Cirebon – Dalam upaya bersama untuk mendorong dan menggiatkan literasi di kalangan mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sahabat Literasi Institut Agama Islam (IAI) Cirebon baru-baru ini menyelenggarakan acara yang mencerahkan, yaitu Pendidikan dan Pelatihan Literasi (Diksi), Ahad, 3/12/2023).
Acara yang digelar di gedung Pascasarjana IAI Cirebon tersebut terbilang sukses, dilihat dari peserta yang begitu antusias dan pro aktif saat kegiatan tersebut berlangsung.
Ati Latifah, ketua UKM Sahabat Literasi IAI Cirebon, dalam sambutannya menekankan pentingnya literasi.
“Literasi bukan hanya penting, tetapi juga terkait erat dengan dunia akademis, ditandai dengan keharusan membaca buku dan menulis karya ilmiah,” tegasnya.
Sementara itu, Masyhari, Lc., M.H.I, pembina UKM SLI, dalam paparan materinya memberikan wejangan, mengutip pepatah Arab, “Tulisan akan selalu dikenang sepanjang masa, bahkan jika penulisnya telah meninggalkan dunia ini.”
Diksi kali ini menampilkan tiga sesi materi yang informatif. Pertama, ketua UKM SLI menyajikan sejarah Sahabat Literasi IAI Cirebon. Kedua, pentingnya membaca dan menulis diuraikan oleh Masyhari, Lc., M.H.I, pembina UKM SLI. Terakhir, Yusuf Paisal berbagi pengalaman serta wawasan tentang bagaimana menjadi konten kreator di media online.
Program Diksi yang diinisiasi oleh UKM SLI ini melampaui ranah kegiatan rutin. Diksi SLI mewakili upaya sadar untuk menjembatani kesenjangan antara pembelajaran teoritis dan aplikasi praktis, membentuk komunitas di mana literasi bukan hanya sekedar keterampilan akademis saja.
Pada intinya, acara Diksi menekankan relevansi abadi sastra dan dampak abadi kata-kata tertulis. Penekanan pada sejarah literasi di IAI Cirebon menjadi pengingat komitmen untuk membimbing individu yang berkepribadian utuh.
Kata-kata motivatif Ati Latifah dan Masyhari, Lc., M.H.I bergema sebagai panggilan untuk bertindak, mendorong mahasiswa untuk merangkul kekuatan transformatif literasi. Penyertaan sesi kreatif oleh Yusuf Paisal sejalan dengan pentingnya memiliki skill menulis di media online, sebagai ajang mengasah potensi diri dan menjadi seorang writerpreuner.
Sebagai kesimpulan, acara Diksi yang diselenggarakan oleh UKM SLI muncul bukan hanya sebagai inisiatif pendidikan tetapi juga sebagai bukti dedikasi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang tercerahkan dan siap menghadapi tantangan dunia modern, juga meninggalkan jejak yang tak terhapuskan melaui tulisan.
Seiring berakhirnya acara Diksi, doa penutup dibacakan, dan peserta bergabung untuk foto bersama, sebagai simbol persatuan dalam mengejar pengetahuan.[]