahsyatnya-shalawat-nabi.html