Laduni.ID, Jakarta – Kematian merupakan salah satu realitas yang pasti akan dialami oleh setiap manusia. Hal ini tidak hanya berlaku bagi manusia, tetapi juga bagi semua makhluk hidup. Allah SWT berfirman dalam QS. Al- ‘Ankabut 29:57
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. Al- ‘Ankabut 29:57).
Pertanyaan yang sering muncul ketika membicarakan kematian manusia adalah mengenai keberadaan ruh manusia setelah meninggalkan dunia ini.
Untuk memahami hal ini, kita perlu mengetahui bahwa Ruh Manusia mengalami empat alam, yaitu:
1. Alam Kandungan Alam kandungan merupakan tempat yang sempit, terbatas, dan gelap di dalam perut ibu. Ini adalah tempat di mana ruh manusia berada sebelum lahir ke dunia ini.
2. Alam Dunia Setelah lahir, ruh manusia berada di alam dunia. Di sinilah manusia tumbuh, berkembang, dan berbuat baik atau buruk. Alam dunia ini merupakan tempat di mana manusia mengumpulkan amal perbuatan untuk menuju ke alam selanjutnya.
3. Alam Kubur (Barzah) Alam kubur merupakan tempat di antara dunia dan akhirat. Alam ini lebih luas daripada alam dunia, seperti perbandingan antara luas dunia dengan perut ibu saat masih dalam kandungan. Di alam kubur, ruh manusia akan mengalami berbagai pengalaman berdasarkan amal perbuatannya semasa hidup di dunia.
4. Alam yang Kekal (Surga atau Neraka) Alam yang kekal adalah tempat akhir ruh manusia setelah melewati alam kubur. Di sinilah manusia akan tinggal selamanya, entah itu di surga yang penuh kenikmatan atau neraka yang penuh siksaan. Alam ini merupakan akhir dari perjalanan ruh manusia setelah kematian.
Dalam Kitab Fiqih Sunnah karya Syekh Sayyid Sabiq, Ibnul Qayyim menyampaikan pandangan para ulama tentang kediaman ruh setelah wafat. Menurut Ibnul Qayyim, ulama berpendapat bahwa ruh berada di alam barzah yang memiliki tingkatan kondisi.
Ada yang berada di tempat tertinggi, yaitu ruh para nabi. Tempat kediaman ruh juga bervariasi kelasnya, seperti yang disaksikan oleh Nabi Muhammad SAW. pada malam Isra Mi’raj.
Menurut Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnahnya, hakikat ruh berbeda dengan jasad. Meskipun ruh berada di surga yang penuh kenikmatan, ruh masih dapat berhubungan dengan kubur tempat ia dimakamkan atau tempat ia meninggal. Hal ini disebabkan ruh mampu bergerak dengan cepat.
Ruh juga dapat merasakan sakit yang bisa melebihi rasa sakit di dunia, jika disiksa atau menderita. Selain itu, ruh juga bisa merasakan kesehatan, kebahagiaan, kesedihan, merintih, serta merasakan kebebasan atau terbelenggu. Ketika ruh masih berada dalam jasad, ia seperti bayi dalam kandungan. Namun ketika ruh meninggalkan jasadnya, ia seperti bayi yang telah lahir dari kandungan ibunya.
Tempat Tinggal Ruh
Tempat ruhnya manusia itu berbeda-beda. Ada yang tempatnya mulia di tempat yang tertinggi (langit ketujuh) yang indah layaknya surga. Namun, ada juga yang masih di bumi dan tidak bisa naik ke langit. Tempat-tempat tinggal ruh yang berbeda-beda ini berdasarkan penglihatan langsung Nabi Muhammad SAW. ketika diajak Malaikat Jibril melakukan perjalanan Isra Mi’raj ke Sidratul Muntaha di langit ketujuh.
Berikut penjelasan tempat tinggal ruh dalam kitab Fiqih Sunnah karya Syekh Sayyid Sabiq:
1. Ruh para syuhada tempatnya di dalam tempat makanan burung hijau yang beterbangan di surga ke sana kemari.
2. Ruh para syuhada yang masih memiliki utang ruhnya masih tertahan belum bisa masuk surga karena utangnya yang belum dibayar.
3. Ada ruh yang tertahan di pintu surga seperti yang disampaikan dalam hadits Nabi SAW., “Aku melihat saudara kalian tertahan di pintu surga.”
4. Ada ruh yang masih tertahan di kuburannya, sebagaimana hadits seorang pencuri mantel yang mati sebagai syahid. Ketika kaum muslimin berkata, “Ia akan masuk surga.” Rasulullah lalu bersabda, “Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya mantel yang ia curi akan menjadi api di dalam kuburannya.”
5. Ada ruh yang tempatnya di pintu surga, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Ibnu Abbas, “Para syuhada berada di sungai yang berada di pintu surga di dalam sebuah kubah hijau. Rezeki mereka datang pagi dan sore.” (HR. Imam Ahmad).
6. Ada ruh yang khusus diberikan dua sayap oleh Allah SWT. seperti pada Ja’far bin Abu Thalib yang bisa terbang ke mana saja di surga.
7. Ada ruh yang tertahan di bumi dan tidak bisa terbang ke langit. Ruh yang seperti ini adalah ruh yang sebelumnya adalah ruh yang hina karena hanya mementingkan urusan duniawi dan hanya layak berada di bumi dan tidak pantas naik ke langit. Ruh ini juga yang selama hidup di dunia tidak berusaha mengenal Allah SWT, mencintai dan mendekat kepada-Nya.
8. Ada ruh yang setelah terlepas dari jasadnya dikumpulkan dengan orang-orang yang mulia kawan-kawan seperjuangannya dan akan tinggal bersama mereka karena selama di dunia selalu berusaha mencintai dan medekat kepada Allah SWT.
9. Ada ruh yang berada di dalam tungku para pelacur dan ada ruh yang berada di dalam sugai darah. Di sana mereka berenang di sana dan menelan batu.
Dengan demikian, pengetahuan mengenai tempat tinggal ruh manusia setelah meninggal dunia haruslah menjadi motivasi bagi kita untuk selalu berbuat kebaikan dan menjauhi perbuatan yang buruk. Semoga dengan memahami dan merenungkan hal ini, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya kelak. Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk dan kekuatan kepada kita dalam menjalani kehidupan ini dengan penuh keimanan dan ketakwaan. Aamiin. []
Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 14 Juli 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.
___________
Editor: Lisantono
https://www.laduni.id/post/read/43258/di-manakah-tinggal-ruh-setelah-meninggal-dunia.html