Surabaya, NU Online Jatim
Lembaga Pendidikan Tinggi (LPT) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) resmi melantik kepengurusan Asosiasi Relawan dan Pengelola Jurnal Nahdlatul Ulama (Arjunu) periode 2024-2029. Sebanyak 44 pengurus dari kalangan peneliti dari Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama di Indonesia itu siap meningkatkan kualitas jurnal ilmiah.
Ketua LPT PBNU Prof Ainun Na’im mengatakan, pelantikan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang LPT PBNU untuk meningkatkan kualitas dan reputasi jurnal-jurnal ilmiah yang dikelola oleh Nahdlatul Ulama. Oleh karena itu, peran Arjunu cukup penting dalam memperkuat kontribusi Nahdlatul Ulama di dunia akademik.
“Kita berada di era di mana informasi dan pengetahuan berkembang sangat cepat. Untuk itu, kualitas jurnal yang kita terbitkan harus mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Arjunu diharapkan menjadi penggerak utama dalam upaya meningkatkan standar penerbitan jurnal kita,” ujarnya saat Pelantikan dan Rapat Kerja Arjunu di Hall Lantai 5 Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, Kamis (20/06/2024), sebagaimana keterangan tertulis diterima NU Online Jatim.
Prof Ainun menekankan bahwa peningkatan kualitas jurnal bukan hanya tentang meningkatkan konten ilmiah, tetapi juga tentang meningkatkan tata kelola dan distribusi jurnal. Menurutnya, keberhasilan ini akan tercapai melalui berbagai inisiatif, termasuk pelatihan, pendampingan, dan kerja sama dengan lembaga-lembaga lain, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
“Kami berencana untuk mengimplementasikan sistem open access dan memperluas kerja sama dengan database internasional. Hal ini akan membuat jurnal-jurnal kita lebih mudah diakses oleh komunitas ilmiah global, sehingga dapat meningkatkan visibilitas dan sitasi,” ungkapnya.
Dengan terbentuknya kepengurusan Arjunu yang baru, LPT PBNU berharap dapat mendorong peningkatan kualitas jurnal secara signifikan dan memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
“Inisiatif ini diharapkan tidak hanya akan mengangkat nama Nahdlatul Ulama di kancah akademik nasional dan internasional, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kemajuan pendidikan dan penelitian di Tanah Air,” ucapnya.
Sementara Ketua terpilih Arjunu, Fifi Khoirul Fitriyah, menyampaikan optimismenya terhadap masa depan Arjunu dan jurnal-jurnal yang dikelolanya. Dirinya percaya bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan kerja sama yang baik, bisa mencapai standar internasional dalam penerbitan jurnal ilmiah. Ini adalah langkah awal menuju perubahan besar yang akan membawa manfaat bagi seluruh masyarakat ilmiah di Indonesia.
“Upaya ini juga mendapat dukungan penuh dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, peneliti, dan mahasiswa. Kami berharap Arjunu dapat menjadi bagian peningkatan kualitas jurnal ilmiah di Indonesia dan membuka lebih banyak peluang untuk publikasi penelitian berkualitas tinggi,” katanya.
Perempuan yang juga Dosen S1 PG-PAUD ini menambahkan, pelantikan ini menandai awal dari perjalanan baru dalam upaya peningkatan kualitas jurnal ilmiah di Indonesia. Langkah ini diharapkan akan membawa perubahan positif dan memberikan kontribusi yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperkuat posisi Indonesia di kancah akademik global.
“Kami berkomitmen untuk membawa Arjunu menjadi asosiasi yang mampu mendukung peningkatan kualitas jurnal-jurnal NU. Kami akan fokus pada peningkatan kapasitas pengelola jurnal melalui berbagai program pelatihan dan pendampingan,” katanya.
Selain pelantikan dan rapat kerja pengurus Arjunu, acara ini juga diisi dengan diskusi panel yang menghadirkan beberapa pakar di bidang penerbitan ilmiah. Diskusi ini membahas berbagai tantangan yang dihadapi dalam penerbitan jurnal ilmiah di Indonesia, seperti masalah pendanaan, kualitas konten, dan infrastruktur teknologi.
Sekretaris LPT PBNU M Faishal Aminuddin, yang juga menjadi narasumber diskusi terkait dunia Jurnal Ilmiah, mengemukakan bahwa kolaborasi antara berbagai institusi dan pemangku kepentingan adalah kunci untuk mengatasi tantangan di dunia Jurnal Ilmiah.
“Kita perlu membangun jejaring kerjasama yang kuat, baik di dalam negeri maupun dengan mitra internasional. Dengan begitu, kita dapat saling berbagi sumber daya dan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas jurnal yang kita terbitkan,” ujarnya.
Dirinya, menambahkan bahwa inovasi teknologi harus menjadi prioritas utama. Penggunaan teknologi dalam pengelolaan jurnal bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas. “Misalnya, dengan penerapan sistem manajemen jurnal berbasis cloud, proses review bisa dilakukan lebih cepat dan transparan,” tandasnya.